Farmasetika.com – Leukemia adalah kanker yang berkembang di berbagai jenis sel darah. Penyakit ini bisa diderita oleh siapa saja, termasuk Putri dari artis Denada Tambunan, Shakira Aurum, didiagnosa terkena penyakit leukimia. Selama 1,5 bulan Shakira harus menjalani pengobatan khusus. Shakira juga harus diterbangkan ke Singapura untuk mendapat perawatan ekstra.
Leukemia myeloid akut dimulai di sumsum tulang. Sumsum tulang merupakan bagian dalam yang lunak dari tulang yang memiliki sel-sel pembentuk darah, sel-sel lemak, dan jaringan pendukung.
Di dalam sumsum tulang, terjadi perkembangan sel-sel pembentuk darah menjadi sel-sel darah baru. Pada proses ini, sel tersebut dapat menjadi limfosit (sejenis sel darah putih) atau sel pembentuk darah lainnya, yang merupakan jenis sel myeloid. Sel myeloid ini dapat berkembang menjadi sel darah merah, sel darah putih (selain limfosit), atau trombosit. Pada kasus leukemia myeloid terdapat keabnormalan pada sel-sel myeloid ini.
Pada Leukemia myeloid sel-sel myeloid berkembang menjadi sel darah putih yang belum matang yang disebut myeloblasts (atau myeloid blasts). Myeloblas ini tidak berkembang menjadi sel darah putih yang sehat. Pada leukemia myeoloid juga dapat terjadi terlalu banyak sel yang menjadi sel darah merah atau trombosit yang abnormal. Sel-sel darah putih yang abnormal, sel-sel darah merah, atau trombosit juga disebut sel-sel leukemia. Sel leukemia ini dapat menumpuk di sumsum tulang dan darah sehingga sedikit sel darah putih yang sehat, sel darah merah, dan trombosit. Ketika hal ini terjadi, infeksi, anemia, atau pendarahan dapat pula terjadi. Sel-sel leukemia ini juga dapat menyebar ke bagian lain dari tubuh, termasuk sistem saraf pusat (otak dan sumsum tulang belakang), kulit, dan gusi.
Terapi Leukeumia Myeloid di Indonesia memiliki dua tujuan yaitu terapi induksi dan terapi mencegah kekambuhan. Obat-obatan yang digunakan untuk tujuan terapi induksi adalah :
Obat-obatan tersebut bertujuan untuk mencapai remisi komplit yang artinya blast dalam sumsum tulang <5%, tidak terdapat blast dengan Auer Rods atau penyakit ektrameduler persisten, ANC > 1.000/μL, dan trombosit ≥ 100.000/μL (Yuliana, 2017).
Sedangkan terapi kekambuhan digunakan untuk tujuan mencapai remisi baru dan mengarah pada transplantasi sel punca hematopoietik.
Obat-obatan untuk mencegah kekambuhan yang biasa digunakan adalah :
Selain terapi-terapi tersebut, ada beberapa terapi yang dikembangkan seperti :
Dari semua terapi yang ada, belum ada terapi yang memberikan hasil memuaskan. Ketidakpuasan terapi dikarenakan tingginya efek samping dari obat-obatan tersebut. Misalnya obat anthracycline memiliki efek samping meningkat morbiditas dan mortalitas penyakit kardiovaskular pada pasien kanker (John, et al., 2017). Penggunaan mitoxantrone akan mengakibatkan tingginya resiko infeksi selain itu juga menyebabkan efek samping seperti mual, muntah, diare, rambut rontok serta rasa sakit pada tubuh (Cancer Research UK, 2017).
Penggunaan obat cytarabine bisa menyebabkan sindrom cytarabine pada pasien, selain itu pasien juga mengalami kesakitan pada tubuhnya, mual, muntah, diare, batuk, sulit bernafas, perubahan fungsi hati dan ginjal sehingga obat ini cukup berbahaya (Cancer Research UK, 2017).
Ketidakpuasan dari hasil pengobatan pada pasien penderita Leukemia Myeloid Akut, mengharapkan adanya suatu pengobatan yang lebih spesifik tanpa menyebabkan efek samping-efek samping yang membahayakan pasien. Oleh karena itu, perlu dikembangkan terapi-terapi lainnya untuk mengobati penyakit Leukeumia Myeloid Akut (Yuliana, 2017).
Pada perkembangannya masa kini, terdapat salah satu terapi yang digunakan untuk mengobati AML, yauitu Idhifa. Idhifa digunakan untuk pengobatan pasien dewasa dengan leukemia myeloid akut (AML) kambuh atau refrakter yang memiliki mutasi pada gen yang disebut IDH2. Obat ini disetujui untuk digunakan dengan diagnostik pendamping, Assay RealTime IDH2, sebagai deteksi mutasi spesifik pada gen IDH2 pada pasien dengan AML.
Idhifa adalah terapi bertarget yang memenuhi kebutuhan yang belum terpenuhi untuk pasien dengan AML kambuh atau refrakter yang memiliki mutasi IDH2. Menurut Ricahard Pazdur selaku MD dan direktur Oncology Centre of Excellence FDA serta direktur Kantor Hematologi dan Produk Onkologi di Pusat Evaluasi Obat dan Penelitian FDA. “Penggunaan Idhifa dibuktikan dapat memulihkan penuh jumlah darah setelah pengobatan (remisi lengkap) pada beberapa pasien dan dapat mengurangi kebutuhan akan transfusi sel darah merah dan trombosit.”
Idhifa adalah inhibitor dehidrogenase-2 isocitrate yang bekerja dengan memblokir beberapa enzim yang mendorong pertumbuhan sel. Jika mutase IDH2 terdeteksi dalam sampel darah atau sumsum tulang menggunakan RealTime IDH2 Assay, pasien memenuhi syarat untuk pengobatan dengan Idhifa.
Efficacy Idhifa ditunjukan dalam suatu uji coba bahwa, 19 persen dari 199 pasien yang menerima IDHIFA tidak mengalami bukti penyakit dan pemulihan penuh jumlah darah setelah perawatan yang berlangsung sekitar 8 bulan. Serta, dari 157 pasien yang membutuhkan transfusi darah atau trombosit karena AML pada awal penelitian, 34 persen tidak lagi membutuhkan transfusi setelah pengobatan dengan Idhifa.
Idhifa digunakan satu atau dua tablet (100 mg) sehari. Efek samping yang umum dari Idhifa termasuk mual, muntah, diare, peningkatan kadar bilirubin (zat yang ditemukan dalam empedu) dan penurunan nafsu makan. Wanita yang sedang hamil atau menyusui tidak boleh mengambil Idhifa karena dapat menyebabkan kerusakan pada janin yang sedang berkembang atau bayi yang baru lahir.
Idhifa mungkin akan menjadi pilihan terapi di kemudian hari di Indonesia.
Referensi
American Cancer Society. 2013. Understanding Chemotheraphy : A Guide for patient and families. Atlanta : American Cancer Society.
Cancer Research UK. Side effects of cytarabine (Ara C, cytosine arabinoside). 2017. Available online at https://www.cancerresearchuk.org/about-cancer/cancer-in-general/treatment/cancer-drugs/drugs/cytarabine/side-effects/. [diakses 26 November 2018].
Cancer Research UK. Side effects of Mitoxantrone (Mitozantrone). 2017. Available online at https://www.cancerresearchuk.org/about-cancer/cancer-in-general/treatment/cancer-drugs/drugs/mitoxantrone/side-effects/. [diakses pada 26 November 2018]
Dohner H, Estey EH, Amadori S, Appelbaum FR, Buchner T, Burnett AK. 2010. Diagnosis and management of acute myeloid leukemia in adults. Blood. 115: 453-474.
Dohner H, Weisdorf DJ, Bloomfield CD. 2015. Acute myeloid leukemia. N Engl J Med. 373:1136-1152.
John V McGowan, Robin Chung, Angshuman Maulik, Izabela Piotrowska, J Malcolm Walker, and Derek M Yellon. 2017. Anthracycline Chemotherapy and Cardiotoxicity. Cardiovasc Drugs Ther. 31(1): 63–75.
Kadia TM, Ravandi F, Cortes J, Kantarjian H. 2016. New drugs in acute myeloid leukemia (AML). UK : Oxford University Press.
Lin TL, Levy MY. 2012. Acute myeloid leukemia: Focus on novel therapeutic strategies. Oncology . 6 :205 – 217.
Yuliana. 2017. Perkembangan Terapi Leukemia Mieloid Akut. CDK-250. 44 (3): 216-220.
Triroessita Intan P. 2018. http://tribunnews.com/kesehatan/2018/07/17/6-gejala-yang-paling-terlihat-dari-leukimia-penyakit-kanker-darah-yang-diderita-anak-denada
Penulis : Risda Rahmi I, Chairunnisa, Deti Dewantisari, Rain Kihara, Nurlaela Hasanah, Hanny Latifa H (Mahasiswa Program Studi Sarjana Farmasi, Universitas Padjadjaran)
Majalah Farmasetika - Kementerian Kesehatan Republik Indonesia resmi mengesahkan Susunan Organisasi Kolegium Farmasi periode 2024-2028 melalui Keputusan…
Majalah Farmasetika - Yogyakarta, 5 Desember 2024 – Upaya untuk memperkokoh eksistensi dan profesionalisme tenaga…
Majalah Farmasetika - Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Komisi III, Muhammad Rofiqi, menyampaikan klarifikasi…
Majalah Farmasetika - Metformin, salah satu obat diabetes paling populer di dunia, telah lama dikenal…
Majalah Farmasetika - Anggota Komisi III DPR RI Dapil 1 Kalimantan Selatan, dan juga Ketua…
Majalah Farmasetika - Pedagang Besar Farmasi (PBF) adalah perusahaan yang memiliki izin untuk menyediakan, menyimpan,…