SDM

6 Cara untuk Mengurangi ‘Human Error’ di Industri Farmasi

Majalah Farmasetika (V2N1 – Januari 2016). Human Error memiliki pengaruh yang penting yang bersifat kritis pada kualitas produk obat. Sekitar 80% masalah pada kualitas produk terjadi akibat human error. Human error ditelusuri melalui deviasi yang terjadi dalam prosesnya. Sebagian besar penyebab awal deviasi ini adalah human error akibat komunikasi yang tidak baik atau kegagalan dalam mengikuti pprosedur tertulis.

Berikut beberapa solusi untuk meminimaisir human error.

1. Identifikasi peluang untuk mereduksi kesalahan

Ruang atau kondisi yang memungkinkan terjadinya human error di fasilitas produksi dan pengawasan mutu (quality control) harus diidentifikasi. Identifikasi untuk peralatan, dokumentasi, dan sistem harus dilakukan secara terpisah sehingga perbaikan dapat dilakukan.

2. Rancang kembali prosedur

Buat perubahan-perubahan yang dibutuhkan dalam prosedur operasi standar dan formatnya sesingkat mungkin sehingga mudah untuk diisi. Tuliskan intruksi pengisian format dengan jelas pada tahapan yang memungkinkan terjadinya human error. Buang bagian yang tidak diperlukan dari prosedur dan format.

3. Tingkatkan pengawasan

Intruksi oleh supervisor pada petugas, operator, dan apoteker harus diberikan pada setiap tahap produksi. Sebelum memulai suatu pekerjaan tertentu, instruksi kerja harus diberikan oleh supervisor. Supervisor harus berada di tempat produksi, bukan di ruangan kerja.

4. Perbaiki komunikasi

Komunikasi memainkan peran penting dalam mengurangi human error. Kurangnya komunikasi antara shift-shift yang berbeda dapat menyebabkan banyak masalah. Terkadang, petugas pada shift malam tidak melakukan komunikasi mengenai penemuan-penemuan saat proses produksi pada petugas di shift pagi sehingga menyebabkan timbulnya masalah. Komunikasi antara bagian pemastian mutu (quality assurance) dan bagian produksi harus berlangsung dengan baik pada setiap tahapnya.

5. Pembagian kerja

Kinerja personil harus dimonitor oleh supervisor dan pekerjaan sebaiknya diberikan berdasarkan kapabilitasnya. Hal ini dapat memberikan hasil yang lebih baik dan peluang terjadinya human error pun akan berkurang. Setiap kali supervisor atau manajer memberikan pekerjaan, cari orang yang paling cocok untuk pekerjaan tersebut untuk menghasilkan pencapaian yang baik.

6. Pelatihan

Pelatihan saat bekerja mutlak diperlukan untuk semua pekerja untuk setiap tahapan kritis. Pelatihan harus mencakup semua human error yang mungkin terjadi dan masalah-masalah terkait yang mungkin terjadi pada saat proses produksi.

Hal-hal tersebut merupakan cara umum untuk mencegah terjadinya human error selama produksi obat. Pemeriksaan berulang dan pemberian paraf pada setiap prosesnya juga dapat mengurangi kejadian human error. Kita harus menemukan area perbaikan pada proses yang sedang kita tangani. Perbaikan merupakan suatu proses yang berkelanjutan dan tidak pernah berakhir.

Sumber :

6 Ways to Reduce Human Errors in Pharmaceuticals. http://www.pharmaguideline.com/2016/05/6-ways-to-reduce-human-errors-in-pharmaceuticals.html (Diakses 6 Januari2 2016).

Hafshah

Hafshah Nurul Afifah, S.Farm., Apt. meraih gelar sarjana dari Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran pada tahun 2012. Gelar apoteker diperoleh dari Program Studi Profesi Apoteker Universitas Padjadjaran pada tahun 2016. Tahun 2012 hingga 2013 bekerja full-time sebagai editor buku farmasi di CV. EGC Penerbit Buku Kedokteran. Saat ini masih aktif sebagai editor dan penerjemah lepas serta bekerja sebagai staff Quality Assurance di sebuah industri farmasi swasta di Bandung.

Share
Published by
Hafshah

Recent Posts

Kimia Farma Hadapi Tantangan Besar: Penutupan Pabrik dan PHK Karyawan

Majalah Farmasetika - PT Kimia Farma (Persero) Tbk, perusahaan farmasi terkemuka di Indonesia, saat ini…

3 hari ago

Pertimbangan Regulasi Terkait Model Peracikan 503B ke 503A untuk Apotek Komunitas

Majalah Farmasetika - Tinjauan mengenai persyaratan bagi apotek yang mempertimbangkan untuk memesan senyawa dari fasilitas…

3 hari ago

FDA Memperluas Persetujuan Delandistrogene Moxeparvovec-rokl untuk Distrofi Otot Duchenne

Majalah Farmasetika - Setelah sebelumnya disetujui pada Juni 2023 dalam proses Accelerated Approval, FDA telah…

3 hari ago

FDA Menyetujui Epcoritamab untuk Pengobatan Limfoma Folikular Kambuhan, Refraktori

Majalah Farmasetika - Persetujuan ini menandai antibodi bispesifik pengikat sel T pertama dan satu-satunya yang…

3 hari ago

FDA Mengeluarkan Surat Tanggapan Lengkap untuk Pengajuan BLA Patritumab Deruxtecan

Majalah Farmasetika - Pengajuan lisensi biologis (BLA) untuk patritumab deruxtecan menerima surat tanggapan lengkap karena…

1 minggu ago

FDA Menyetujui Ensifentrine untuk Pengobatan Pemeliharaan Penyakit Paru Obstruktif Kronis

Majalah Farmasetika - Setelah lebih dari 2 dekade, produk inhalasi pertama dengan mekanisme aksi baru…

1 minggu ago