Categories: Edukasi

4 Cara Untuk Berempati Kepada Pasien dalam Praktek Kefarmasian

farmasetika.com – Seperti semua profesional kesehatan lainnya, baik apoteker maupun tenaga teknis kefarmasian sering disibukkan dengan rutinitas pekerjaannya, tanpa menyadari akan kebutuhan untuk menjadi seorang manusia yang bisa berempati terhadap pasiennya.

Seorang Apoteker, Alan Polnariev, PharmD, MS dari Long Island University dan gelar master dalam bidang “Patient Safety and Risk Management” di University of Florida memberikan 4 tips untuk bisa berempati kepada pasien dalam praktek kefarmasiannya.

Setiap orang bisa menjadi “pasien” ketika mereka berada pada kondisi terburuk mereka; dari iritasi alergi hingga penderitaan penyakit yang lebih parah, pasien datang kepada apoteker ketika mereka sakit dan membutuhkan tidak hanya keahlian klinisnya, tetapi juga dukungan positifnya.

Berikut adalah cara cepat dan mudah untuk menunjukkan kepada pasien bahwa apoteker peduli untuk kesejahteraan mereka dengan tips bagaimana menjadi lebih berempati.

1. Mencoba mengingat identitas dan data pasien

Tidak ada seorang pun yang bisa mengingat setiap aspek kehidupan setiap pasien, tetapi berusaha mengetahui rincian kunci dari kehidupan pasien untuk berusaha lebih mengenal adalah hal paling memungkinkan. Misalnya, mengetahui bagaimana mengucapkan dan mengingat nama pasien yang dapat membantu membangun hubungan.

Terlebih, mengetahui data pribadi tentang pasien akan menunjukkan kepada mereka bahwa apoteker peduli dan ini saja dapat meningkatkan pengalaman pasien yang profesional dan bisa meningkatkan hasil terapi dengan meningkatkan kepercayaan dan kepatuhan.

2. Mendatangi pasien

Walau sibuk dengan rutinitas pekerjaan, hanya mengorbankan kurang dari satu menit dari waktu untuk mendatangi pasien dan berinteraksi dapat membantu dalam membangun hubungan dengan pasien. Berinteraksi untuk mengetahui sedikit tentang kehidupan pasiennya.

Rincian tambahan bahkan mungkin membantu dalam hasil klinis (misalnya, menemukan bahwa pasien menyukai minum banyak jus jeruk setiap hari, dll)

3. Kontak mata

Ini adalah teknik sederhana yang telah terbukti kuat menunjukkan bahwa apoteker mengakui pasiennya. Apoteker bisa mencari profil pasien atau grafik lebih detil dan mengevaluasi informasi klinis yang penting hanya membuat kontak mata dengan pasiennya. Apoteker dapat menunjukkan bahwa kepeduliannya.

4. Tunjukkan bahwa apoteker sebagai makhluk sosial

Tunjukkan bahwa apoteker sebagai makhluk sosial yang perlu berinteraksi sesama manusia. Orang-orang yang mencari bantuan medis biasanya tidak dalam kesehatan yang sempurna dan sering sakit atau berada dalam ketidaknyamanan.

Mengakui bahwa pasien ketika berhadapan dengan apoteker harus melalui waktu yang sulit dan mungkin marah-marah sebagai hasilnya. Oleh karena itu, tidak mengambil sikap mereka secara pribadi. Kemudian menyadari bahwa ahli farmasi telah terlatih, berpengalaman dan memiliki kemampuan seni seperti ilmu pengetahuan kefarmasian ketika berhadapan dengan pasiennya.

Mengetahui apa yang harus dikatakan dan saat-saat kritis tertentu adalah bentuk sebuah seni. Jika apoteker bisa menempatkan diri pada posisi pasiennya, maka apoteker akan segera melihat bahwa mereka membutuhkan apoteker dan tidak hanya tergantung pada kecakapan klinisnya, tetapi kemampuan apoteker untuk menjadi empati dan menanggapi kebutuhan pasien dalam berbagai bentuk.

Sumber :

Alan Polnariev. http://www.pharmacytimes.com/contributor/alan-polnariev-pharmd-ms-cgp/2017/01/a-guide-to-empathy-in-pharmacy-practice. (Diakses 10 Januari 2016).

farmasetika.com

Farmasetika.com (ISSN : 2528-0031) merupakan situs yang berisi informasi farmasi terkini berbasis ilmiah dan praktis dalam bentuk Majalah Farmasetika. Di situs ini merupakan edisi majalah populer. Sign Up untuk bergabung di komunitas farmasetika.com. Download aplikasi Android Majalah Farmasetika, Caping, atau Baca di smartphone, Ikuti twitter, instagram dan facebook kami. Terimakasih telah ikut bersama memajukan bidang farmasi di Indonesia.

Share
Published by
farmasetika.com

Recent Posts

Kimia Farma Hadapi Tantangan Besar: Penutupan Pabrik dan PHK Karyawan

Majalah Farmasetika - PT Kimia Farma (Persero) Tbk, perusahaan farmasi terkemuka di Indonesia, saat ini…

1 minggu ago

Pertimbangan Regulasi Terkait Model Peracikan 503B ke 503A untuk Apotek Komunitas

Majalah Farmasetika - Tinjauan mengenai persyaratan bagi apotek yang mempertimbangkan untuk memesan senyawa dari fasilitas…

1 minggu ago

FDA Memperluas Persetujuan Delandistrogene Moxeparvovec-rokl untuk Distrofi Otot Duchenne

Majalah Farmasetika - Setelah sebelumnya disetujui pada Juni 2023 dalam proses Accelerated Approval, FDA telah…

1 minggu ago

FDA Menyetujui Epcoritamab untuk Pengobatan Limfoma Folikular Kambuhan, Refraktori

Majalah Farmasetika - Persetujuan ini menandai antibodi bispesifik pengikat sel T pertama dan satu-satunya yang…

1 minggu ago

FDA Mengeluarkan Surat Tanggapan Lengkap untuk Pengajuan BLA Patritumab Deruxtecan

Majalah Farmasetika - Pengajuan lisensi biologis (BLA) untuk patritumab deruxtecan menerima surat tanggapan lengkap karena…

2 minggu ago

FDA Menyetujui Ensifentrine untuk Pengobatan Pemeliharaan Penyakit Paru Obstruktif Kronis

Majalah Farmasetika - Setelah lebih dari 2 dekade, produk inhalasi pertama dengan mekanisme aksi baru…

2 minggu ago