Berita

Beginilah Paradigma Berpikir Sehat Sebenarnya

Farmasetika.com – Dalam Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009, kesehatan meliputi 5 (lima) aspek yaitu fisik, mental, sosial, spiritual, dan ekonomi.

Dalam perkembangan, ukuran kesehatan setiap orang sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan, dan keturunan (herediter). Karena itu, paradigma berpikir sehat mutlak diperlukan.

Paradigma Sehat

Covey dalam bukunya The Seven Habits of Highly Effective People paradigm

The word paradigm comes from Greek. It was originally a scientific term, and is more commonly used today to mean a model, theory, concept, perception orientation, assumption or frame of reference.

In the more general sense, it’s the way we see the world, not in term of our visual sense of sight, but in term of perceiving, understanding and interpreting.

Pemahaman ini berkaitan dengan model, teori, konsep, orientasi persepsi, asumsi, atau cara pandang dari referensi. Secara umum dipahami sebagai cara melihat dunia tidak hanya dari sudut pandang tertentu, tetapi berhubungan dengan penerimaan, pemahaman dan interpretasi.

Karena itu, paradigma sehat merupakan cara pandang, pola pikir, atau model pembangunan kesehatan yang bersifat holistik. Karena itu, paradigm sehat melihat lebih jauh terkait masalah kesehatan yang bersifat lintas sector dengan tujuan pada peningkatan, pemeliharaan dan perlindungan kesehatan bukan hanya panyembuhan orang sakit atau pemulihan kesehatan.

Dengan demikian, penerapan cara berpikir sehat, diharapkan menjadi mesin penggerak bagi pribadi/masyarakat sehingga bersikap mandiri dalam menjaga kesehatan melalui kesadaran bahwa pentingnya pelayanan kesehatan yang bersifat promotif dan preventif.

Dasar pemikiran paradigma sehat

Dasar Pemikiran Paradigma Sehat
Dasar dari cara pandang sehat adalah ; (a) hidup sehat adalah hak asasi manusia,

(b) sehat merupakan suatu investasi untuk kehidupan yang produktif,

(c) sehat merupakan karunia Tuhan yang perlu disyukuri,

(d) memelihara dan meningkatkan kesehatan lebih efektif daripada mengobati penyakit,

(e) ukuran kesehatan dipengaruhi oleh faktor lingkungan perilaku, pelayanan kesehatan, dan keturunan, dan (f) transisi demografis dan epidemologis, tantangan global dan regional, perkembangan iptek, tumbuhya era desentralisasi, serta maraknya demokratisasi disegala bidang.

Faktor Pendorong Paradigma Sehat

Beberapa faktor pendorong paradigm sehat meliputi perubahan konsep sehat, transisi epidemologi dari penyakit infeksi ke penyakit kronik degenerative, dan pemahaman terkait factor-faktor yang memengaruhi kesehatan.

Lalonde (1974) dan Blum (1974) menekankan bahwa status kesehatan manusia bukan hanya pada pelayanan medis saja, namun meliputi factor lingkungan, perilaku, dan genetic.
Selama ini, upaya kesehatan yang dilakukan berorientasi pada upaya penanggulangan penyakit dan upaya penyembuhan. Padahal upaya kesehatan harusnya diarahkan untuk membawa setiap orang memiliki kesehatan yang optimal dari fisik, mental, sosial, spiritual, dan ekonomi.

Kesimpulan

Berdasarkan uraian di atas, disimpulkan bahwa, paradigma sehat adalah pola pikir pembangunan kesehatan yang bersifat holistik, proaktif antisipatif, dengan melihat masalah kesehatan sebagai masalah yang dipengaruhi oleh banyak faktor secara dinamis dan lintas sektoral dalam suatu wilayah yang berorientasi kepada peningkatan pemeliharaan dan perlindungan agar tetap sehat serta bukan penyembuhan sakit saja.

Referensi :
1.Aditya, Dodiet. 2008. Paradigma Sehat. Surakarta
2.Entjang, Indan. 2000. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Bandung: Citra Aditya Bakti
3.Maulana, Heri D.J,. 2009. Promosi Kesehatan. Jakarta: EGC
4.Nafsiah, Siti. 2000. Prof. Hembing Pemenang The Star of Asia Award Pertama di Asia Ketiga di Dunia. Jakarta: Prestasi Insan Indonesia.
5.Lalonde M. 1974. A new perspective on the health of Canadians. A working document. Ottawa: Government of Canada.

Yostan Absalom Labola

Earned Bachelor’s degree from Department of Physical education, Faculty of science and mathematics, Satya Wacana Christian University in 2010, and later Teacher Profession Education, from Faculty of Education and Teachers Training, University of Nusa Cendana in 2015, While completing the Graduate School of Biology, Biophysics Concentration, especially the study of the structure of the carotenoid energy at Satya Wacana Christian University

Share
Published by
Yostan Absalom Labola

Recent Posts

Menkes Rilis Pengurus Organisasi Kolegium Farmasi 2024-2028

Majalah Farmasetika - Kementerian Kesehatan Republik Indonesia resmi mengesahkan Susunan Organisasi Kolegium Farmasi periode 2024-2028 melalui Keputusan…

4 hari ago

IVFI dan Kolegium Farmasi Indonesia Bersinergi untuk Kemajuan Tenaga Vokasi Farmasi

Majalah Farmasetika - Yogyakarta, 5 Desember 2024 – Upaya untuk memperkokoh eksistensi dan profesionalisme tenaga…

2 minggu ago

Anggota Dewan Klarifikasi Istilah Apoteker Peracik Miras di Dunia Gangster

Majalah Farmasetika - Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Komisi III, Muhammad Rofiqi, menyampaikan klarifikasi…

2 minggu ago

Penggunaan Metformin pada Pasien Diabetes Tingkatkan Risiko Selulitis, Infeksi Pada Kaki, dan Amputasi

Majalah Farmasetika - Metformin, salah satu obat diabetes paling populer di dunia, telah lama dikenal…

2 minggu ago

Anggota DPR Minta Maaf, Salah Pilih Kata Apoteker bukan Secara Harfiah

Majalah Farmasetika - Anggota Komisi III DPR RI Dapil 1 Kalimantan Selatan, dan juga Ketua…

3 minggu ago

Peran Penting Apoteker dalam Menjamin Distribusi Aman Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor Farmasi (NPP)

Majalah Farmasetika - Pedagang Besar Farmasi (PBF) adalah perusahaan yang memiliki izin untuk menyediakan, menyimpan,…

1 bulan ago