Farmasetika.com – Bakterial vaginosis (BV) adalah infeksi ginekologis yang paling umum di A.S., yang mempengaruhi 21 juta wanita berusia 14 sampai 49 setiap tahunnya [1].
Menurut data dari World Health Organization (WHO) angka kejadian BV pada wanita hamil berkisar 14-21% di negara Eropa [2], sedangkan di Asia dilaporkan prevalensi BV pada wanita hamil 13,6% di Jepang, 15,9% di Thailand dan 32% di Indonesia [3].
Jika tidak diobati, BV dapat meningkatkan risiko tertular penyakit menular seksual, termasuk klamidia, gonore, herpes, trikomaniasis dan HIV, dan juga dapat meningkatkan risiko kelahiran prematur dan berat lahir rendah, menurut data Center Disease Control and Prevention (CDC).
CDC pada tahun 2015 merekomendasikan perawatan untuk BV termasuk metronidazol oral yang diminum dua kali sehari selama tujuh hari, metronidazol gel intravaginal selama lima hari, atau tujuh hari krim klindamisin intravaginal [4].
Bakteri vaginosis disebabkan oleh ketidakseimbangan organisme (flora) yang secara alami ada di vagina. Biasanya, sekitar 95% flora vagina adalah bakteri lactobacillus. (Jenis ini unik untuk manusia, berbeda dengan lactobacillus dalam yogurt) Lactobacilli ini membantu menjaga tingkat pH vagina tetap rendah dan mencegah pertumbuhan berlebih jenis organisme lainnya.
Wanita dengan bakteri vaginosis memiliki lebih sedikit organisme lactobacillus dan lebih banyak bakteri lainnya. Pakar belum mengerti apa penyebab ketidakseimbangan ini [5].
Menurut siaran pers pada tanggal 18 September 2017, Pejabat yang berwenang dan FDA telah menyetujui obat secnidazole (Solosec, Symbiomix Therapeutics) dengan dosis 2 gram dengan bentuk granul oral untuk mengobati BV pada wanita dewasa, dan menjadikannya obat dengan terapi dosis tunggal pertama untuk pengobatan BV [6].
FDA menyetujui agen antimikroba 5-nitroimidazol ini didukung oleh 2 penelitian wanita dengan BV dan sebuah studi keselamatanterbuka, yang menunjukan efikasi/khasiat secnidazole 2 g untuk dosis tunggal.
Menurut hasil penelitian, efek samping yang muncul pada semua perlakuan percobaan menunjukan intensitas yang ringan atau sedang; tidak ada efek samping yang serius yang dilaporkan pada penelitian tersebut, dan tidak ada pasien yang menghentikan pengobatan karena efek samping [7][8].
Secnidazol Antibiotik Spektrum Luas Efektif untuk BV
Secnidazol merupakan antibiotik dengan spektrum luas yang digunakan untuk melawan mikroorganisme anaerobik dan sangat efektif dalam pengobatan amoebiasis, giardiasis, trikomoniasis dan bakteri vaginosis [9].
Secnidazol, seperti 5-nitroimidazol lainnya, memiliki aktivitas terbatas melawan lactobacilli, dimana lactobacili ini merupakan mikroba flora normal bermanfaat yang penting dalam membangun kesehatan vagina [8].
Secnidazol, 5-nitroimidazol memiliki waktu paruh yang lebih lama yaitu sekitar 17 jam dari pada metronidazol sekitar 8 jam [10]. Secnidazol telah digunakan untuk pengobatan bakteri vaginosis, trikomoniasis, dan indikasi lainnya di Eropa dan Asia namun tidak tersedia di Amerika Serikat [11].
FDA menetapkan Solosec sebagai Produk Penyakit Menular yang Berkualitas untuk pengobatan BV dan menunjukan desain Fast Track, yang membuat Solosec memenuhi syarat untuk mendapat tinjauan prioritas dan setidaknya 10 tahun pada pasar eksklusivitas AS [6].
Referensi:
Majalah Farmasetika - Kementerian Kesehatan Republik Indonesia resmi mengesahkan Susunan Organisasi Kolegium Farmasi periode 2024-2028 melalui Keputusan…
Majalah Farmasetika - Yogyakarta, 5 Desember 2024 – Upaya untuk memperkokoh eksistensi dan profesionalisme tenaga…
Majalah Farmasetika - Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Komisi III, Muhammad Rofiqi, menyampaikan klarifikasi…
Majalah Farmasetika - Metformin, salah satu obat diabetes paling populer di dunia, telah lama dikenal…
Majalah Farmasetika - Anggota Komisi III DPR RI Dapil 1 Kalimantan Selatan, dan juga Ketua…
Majalah Farmasetika - Pedagang Besar Farmasi (PBF) adalah perusahaan yang memiliki izin untuk menyediakan, menyimpan,…