Farmasetika.com – Konsumsi suplemen vitamin D berbarengan dengan obat asma dapat mengurangi risiko serangan asma berat (perlu perawatan ke rumah sakit) sebesar 50%, menurut sebuah studi yang baru dipublikasikan di The Lancet of Respiratory Medicine.1
Didanai oleh National Institute for Health Research, meta-analisis tersebut memeriksa data individu dari 955 peserta dari 7 percobaan yang menguji efek suplemen vitamin D pada eksaserbasi asma. Para periset menemukan bahwa mengonsumsi suplemen vitamin D oral menyumbang pengurangan 30% tingkat serangan asma yang memerlukan pengobatan dengan steroid, dari 0,43 kejadian per orang per tahun menjadi 0,30. Selain itu, risiko mengalami setidaknya 1 serangan asma yang memerlukan kehadiran petugas gawat darurat dan / atau rawat inap berkurang 50%.
Peserta dengan tingkat vitamin D rendah pada awal uji klinik mengalami efek perlindungan yang lebih besar dan lebih signifikan secara statistik dari suplementasi vitamin D, dengan penurunan tingkat serangan asma sebesar 55% yang memerlukan perawatan steroid. Namun, para peneliti mencatat bahwa jumlah pasien dalam subkelompok yang relatif kecil memang memberikan batasan, dan mereka tidak menemukan bukti definitif untuk menunjukkan bahwa efek suplementasi vitamin D berbeda sesuai dengan status vitamin D awal.
Para periset tidak melihat contoh kadar kalsium atau batu ginjal yang terlalu tinggi, dan tingkat efek samping yang serius tidak berbeda antara orang yang mengonsumsi vitamin D dan orang-orang yang menggunakan plasebo.
Para peneliti menunjukkan bahwa meskipun suplemen vitamin D menunjukkan manfaat perlindungan pada peserta penelitian, temuan tersebut tidak dapat digeneralisasi di seluruh kelompok pasien.
“Hasil kami sebagian besar didasarkan pada data dari orang dewasa dengan asma ringan sampai sedang: anak-anak dan orang dewasa dengan asma berat relatif kurang terwakili dalam dataset, jadi temuan kami tidak dapat digeneralisasi secara umum untuk kelompok pasien ini pada tahap ini,” David Jolliffe, MD, penulis pertama di jurnal tersebut mengatakan dalam sebuah siaran pers. 2
Sumber :
Majalah Farmasetika - PT Kimia Farma (Persero) Tbk, perusahaan farmasi terkemuka di Indonesia, saat ini…
Majalah Farmasetika - Tinjauan mengenai persyaratan bagi apotek yang mempertimbangkan untuk memesan senyawa dari fasilitas…
Majalah Farmasetika - Setelah sebelumnya disetujui pada Juni 2023 dalam proses Accelerated Approval, FDA telah…
Majalah Farmasetika - Persetujuan ini menandai antibodi bispesifik pengikat sel T pertama dan satu-satunya yang…
Majalah Farmasetika - Pengajuan lisensi biologis (BLA) untuk patritumab deruxtecan menerima surat tanggapan lengkap karena…
Majalah Farmasetika - Setelah lebih dari 2 dekade, produk inhalasi pertama dengan mekanisme aksi baru…