farmasetika.com – Obat lansoprazole (Prevacid) sebenarnya berpotensi untuk mengobati tuberkulosis seperti diungkap para peneliti dari Institute Global Health di École Polytechnique Fédérale de Lausanne yang telah dipublikasikan di Nature Communications.
Lansoprazole termasuk dalam kelompok obat yang disebut inhibitor pompa proton yang mampu mengurangi jumlah produksi asam lambung berlebihan.
Lansoprazole digunakan untuk mengobati dan mencegah masalah pencernaan seperti sakit maag, tukak lambung, esofagitis erosif, dan kondisi lain yang melibatkan asam lambung yang berlebihan seperti sindrom Zollinger-Ellison.
Lansoprazole di Indonesia termasuk obat keras tersedia bentuk generik dan bermerk (Lancid, Prosogan, Inhipraz) diindikasikan untuk mengobati sakit maag yang terjadi 2 hari atau lebih per minggu.
“Menjadi sangat aktif terhadap strain yang resistan terhadap obat dari Mycobacterium tuberculosis, [inhibitor pompa proton] memberikan kita kesempatan yang sangat baik untuk mengobati TBC,” jelas Stewart Cole dari Institute Global Health di École Polytechnique Fédérale de Lausanne dalam siaran pers tentang temuan penelitian ini.
Tim peneliti Cole menguji ribuan obat yang disetujui dengan harapan menemukan obat anti-TB, mengingat bahwa pengobatan baru bisa memakan waktu hingga 10 tahun untuk disetujui digunakan. Dengan menguji senyawa yang telah disetujui untuk digunakan manusia dan repurposing mereka untuk mengobati tuberkulosis, peneliti dapat mempercepat dan menurunkan biaya perawatan “baru”.
Para peneliti memanfaatkan sistem robotized untuk melihat bagaimana masing-masing obat akan bekerja melawan sel kultur terinfeksi TBC. pendekatan baru ini lebih cepat dan lebih akurat daripada metode sebelumnya, yang manual dan sering diperlukan waktu bulanan untuk menyelesaikannya.
Menggunakan metode baru ini, para peneliti menemukan bahwa Prevacid (Lansoprazole) bisa menjadi obat anti-TBC yang potensial. Hal ini terbukti efektif dalam membunuh M. tuberculosis jika bakteri tumbuh di dalam sel.
Lansoprazole dapat menghancurkan bakteri setelah sel manusia mengubahnya menjadi metabolit yang mengandung sulfur, para peneliti menjelaskan dalam siaran pers.
“Metabolit ini menargetkan enzim tertentu yang sangat penting bagi bakteri untuk menghasilkan energi, sehingga mampu membunuhnya,” kata mereka.
Penelitian ini menyajikan bukti konsep untuk “menghentikan ekspansi dengan aktivasi metabolik,” dimana menurut para peneliti adalah alat yang ampuh sebagai antibiotik.
“Obat lansoprazole merupakan contoh yang sangat baik dari senyawa berharga dalam database yang ada yang tidak terjawab oleh obat konvensional,” penulis penelitian menyimpulkan.
“Menggunakan metode yang inovatif, kami menemukan aktivitas baru untuk obat lama yang mendukung gagasan bahwa platform skrining baru dapat mengungkap antibiotik baru di database lama.” tutupnya.
Sumber :
Majalah Farmasetika - Kementerian Kesehatan Republik Indonesia resmi mengesahkan Susunan Organisasi Kolegium Farmasi periode 2024-2028 melalui Keputusan…
Majalah Farmasetika - Yogyakarta, 5 Desember 2024 – Upaya untuk memperkokoh eksistensi dan profesionalisme tenaga…
Majalah Farmasetika - Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Komisi III, Muhammad Rofiqi, menyampaikan klarifikasi…
Majalah Farmasetika - Metformin, salah satu obat diabetes paling populer di dunia, telah lama dikenal…
Majalah Farmasetika - Anggota Komisi III DPR RI Dapil 1 Kalimantan Selatan, dan juga Ketua…
Majalah Farmasetika - Pedagang Besar Farmasi (PBF) adalah perusahaan yang memiliki izin untuk menyediakan, menyimpan,…