Farmasetika.com – Sodium zirconium cyclosilicate atau dikenal sebagai LOKELMA merupakan obat yang digunakan untuk mengobati hiperkalemia (tingginya kadar kalium dalam darah) pada orang dewasa (European Medicines Agency, 2018).
Hiperkalemia didefinisikan sebagai keadaan dimana serum kalium >5 mmol/L yang biasanya terlihat pada pasien penyakit ginjal akut atau kronis atau pada pasien gagal jantung, utamanya pada pasien yang menggunakan obat yang menghambat sistem renin-angiotensin-aldosteron.
Peningkatan serum kalium dapat menyebabkan aritmia jantung yang fatal, kelainan pada konduksi (pergerakan impuls listrik melalui jantung), kelemahan otot dan kelumpuhan (hilangnya fungsi otot). Terapi untuk hiperkalemia diperlukan sebelum kondisi ini mengacam jiwa lebih lanjut (FDA, 2018).
Obat ini telah disetujui penggunaannya oleh FDA pada tahun 2018. Sodium zirconium cyclosilicate ini telah terbukti mampu menurunkan kadar serum kalium pada pasien dengan hiperkalemia dan mempertahankan control kadar kalium pada pasien yang membutuhkan terapi lanjutan.
Potensi risiko dari penggunaan obat ini diantaranya hipokalemia dan edema, yang dihasilkan sebagai akibat adanya penyerapan natrium oleh obat ini. Data pengembangan klinis menunjukkan bahwa risiko ini dapat ditanggulangi dengan adanya pemantauan pasien yang tepat.
Data efikasi dan data keamanan menunjukan bahwa sodium zirconium cyclosilicate memiliki profil benefit-risk yang menguntungkan untuk pengobatan hyperkalemia (FDA, 2018).
LOKELMA dapat diberikan 10 gram sebanyaktiga kali seharihingga 48 jam. Sementara, untukperawatan, dosis yang dianjurkan yaitu 10 gram sekali sehari. Dosis harus disesuaikan pada interval satu minggu sesuai kebutuhan (dosis 5 gram setiap hari) sehingga didapatkan target kalium serum yang diinginkan.
LOKELMA tersedia dalam bentuk suspensi. Sediaan suspensi terdiri dari 2 kemasan, yaitu berisi 5 dan 10 gram serbuk putih dalam kemasan berpelapis foil per kemasan. LOKELMA sebaiknya disimpan pada suhu 15 ° C-30 ° C (59 ° F-86 ° F). Apabila mengonsumsi obat oral lainnya maka setidaknya diberikan 2 jam sebelum atau 2 jam setelah LOKELMA diberikan. Cara penggunaannya, pasien perlu menuangkan terlebih dahulu seluruh isi kemasan dan menambahkan 3 sendok makan air atau lebih (jika ingin ditambahkan). Kemudian aduk rata dan minum obat segera. Jika bubuk masih tertinggal pada gelas minum, tambahkan air, aduk, dan segera minum. Ulangi hingga tidak ada bubuk yang tersisa untuk memastikan seluruh dosis diambil.
LOKELMA perlu dihindari penggunaannya untuk pasien yang memiliki konstipasi berat, obstruksi usus atau impaksi, termasuk pascaoperasi abnormal gangguan motilitas usus. Hal ini karena LOKELMA belum diteliti pada pasien dengan kondisi tersebut. Dan dapat saja menyebabkan kerja obat menjadi tidak efektif dan dapat memperburuk kondisi gastrointestinal.
Dalam uji klinis LOKELMA, dapat ditemukan edema umumnya ringan sampai sedang dalam keparahan dan lebih sering terlihat padapasien yang diobati dengan 15 g satu kali sehari. Sehingga perlu dipantau untuk tanda-tanda edema, terutama pada pasien yang harus membatasi asupan natriumnya atau rentan terhadap kelebihan cairan (misalnya, jantung kegagalan atau penyakitginjal). Anjurkan pasien untuk menyesuaikan diet sodium. Tingkatkan dosis diuretic sesuai kebutuhan.
Penggunaan LOKELMA pada kehamilan dan ibu menyusui tergolong aman, karena obat ini tidak diserap ke sistemik setelah pemberian oral sehingga janin tidak terkena paparan obat. Bagi pengguna pediatric, keamanan dan efektivitas obat ini pada pasien anak belum ditetapkan. Sedangkan, pada pengguna geriatric, tidak ada perbedaan signifikan dalam keamanan atau efektivitas yang diamati antara pasien geriatrik dan pasien yang lebih muda
Mekanisme Kerja
LOKELMA bersifat anorganik, non-polimer dengan struktur mikropori seragam yang secara istimewa menangkap kalium sebagai pertukaran untuk hidrogen dan kation natrium yang tidak larut yang tidak rentan terhadap metabolisme enzimatik. Belum ada penelitian in vivo atau in vitro yang sejauh ini telah dilakukan untuk menguji pengaruhnya terhadap enzim sitokrom P450 (CYP450) atau aktivitas pengangkut. Sodium zirconium cyclosilicate sangat selektif untuk ion kalium, bahkan dengan adanya kation lain seperti kalsium dan magnesium.
Sodium zirconium cyclosilicate menangkap potasium di seluruh saluran gastrointestinal (GI) dan mengurangi konsentrasi kalium bebas dalam lumen GI, sehingga menurunkan kadar serum potasium dan meningkatkan ekskresi kalium tinja untuk menyelesaikan hiperkalemia.
Sodium zirconium cyclosilicate mampu mengurangi konsentrasi serum potasium saat satu jam setelah konsumsi dan dapat mencapai kondisi kalium normal pada 24 hingga 48 jam. Sodium zirconium cyclosilicate tidak mempengaruhi konsentrasi kalsium atau magnesium serum, atau ekskresi natrium urin. Korelasi yang teramati yaitu terjadi penurunan ekskresi kalium urin sebagai konsekuensi dari pengurangan konsentrasi serum potasium.
LOKELMA telah terbukti efektif dalam menurunkan kadar kalium dalam darah dan menjaga kadar kalium dalam range yang normal terutama saat initial treatment.The European Medicines Agency memutuskan untuk menyetujui LOKELMA sebagai obat hiperkalemia baru karena LOKELMA memiliki keuntungan yang lebih besar dibanding efek samping yang ditimbulkan
Perbedaan LOKELMA dengan obat hiperkalemia lain :
(EMA, 2018)
AstraZeneca. 2017. LOKELMA approved in the US for the treatment of adults with hyperkalaemia
AstraZeneca. 2017. ZS-9 (sodium zirconium cyclosilicate) Phase III long-term safety and efficacy data presented at ASN Kidney Week
CENTER FOR DRUG EVALUATION AND RESEARCH APPLICATION. https://www.accessdata.fda.gov/drugsatfda_docs/nda/2018/207078Orig1s000Lbl.pdf
European Medicine Agency. 2018. LOKELMA. Available online at https://www.ema.europa.eu/medicines/human/EPAR/LOKELMA [Accessed on November, 29th2018].
FDA. 2018. Summary Review. Available online at https://www.accessdata.fda.gov/drugsatfda_docs/nda/2018/207078Orig1s000SumR.pdf[Accessed on November, 29th 2018].
Fishbane S, Pergola PE, Packham DK, et al. 2017. Maintained efficacy and safety of sodium zirconium cyclosilicate for hyperkalemia: 12-month, open-label, phase 3 study. Poster presentation at: American Society of Nephrology Kidney Week 2017; New Orleans, LA.
Penulis : Uzlifatul Zannah, Nazilla Reshka Fathurrahman, Sabnabilla Khoerunisa, Anisa Nur Wulansari, Irbah Arifa, Muhammad Akmal Fauzan (Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran)
Majalah Farmasetika - Kementerian Kesehatan Republik Indonesia resmi mengesahkan Susunan Organisasi Kolegium Farmasi periode 2024-2028 melalui Keputusan…
Majalah Farmasetika - Yogyakarta, 5 Desember 2024 – Upaya untuk memperkokoh eksistensi dan profesionalisme tenaga…
Majalah Farmasetika - Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Komisi III, Muhammad Rofiqi, menyampaikan klarifikasi…
Majalah Farmasetika - Metformin, salah satu obat diabetes paling populer di dunia, telah lama dikenal…
Majalah Farmasetika - Anggota Komisi III DPR RI Dapil 1 Kalimantan Selatan, dan juga Ketua…
Majalah Farmasetika - Pedagang Besar Farmasi (PBF) adalah perusahaan yang memiliki izin untuk menyediakan, menyimpan,…