Categories: Sediaan Farmasi

OXERVATE, Obat Baru untuk Mengatasi Kekeruhan Kornea (Keratitis Neurotropik)

Farmasetika.com – Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat atau FDA telah menyetujui Oxervate untuk pengobatan keratitis neurotropic, yaitu penyakit langka yang disebabkan infiltrasi sel radang pada kornea sehingga menyebabkan kornea menjadi keruh. Dengan terjadinya kekeruhan pada kornea menyebabkan ketajaman penglihatan yang menurun.

“Prevalensi keratitis neurotropic sendiri rendah, sehingga dampak dari kondisi pada pasien sangat terasa. Di masa lalu, sering kali beralih ke intervensi bedah, perawatan ini hanya bersifat paliatif pada penyakit ini. Sehingga dengan adanya persetujuan mengenai obat topikal baru menyediakan penyembuhan kornea lengkap untuk banyak pasien tersebut” menurut Wiley Chamber, MD, Dokter mata di FDA Pusat Evaluasi dan Penelitian Obat.

Uji klinis Oxervate

Keamanan dan efikasi Oxervate, dipelajari pada total 151 pasien dengan keratitis neurotropic selama dua, delapan minggu. Dalam studi pertama, pasien diacak menjadi tiga kelompok yang berbeda. Satu kelompok menerima Oxervate, kelompok kedua menerima tetes mata dengan konsentrasi berbeda dari cenegermin, dan kelompok ketiga menerima tetes mata tanpa cenegermin. Dalam studi kedua, pasien diacak menjadi dua kelompok. Kelompok pertama diobati dengan tetes mata Oxervate dan kelompok kedua diobati dengan tetes mata tanpa Cenegermin. Semua tetes mata disemua studi diberikan enam kali sehari selama delapan minggu. Pada studi pertama, hanya pasien dengan penyakit di salah satu mata yang terkena sedangkan pada studi kedua, pasien dengan penyakit dikedua mata. Di kedua studi, penyembuhan kornea lengkap dalam delapan minggu menunjukkan 70% pasien yang diobati dengan Oxervate dibandingkan dengan 28% pasien yang diobati tanpa Cenegermin.

Oxervate, yang bahan aktifnya adalah cenegermin, adalah bentuk rekombinan dari faktor pertumbuhan saraf manusia yang diproduksi di Escherichia coli. Cenegermin-bkbj mengandung 118 asam amino. Cenegermin-bkbj memiliki massa molekul relatif 13.266 Dalton dan rumus molekul berikut: C583H908N166O173S8. OXERVATE (cenegermin-bkbj) adalah larutan steril yang jernih dan tidak berwarna dengan pH 7,0-7,4 dan osmolaritas 280 sampai 320 mOsm / kg untuk penggunaan ophthalmic topikal. Oxervate digunakan melalui tetes mata untuk memulihkan respon saraf yang dan menyembuhkan kornea.

Rekomendasinya didasarkan pada data dari dua uji klinis fase II yang melibatkan 204 pasien dengan kondisi penyakit sedang dan berat. Dalam kedua penelitian, lebih banyak pasien yang diobati dengan Oxervate dapat menyembuhkan kornea setelah delapan minggu dibandingkan dengan pasien yang diobati dengan plasebo

Indikasi

Maka larutan oftalmik Oxervate 0,002% diindikasikan untuk pengobatan keratitis neurotropik, tidak ada kontraindikasi. Dosis yang direkomendasikan adalah satu tetes OXERVATE pada mata yang sakit, 6 kali sehari dengan interval 2 jam selama delapan minggu. Efek samping yang paling umum pada pasien adalah nyeri mata, hiperemia okular (pembuluh darah membesar pada mata yang berwarna putih), radang mata dan peningkatan lakrimasi (mata berair).

Peringatan dan tindakan :

  • Pengguna dengan Lensa Kontak

Lensa kontak harus dilepaskan sebelum menggunakan OXERVATE karena kehadiran lensa kontak (baik terapeutik atau korektif) secara teoritis dapat membatasi distribusi cenegermin-bkbj ke area lesi kornea. Lensa dapat dimasukkan kembali 15 menit setelah administrasi.

  • Ketidak nyamanan mata

OXERVATE dapat menyebabkan ketidaknyamanan mata ringan sampai sedang seperti sakit mata selama perawatan. Pasien disarankan untuk menghubungi dokter mereka jika reaksi mata yang lebih serius terjadi.

Penyimpanan dan penanganan

OXERVATE adalah sediaan steril,bebas pengawet, larutan tidak berwarna dalam botol multi-dosis, ditutup dengan sumbat karet (tidak dibuat dengan lateks karet alam), dan aluminium overseal dengan tutup flip polypropylene. OXERVATE dipasok dalam karton mingguan berisi 7 vial multi-dosis (NDC 71981-020-07) dalam paket yang terisolasi dalam Delivery System Kit (NDC 71981-020-01). Paket Sistem Pengiriman berisi 8 adapter botol, 45 pipet, 45 tisu desinfektan steril, dan kartu dosis.

  • Ketika di Apotek:

Simpan karton mingguan di freezer pada atau di bawah -4°F (-20°C). Keluarkan karton mingguan dalam paket yang terisolasi dalam Kit Sistem Pengiriman.

  • Setelah keluar dari Apotek

Dalam waktu 5 jam setelah meninggalkan apotek, simpan karton mingguan di kulkas antara 36 ° F hingga 46°F (2°C hingga 8°C) hingga 14 hari. Botol yang terbuka dapat disimpan dalam karton mingguan asli di kulkas antara 36°F hingga 46°F (2°C hingga 8°C) atau pada suhu kamar hingga 77°F (25°C), hingga 12 jam. Jangan dibekukan kembali. Jangan mengguncang botol. Buang bagian yang tidak digunakan setelah 12 jam.

Mekanisme Oxervate

Secara farmakologi klinis mekanisme oxervate berdasarkan faktor pertumbuhan saraf. yaitu protein endogen yang terlibat dalam diferensiasi dan pemeliharaan neuron, yang bertindak melalui afinitas tinggi tertentu (yaitu, TrkA) dan afinitas rendah (yaitu p75NTR) reseptor faktor pertumbuhan saraf di segmen anterior mata untuk mendukung kornea persarafan dan integritas.

Belum dilakukan studi farmakodinamik dan farmakokinetik terhadap oxervate sehingga tingkat paparan sistemik untuk cenegermin-bkbj setelah pemberian OXERVATE topikal oftalmik tidak diketahui. Penelitian pada hewan belum dilakukan untuk menentukan potensi karsinogenik dan mutagenik dari cenegermin-bkbj.

NGF Eksogen telah terbukti membalikkan kerusakan pada perangkat saraf dan menyembuhkan cacat epitel kornea seperti yang diamati pada Neurotrophic keratitis. NGF adalah 118 asam amino, 13kDa protein dengan 3 ikatan disulfida yang membentuk struktur simpul sistein yang terdiri dari untaian beta bengkok yang dihubungkan oleh ikatan disulfida. Pada manusia, NGF dinyatakan sebagai pro-peptida yang disekresikan ke dalam retikulum endoplasma dan dibelah oleh protease furin. Demikian pula, cenegermin diproduksi sebagai proNGF dan mencakup 130 urutan asam asam amino.

Selama pembuatan NGF aktif secara fisiologik (cenegermin) ada sebagai homodimer non-kovalen. Cenegermin, diekspresikan dalam E.coli dan urutannya mengandung dua perubahan di situs pembelahan furin, R101V dan K103A untuk meningkatkan konsistensi pembelahan. reaksi. Pertumbuhan saraf (NGF) sangat penting untuk kelangsungan hidup dan pertumbuhan neuron simpatis dan sensorik dan untuk diferensiasi neuron dalam sistem saraf pusat. NGF menginduksi neurite sprouting oleh sel-sel saraf dan mengembalikan fungsi neuron yang cedera.

NGF juga memiliki fungsi penting pada sel non-neuronal, misalnya, itu adalah faktor kelangsungan autokrin untuk limfosit B memori. Neurotropin bekerja melalui dua kelas reseptor transmembran yang mungkin, tetapi tidak perlu berinteraksi untuk fungsi: reseptor afinitas rendah P75 NTR dan reseptor neurotropin afinitas tinggi dari trkA keluarga tirosin kinase (Trk). Neurotrophin Trk mengikat mengarah pada aktivasi jalur sinyal intraseluler, termasuk yang dikendalikan oleh Ras, keluarga protein Cdc42 / Rac / RhoG, MAPK, PI3K, dan PLC-γ. Reseptor NGF diekspresikan pada segmen anterior mata termasuk iris, cilary body, lensa, kornea, dan konjungtiva, oleh kelenjar lakrimal, dan oleh semua jaringan intra-okular. Reseptor Trk bertanggung jawab untuk sebagian besar kelangsungan hidup dan pertumbuhan sifat dari keluarga neurotrophin. Neurotrophins dan reseptornya telah diidentifikasi pada banyak jaringan manusia yang berbeda, termasuk di kornea, sistem saraf pusat dan perifer, dan sel-sel kekebalan. Dalam uji klinis NK cenegermin tidak menginduksi pertumbuhan saraf. Oleh karena itu, mekanisme efikasi cenegermin untuk mengobati NK tidak jelas.

Pengobatan Keratitis di Indonesia

Di Indonesia sendiri sudah banyak terapi untuk mengobati keratitis. Pengobatan tersebut dilakukan berdasarkan penyebabnya diantaranya oleh bakteri, jamur, virus dan amoeba.

  • Pengobatan keratitis yang disebabkan oleh bakteri diantaranya menggunakan antibiotik Moksifloksasin, Gemifloksasin, Gatifloksasin, Levofloksasin, siprofloksasin, Gentamisin, Vankomisin dan Tobramisin. Umumnya, pengobatan dilakukan menggunakan salep antibiotik yang memiliki spektrum luas. Selain itu, salep antibiotik di kombinasikan dengan obat steroid tetes mata untuk penanganan keratitis yang telah berlangsung lama hingga berbulan-bulan. Penggunaan kortikosteroid dapat mengurangi peradangan, sehingga mengurangi jaringan parut, neovaskularisasi, dan stromal meleleh.
  • Pengobatan keratitis yang disebabkan oleh jamur diantaranya menggunakan antijamur Amfetoricin B, Natamisin, dan Vorikonazol. Pengobatan menggunakan natamisin topikal 5% dibatasi oleh penetrasi yang buruk ke dalam stroma kornea, sedangkan amfetoricin B merupakan terapi alternatif, tetapi penggunaannya dibatasi oleh toksisitas. Vorikonazol oral memberikan tingkat obat terapeutik yang relatif konstan.
  • Pengobatan keratitis yang disebabkan oleh virus diantaranya menggunakan antivirus Acyclovir, gancyclovir, dan valacyclovir. Selain itu, kortikosteroid topikal juga biasa digunakan sebagai terapi tambahan untuk mengobati keratitis yang disebabkan oleh virus.
  • Pengobatan keratitis yang disebabkan oleh amoeba diantaranya menggunakan Propamidin dan Poliheksametilen Biguanid.

Sumber :

Austin, A., Tom L., dan Jennifer R. N. 2017. Update on the Management of Infectious Keratitis. Opthalmlogy, 124(11) : 1678-1689.

FDA. 2018. Center For Drug Evaluation And Research Application Number: 761094orig1s000 Product Quality Review(S). Tersedia online di https://www.accessdata.fda.gov/drugsatfda_docs/nda/2018/761094Orig1s000ChemR.pdf [diakses 27 November 2018].

FDA. 2018. FDA approves first drug for neurotrophic keratitis, a rare eye disease. Tersedia online di https://www.fda.gov/NewsEvents/Newsroom/PressAnnouncements/ucm618047.htm [diakses 27 November 2018].

FDA.2018. Drug Trials Snapshots: OXERVATE. Tersedia online dihttps://www.fda.gov/Drugs/InformationOnDrugs/ucm618619.htm [diakses 27 November 2018].

Ilyas S, Maylangkay BHH 2002. Ulkus Kornea dalam Ilmu Penyakit Mata Untuk Dokter Umum dan Mahasiswa Kedokteran. Edisi 2. Jakarta: Sagung Seto, pp: 131-134

The Pharmaceutical Journal.2017.Oxervate Gets EMA Approval For Rare Degenerative Eye Disease. Tersedia online di https://www.pharmaceutical-journal.com/pharmacy-learning-centre/oxervate-gets-ema-approval-for-rare-degenerative-eye disease/20202842.article?firstPass=false [diakses 27 November 2018].

Vaughan, Daniel. 2010. Oftalmologi Umum Edisi 4. Jakarta: Widya Medika: 129-152.

Penulis : Shifa Hudzaifah, Wichelia Nisya Fitri, Lafie Urwatul Wutsqo, Muhammad Naufal Mu’tashim, Noer Erin Meilina, Nadira Ulfa, Diana Alifa

Naufal Mutashim

Share
Published by
Naufal Mutashim

Recent Posts

Menkes Rilis Pengurus Organisasi Kolegium Farmasi 2024-2028

Majalah Farmasetika - Kementerian Kesehatan Republik Indonesia resmi mengesahkan Susunan Organisasi Kolegium Farmasi periode 2024-2028 melalui Keputusan…

3 hari ago

IVFI dan Kolegium Farmasi Indonesia Bersinergi untuk Kemajuan Tenaga Vokasi Farmasi

Majalah Farmasetika - Yogyakarta, 5 Desember 2024 – Upaya untuk memperkokoh eksistensi dan profesionalisme tenaga…

2 minggu ago

Anggota Dewan Klarifikasi Istilah Apoteker Peracik Miras di Dunia Gangster

Majalah Farmasetika - Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Komisi III, Muhammad Rofiqi, menyampaikan klarifikasi…

2 minggu ago

Penggunaan Metformin pada Pasien Diabetes Tingkatkan Risiko Selulitis, Infeksi Pada Kaki, dan Amputasi

Majalah Farmasetika - Metformin, salah satu obat diabetes paling populer di dunia, telah lama dikenal…

2 minggu ago

Anggota DPR Minta Maaf, Salah Pilih Kata Apoteker bukan Secara Harfiah

Majalah Farmasetika - Anggota Komisi III DPR RI Dapil 1 Kalimantan Selatan, dan juga Ketua…

3 minggu ago

Peran Penting Apoteker dalam Menjamin Distribusi Aman Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor Farmasi (NPP)

Majalah Farmasetika - Pedagang Besar Farmasi (PBF) adalah perusahaan yang memiliki izin untuk menyediakan, menyimpan,…

1 bulan ago