Farmasetika.com – Talzenna (Nama kimia: Talazoparib) merupakan sediaan obat berbentuk kapsul. Obat ini termasuk ke dalam golongan PARP inhibitor (Poly ADP-Ribose Polymerase) yang ditujukan untuk menangani kanker payudara.
FDA mengeluarkan izin atas Talzenna untuk menangani kanker payudara yang terkait dengan mutasi gen BRCA (Breast Cancer). Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan pada EMBRACA trial (Judul artikel: “EMBRACA: A phase 3 trial comparing talazoparib, an oral PARP inhibitor, to physician’s choice of therapy in patients with advanced breast cancer and a germline BRCA mutation”), Talzenna menunjukkan peningkatan angka kelangsungan hidup sekitar 3 bulan lebih lama dibandingkan kemoterapi standar pada pasien wanita dengan diagnosis kanker payudara HER2-negatif dengan mutasi BRCA1 atau BRCA2, dengan status metastasis (Breastcancer.org., 2018).
Dosis sediaan Talzenna yang tersedia adalah 0,25 mg dan 1 mg. Untuk pasien dewasa, Talzenna diindikasikan untuk merusak gen BRCA yang termutasi (gBRCAm), dengan jenis HER2-negatif, baik berstatus lokal maupun yang sudah bermetastasis. Talzenna dikonsumsi dalam dosis 1 mg per hari, dengan atau tanpa makanan. Talzenna dikonsumsi hingga terlihat perkembangan penyakit atau terjadi toksisitas.
Jika terjadi reaksi yang tidak diinginkan, dapat dilakukan reduksi dosis dengan tahapan berikut:
• Reduksi dosis pertama: 0,75 mg (3 kali sehari 1 kapsul 0,25 mg)
• Reduksi dosis kedua: 0,5 mg (2 kali sehari 1 kapsul 0,25 mg)
• Reduksi dosis ketiga: 0,25 mg (1 kali sehari 1 kapsul 0,25 mg)
Penggunaan obat dihentikan jika diperlukan reduksi dosis lebih dari 3 tahapan di atas (Drugs.com., 2018).
– Cyclophospamide
– Methotrexate
– Doxorubin
– Docetaxel
– Fluoro Uracil
– Epirubicin
– Paclitaxel
– Adriamicin
Mekanisme Kerja Obat
– Cyclophospamide
Cyclophosphamide disebut juga cytophosphane, merupakan alkylating agent dari golongan nitrogen mustard dalam kelompok oxazophorin. Alkylating antineoplastic agent adalah alkylating agent yang dapat berikatan dengan kelompok alkil pada DNA. Zat ini menyebabkan kematian sel dan menghentikan petumbuhan tumor dengan cara cross-link baik interstrand maupun intrastrand di basa guanin posisi N-7 pada DNA double helix, ikatan ini menyebabkan DNA akan terpisah atau pecah, sehingga sel gagal membelah dan mati (Yoneda, 2010).
– Cisplatin
Cisplatin atau Cisplatinum atau Cis diamminedichloroplatinum (II) adalah obat kemoterapi kanker yang berbasis logam platinum. Senyawa-diaminodiklor ini dari platina bekerja sebagai sitostatika dengan jalan penghambatan sintesis DNA dan RNA. Mirip dengan zat alkilasi, rantai DNA saling menyambung dengan jembatan platina (cross linking). Di dalam sel kanker diduga dua ligan Cl– pada Cisplatin disubsitusikan oleh dua molekul air membentuk ion kompleks Cis-diaminadiaquaplatina(II), cis-[Pt(NH3)2(H2O)2] 2+ . Ion kompleks lebih reaktif terhadap sel kanker dibandingkan Cisplatin. Ion Cis- [Pt(NH3)2(H2O)2] 2+ menyerang DNA di dalam sel kanker. setelah melepaskan dua molekul H2O yang diikatnya, membentuk ikatan dengan atom nitrogen no 7, N(7), yang memiliki pasangan elektron bebas, pada basa nitrogen guanine(G) yang terdapat dalam DNA. Ion Cis-[Pt(NH3)2(H2O)2] 2+ dapat membentuk tautan silang (cross link) dengan dua guanine dari untai (strand) yang sama dalam DNA. Terbentuknya tautan silang ini dapat mengubah struktur DNA dan menganggu replikasi DNA sel, sehingga dapat menghalangi pertumbuhan sel kanker atau membunuh sel kanker tersebut (Rebecca, 2006).
– Paclitaxel
Kemoterapi golongan taxane l merupakan sitostastika yang berasal dari produk natural. Yang pertama kali diidentifikasi sebagai kemoterapi adalah paclitaxel disintesis dari Taxus brevifolia (pohon pinus pasifik). Kemoterapi golongan taxane bekerja dengan berikatan pada tubulin subunit β, menginduksi polimerisasi tubulin dan menstabilkan mikrotubulus. Mikrotubulus yang dihasilkan dengan kemoterapi golongan taxane resisten terhadap penguraian. (Vaishampayan, 1999).
– Docetaxel
Docetaxel berasal dari pohon pinus Eropa (Taxus baccata) dan dikembangkan dengan teknologi semi-sintetik. Docetaxel merupakan obat kemoterapi golongan taxane yang kerjanya sama dengan paclitaxel, namun docetaxel memiliki afinitas lebih tinggi (1,9 kali) dibandingkan paclitaxel dan menginduksi polimerisasi tubulin pada konsentrasi yang lebih rendah (2,1 kali). Docetaxel juga tertahan lebih lama di dalam sel dibandingkan paclitaxel, hal ini yang menjelaskan bahwa docetaxel lebih poten dibandingkan paclitaxel dalam menginduksi sitotoksisitas secara in vitro dan pada tumor xenograft (Rowinsky, 1997).
– Methotrexate
Obat golongan antimetabolit terutama mengganggu metabolisme asam nukleat dengan mempengaruhi sintesis DNA, RNA dan makromolekul protein. Metotreksat (MTX) menghambat enzim dihidrofolat reduktase sehingga produksi tetrahidrofolat terhambat, akhirnya menghambat sintesis DNA (Muthalib, 2014).
Talzenna dapat menangani kanker payudara yang terkait dengan mutasi gen BRCA (Breast Cancer). Talzenna menunjukkan peningkatan angka kelangsungan hidup sekitar 3 bulan lebih lama dibandingkan kemoterapi standar pada pasien wanita dengan diagnosis kanker payudara HER2-negatif dengan mutasi BRCA1 atau BRCA2, dengan status metastasis (Breastcancer.org., 2018).
Salah satu obat yang bisa digunakan untuk kanker payudara adalah Cisplastin Obat ini dapat digunakan juga untuk terapi kanker ovarium. Adapun Talzenna bekerja lebih selektif pada kanker payudara sedangkan cisplastin ke kanker ovarium dengan mekanisme menggunakan ikatan silang DNA dan melakukan apoptosis pada sel yang sehat maupun sel kanker itu sendiri (Thomson, 2007).
Perbedaan kedua obat kanker ini bisa terlihat pada bentuk sediaan, talzenna sediaan obat berbentuk kapsul, sedangkan cisplastin obat diberikan secara interperitonial dengan Natrium tiosulfat sistemik sehat maupun sel kanker itu sendiri. Sediaan bentuk cairan injeksi dalam vial.
Talzenna dapat menangani kanker payudara yang terkait dengan mutasi gen BRCA (Breast Cancer). Talzenna menunjukkan peningkatan angka kelangsungan hidup sekitar 3 bulan lebih lama dibandingkan kemoterapi standar pada pasien wanita dengan diagnosis kanker payudara HER2-negatif dengan mutasi BRCA1 atau BRCA2, dengan status metastasis (Breastcancer.org., 2018).
Talzenna merupakan obat kanker payudara dengan pengobatan spesifik pada :
– HER2- (negatif)
– Gen BRCA yang abnormal
– Penderita kanker dimana kanker telah menyebar ke bagian tubuh lain
Adapun efek samping dari obat ini diantaranya leukemia. Efek samping lain yang paling sering ialah kelelahan, jumlah darah rendah, sakit kepala, mual, rambut rontok, diare, dan penurunan nafsu makan (FDA, 2018).
Referensi:
Breastcancer.org. 2018. FDA Approves Talzenna to Treat Metastatic Breast Cancer in Women With BRCA Mutations. Tersedia di https://www.breastcancer.org/research-news/talzenna-approved-by-fda [Diakses pada tanggal 27 November 2018].
Das, G., Nicastri, A., Coluccio, M, L., Gentile, F., Cojoc, G., Liberale, C, De Angelia, F., Di Fibrizio, E., 2010. FT-IR, Raman, RRS Measurements and DFT Calculationfor Doxorubicin. Microsc Res Tech. 73(10):991-995.
Drugs.com. 2018. Talazoparib (Rx). Tersedia di https://reference.medscape.com/drug/talzenna-talazoparib-1000290 [Diakses pada tanggal 27 November 2018].
El-Sayyad, H.I., Ismail, M.F., Shalaby, F.M., Abou-El-Magd, R.F., Fernando, A., Raj, MRG. dan Quhtit, A. 2009. Histopat-hological Effects of Cisplatin, Doxorubicin and 5-Flurouracil (5-FU) on the Liver of Male Albino Rats. International Journal of Biological Science. 5(5): 466-473.
Li, X., Lu, Y., Liang, K., Liu, B. dan Fan, Z. 2005. Differential Responses to Doxorubicin-Induced Phosphorylation and Activation of Akt in Human Breast Cancer Cells. Breast Cancer Research. 7: 589-597.
Minotti, G., Menna, P., Salvatorelli, E., uthalib, Abdul. 2014. Prinsip Dasar Terapi Sistemik Pada Kanker. Dalam : Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III. Edisi VI. Jakarta Pusat : Interna Publishing. 2882-2889.
Prados, J., Melquizo, C., Ortiz, R., Velez, C., Alvarez, P, J., Ruiz, M, A., et al., 2012. Doxorubicin-Loaded Nanoparticle: New Advances in Breast Cancer Therapy. Anticancer Agents Med Chem. 12(9):1058-1070.
Rebecca, A., Matthew, D.H., Trevor, W.H. 2006. The Discovery and Development of Cisplatin. Journal Chemical; Ed. 83: 728–724.
Rowinsky EK. 1997. The development and clinical utility of the taxane class of antimicrotubule chemotherapy agents. Annu Rev Med.;48:353-74.
Thomson, A.J. 2007. The Discovery, Use and Impact of Platinum as Chemotherapy Agent for Cancer. Wellcome Trust Witnesses to Twentieth Century. Journal Medicine; 30: 6–15.
Vaishampayan U, Parchment RE, Jasti BR, Hussain M. 1999. Taxanes: An overview of the pharmacokinetics and pharmacodynamics. Urology. 54:22-9.
Yoneda, K. Y., C. E., Cross. 2010. The Pulmonary Toxicity of Anticancer Agents. Comprehensive Toxicology. Vol. 8: 477-510.
Penulis : Anggita Putri Unggaran, Mufidah Mawaddah, Asri Putri M, Esther Aprillia, Yasri Husairon, Qonita Zahra, Sulis Martalita Putri
Majalah Farmasetika - Kementerian Kesehatan Republik Indonesia resmi mengesahkan Susunan Organisasi Kolegium Farmasi periode 2024-2028 melalui Keputusan…
Majalah Farmasetika - Yogyakarta, 5 Desember 2024 – Upaya untuk memperkokoh eksistensi dan profesionalisme tenaga…
Majalah Farmasetika - Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Komisi III, Muhammad Rofiqi, menyampaikan klarifikasi…
Majalah Farmasetika - Metformin, salah satu obat diabetes paling populer di dunia, telah lama dikenal…
Majalah Farmasetika - Anggota Komisi III DPR RI Dapil 1 Kalimantan Selatan, dan juga Ketua…
Majalah Farmasetika - Pedagang Besar Farmasi (PBF) adalah perusahaan yang memiliki izin untuk menyediakan, menyimpan,…