Farmasetika.com – American Diabetes Association (ADA) telah merilis Standards of Medical Care in Diabetes terbaru untuk tahun 2018 pada 8/12/2017, dengan beberapa penekanan rekomendasi terbaru untuk pelayanan dan manajemen diabetes.
Standar ini memberikan rekomendasi praktik secara menyeluruh didasarkan pada penelitian-penelitian terbaru.
Panduan terbaru ini merekomendasikan penggunaan obat-obat dengan manfaat kardiovaskular yang potensial. Selain itu, beberapa aspek yang mengalami perbaharuan pada panduan ini meliputi skrining diabetes, teknologi, dan pemeriksaan A1C.
“Butuh pergeseran dalam manajemen pasien diabetes secara keseluruhan. Obat-obatan yang ada saat ini fokus terhadap penurunan kadar gula darah, namun itu semua belum cukup. Sebanyak 8 dari 10 pasien diabetes meninggal karena penyakit kardiovaskular. Jika kita benar-benar ingin menekan angka tersebut, kita harus mulai menilai pasien secara keseluruhan dan mulai mengobati penyakit kardiovaskular yang menjadi penyebab utama kematian pasien diabetes. “ Ungkap Dhiren Patel, PharmD., Associate Professor of Pharmacy Practice, Massachusetts Colege of Pharmacy.
Beberapa perubahan yang penting dalam Standar Pelayanan Medis Diabetes 2018 meliputi peningkatan dalam manajemen risiko penyakit kardiovaskular, termasuk hipertensi; tata-laksana pelayanan yang terfokus pada pasien; integrasi teknologi baru dalam manajemen diabetes; serta skrining rutin untuk diabetes tipe 2 pada kelompok usia anak dan remaja di bawah 18 tahun berisiko tinggi (overweight atau obesitas dengan satu atau beberapa faktor risiko diabetes lainnya).
Standar pelayanan ini memberikan rekomendasi komprehensif berbasis bukti untuk diagnosis dan pengobatan diabetes tipe 1, tipe 2, atau gestasional pada pasien anak dan dewasa, strategi untuk meningkatkan pencegahan atau penundaan diabetes tipe 2, dan pendekatan terapeutik untuk mengurangi komplikasi dan memengaruhi kondisi kesehatan ke arah yang positif.
Penyakit Kardiovaskular dan Diabetes
Berdasarkan hasil dari beberapa penelitian terkait (cardiovascular outcome trials, CVOT), terdapat beberapa rekomendasi pengobatan untuk pasien diabetes tipe 2 dewasa, yang memberikan suatu alur untuk pasien dengan penyakit jantung, yaitu menggunakan obat-obatan yang terbukti memperbaiki kondisi jantung seiring dengan manajemen gaya hidup dan terapi metformin.
Tata-laksana pengobatan antihipertensi yang direkomendasikan untuk pasien hipertensi (>140/90 mmHg) dengan diabetes tercantum dalam panduan. ADA menyatakan bahwa pasien hipertensi dengan diabetes harus memiliki target tekanan darah <140/90 mmHg disertai target individual berdasarkan faktor risiko, misalnya <130/80 mmHg.
Pasien-pasien hipertensi dengan diabetes direkomendasikan untuk mengawasi tekanan darahnya untuk membantu mengidentifikasi antara tekanan darah saat bekerja dan istirahat serta meningkatkan kepatuhan dalam mengonsumsi obat.
Skrining Diabetes Tipe 2 pada Anak dan Remaja Rekomendasi terbaru menekankan bahwa pemeriksaan pre-diabetes dan diabetes tipe 2 harus dipertimbangkan untuk dilaksanakan pada kelompok usia anak dan remaja kurang dari 18 tahun yang memiliki faktor-faktor risiko seperti berat badan berlebih atau obesitas disertai dengan satu atau beberapa faktor risiko lainnya, seperti
1) riwayat diabetes maternal atau diabetes gestasional selama kehamilan ibunya,
2) riwayat keluarga dengan diabetes tipe 2 pada anggota keluarga lingkar pertama dan kedua,
3) ras/etnis, dan
4) gejala resistensi insulin atau kondisi-kondisi akibat resistensi insulin (acanthosis nigricans, hipertensi, dislipidenia, sindrom rahim polikista, atau bobot lahir di bawah standar berdasarkan umur kehamilan).
ADA merekomendasikan metode metode berbasis teknologi disertai dengan pengaturan individual dan kelompok untuk memberikan edukasi dan dukungan terhadap swa-manajemen diabetes yang efektif.
Karena teknologi monitoring glukosa berkelanjutan (continuous glucose monitoring, CGM) terus berkembang, ADA menyesuaikan rekomendasinya berdasarkan pada data terbaru yang menunjukkan bahwa CGM membantu meningkatkan kontrol glikemik pada pasien dewasa diabetes tipe 1 di atas 18 tahun (rekomendasi sebelumnya menyatakan usia di atas 25 tahun).
Pertimbangan dalam Pemeriksaan A1C
ADA memperbaharui rekomendasi pemeriksaan A1C yang menekankan bahwa dokter dan penyedia layanan kesehatan lainnya harus mengetahui limitasi potensial yang dapat memengaruhi hasil A1C.
Pemeriksaan A1C dapat memberikan hasil yang membingungkan pada pasien dengan kondisi tertentu yang dapat mengubah umur sel darah merah (yang menjadi dasar pengukuran kadar glukosa darah rata-rata dalam rentang waktu tertentu) serta pada pasien dengan kondisi genetic tertentu yang mengubah molekul-molekul dalam sel darah merah. Selain itu, usia, etnis, dan kehamilan juga menjadi faktor yang memengaruhi nilai A1C.
Penyedia layanan kesehatan juga dituntut untuk menggunakan jenis pemeriksaan A1C yang tepat dan untuk mempertimbangkan pemeriksaan-pemeriksaan diagnostik (pemeriksaan glukosa plasma puasa atau pemeriksaan toleransi glukosa oral) jika terdapat ketidaksesuaian antara nilai A1C dan kadar glukosa darah.
Tiga rekomendasi baru yang ditambahkan untuk menekankan pentingnya terapi farmakologi terindividualisasi untuk kelompok dewasa paruh baya penderita diabetes adalah ahar mengurangi risiko hipoglikemia, menghindari pengobatan berlebih dan menyederhanakan regimen pengobatan, sekaligus mempertahankan taget individual kadar glukosa darah.
Panduan terbaru merekomendasikan wanita hamil dengan diabetes bawaan tipe 1 dan tipe 2 harus mempertimbangkan untuk mengonsumsi aspirin dosis rendah harian mulaidari akhir trimester pertama untuk mengurangi risiko preeklampsia.
Panduan ini mencantumkan faktor-faktor spesifik obat dan pasien yang dapat memengaruhi pengobatan diabetes, seperti risiko hipoglikemia, pengaruh berat badan, pengaruh ginjal, dan biaya untuk semua obat-obatan yang digunakan untuk memberikan pilihan obat antihiperglikemia sebagai bagian dari pengambilan keputusan bersama pasien dan dokter.
Panduan ini juga merekomendasikan untuk meningkatkan kesadaran dan pengetahuan mengenai faktor social penentu kondisi kesehatan, seperti kemampuan financial untuk memperoleh obat-obatan, akses terhadap makanan sehat dan informasi keamanan makanan, serta dukungan masyarakat.
Kebutuhan imunisasi untuk pasien diabetes dijelaskan dan diperbaharui menyesuaikan dengan rekomendasi Centers for Disease Control and Prevention.
Panduan ini juga mencantumkan sebuah bab baru yang menekankan bukti bahwa obat-obat penurun kadar glukosa tertentu dapat menunda onset dan progresi penyakit ginjal.
Komponen evaluasi medis komprehensif dirancang dan disusun ulang, mencakupkan informasi mengenai frekuensi yang direkomendasikan untuk masing-masing komponen pelayanan pada kunjungan awal dan kunjungan kontrol , termasuk skrining kesehatan jiwa secara berkala.
Sumber:
1. American Diabetes Association. Summary of Revisions: Standards of Medical Care in Diabetes – 2018. Diabetes Care. 2018. 41(Supplement 1): S4-S6. https://doi.org/10.2337/dc18-Srev01
2. American Diabetes Association Releases 2018 Standards of Medical Care in Diabetes, with Notable New Recommendations for People with Cardiovascular Disease and Diabetes [news release]. ADA’s website. http://www.diabetes.org/newsroom/press-releases/2017/american-diabetes-association-2018-release-standards-of-medical-care-in-diabetes.html. Accessed December 11, 2017.
3. http://www.pharmacytimes.com/resource-centers/diabetes/ada-releases-2018-standards-of-care-for-diabetes
4. diabetesed.net/wp-content/uploads/2017/12/2018-ADA-Standards-of-Care.pdf
Majalah Farmasetika - Pedagang Besar Farmasi (PBF) adalah perusahaan yang memiliki izin untuk menyediakan, menyimpan,…
Majalah Farmasetika - Produk farmasi, seperti obat-obatan, memerlukan stabilitas tinggi untuk menjaga efektivitas dan kualitasnya…
Majalah Farmasetika - Dalam dunia perdagangan obat, surat pesanan memiliki peran yang sangat penting. Di…
Majalah Farmasetika - Di fasilitas distribusi farmasi, memastikan obat-obatan dan alat kesehatan tetap berkualitas sepanjang…
Majalah Farmasetika - Studi kohort yang baru-baru ini diterbitkan dalam Annals of Medicine Journal menetapkan…
Jakarta - BPOM resmi mengumumkan penarikan produk pangan olahan impor latiao asal Tiongkok penyebab keracunan.…