Categories: Zat Aktif

α-Mangostin dari Buah Manggis, Kandidat Obat Antikanker Baru

Farmasetika.com – Manggis merupakan tumbuhan asli indonesia yang secara turun temurun telah dimanfaatkan buahnya sebagai bahan makanan yang memiliki rasa yang enak dan kaya akan kandungan antioksidan nya.

Buah manggis

Buah manggis sering dijuluki The queen of tropical fruit. Bagian-bagian lain dari tumbuhan manggis seperti (akar, batang dan daun) diketetahui juga memiliki manfaat sebagai anti bakteri, anti jamur, malaria dan juga sering dimanfaatkan untuk mengobati berbagai penyakit degeneratif.

Selain memiliki daging buah yang enak dan sehat, ternyata kulit buah manggis juga memiliki banyak manfaat dalam mengobati berbagai penyakit. Ekstrak dari kulit buah ini telah diuji memiliki aktivitas sebagai antikanker dengan nilai pengambatan 50% kurang dari 50µM (IC50) teradap beberapa jenis sel kanker seperti leukimia dan kanker payudara. Hal ini menjadi daya tarik para ilmuan untuk melakukan uji lebih lanjut terkait senyawa spesifik yang berperan dalam aktivitas antikanker.

α-Mangostin

α-mangostin merupakan senyawa turunan xanton dengan nama kimia (1,3,6 – trihidroksi – 7 – metoksi – 2, 8 – bis (3 metil – 2 – butenil) – 9H-xanten-9-0n), Merupakan senyawa metabolit sekunder yang di isolasi dari ekstrak kulit manggis. α-mangostin telah terbukti memiliki berbagai efek farmakologis diantarnya adalah antioksidant, antiinflamasi, antinyeri, antialergi, antifungi, antibakteri, antiobesitas, antiparasit, antituberkolosis, Alzheimer, dapat meningkatkan sistem imun, dan sebagai anti kanker.

Aktivitas Antikanker α-Mangostin

Besarnya prevalensi kasus penyakit kanker di dunia, menempatkan penyakit ini berada di urutan kedua setelah penyakit kardiovakular sebagai penyakit yang paling mematikan.

Pengobatan yang cenderung memiliki banyak keterbatasan seperti efek samping seperti kerusakan organ pada terapi pembedahan, kematian sel normal pada terapi radiasi dan efek samping lainnya pada kemoterapi menjadi perhatian utama dalam bidang keseatan.

Para ilmuan mencari berbagai solusi baik itu pengembangan bentuk sediaan obat, modifikasi fisika agen kemoterapi hingga upaya pencarian agen agen baru dari alam yang memiliki efektivitas yang lebih baik dan toksisitas yang lebih rendah.

α-Mangostin merupakan salah satu senyawa yang paling sukses ditemukan sebagai kandidat obat antikanker baru, disamping memili aktivitas antikanker yang bagus senyawa ini telah telah diuji keamanannya pada sel normal.

Aktivitas antikanker dari α-mangostin telah dilakukan pada berbagai jenis jenis sel kanker baik itu secara invitro atau invivo, hasil yang mengesankan diperoleh dimana α-tangostin menunjukan penghambatan yang maksimal pada konsentrasi 10 µM dan mampu menginduksi apoptosis sel atau kematian sel terprogram pada leukimia cell line (HL60), selain itu pada uji invivo yang dilakukan pada tikus menunjukan α-tangostin memiliki efek kemopreventif pada karsinogenesis colon, α-tangostin juga mampu menginduksi apoptosis pada sel kanker pancreas (PCL12), kanker kolon (DLD-1), kanker payudara (BC-1, MCF-7, MDA-MB-231), epidermoid carcinoma (KB), kanker paru-paru (A549), head and neck squamous cell carcinoma (HNSCC), human melanoma (SK-MEL-28) cell line, mammary cancer, kanker tulang (canine osteosarcoma D-17), colorectal carcinoma (HCT-116), mampu menghambat metastasis kanker prostat (Pc-3), dan berbagai sel kanker lainnya melalui berbagai jalur (multiple pathways) seperti jalur mitokondria, signalisasi JNK, regulasi gen β catenin pada jalur Wnt/cGMP, AKT/PI3K, MAPK, signalisasi αvβ3 Integrin/FAK/ERK dan NF-kB.

Kita bisa melihat dari penjelasan sebelumnya bahwa potensi α-mangostin dalam menangani penyakit kanker tidak perlu diragukan lagi, selain memiliki sitotoksisitas yang kuat, senyawa ini bekerja dengan berbagai mekanisme yang memungkinkan memiliki aktivitas pada semua sel kanker.

Selanjutnya jika mempertimbangkan masalah masalah atau keterbatasan yang telah diuraikan sebelumnya terkait masalah terapi yaitu efek samping yang mungkin dapat ditimbulkan oleh agen anti kanker, disinilah titik perbedaan yang dimiliki ole senyawa α-mangostin ini, dimana senyawa ini terbukti aman teradap sel normal dan hanya reaktif pada sel-sel kanker.

Hal ini telah dibuktikan dari uji-uji toksisitas yang telah dilakukan yang akan d uraikan pada bahasan selanjutnya.

Uji Toksisitas α-Mangostin

Uji toksisitas α-mangostin untuk melihat seberapa aman senyawa ini untuk makhluk hidup telah dilakukan secara in vivo menggunakan model mencit, hewan uji diberikan beberapa variasi dosis α-mangostin (5, 10, 20, 50, 100, 200 dan 500 mg/kg) secara intraperitoneal.

Dari pengujian ini diperoleh nilai LD50 (150 mg/kb). dari 6 ekor mencit dalam satu kelompok uji menujukan tidak ada satupun mencit yang mati pada pemberian 20mg/kg dan hanya ad satu mencit yang mati pada kelompok pemberian 50 mg/kg (7.7% mortality) (Choi et al., 2014), pada pengujian lainnya dilakukan oleh (Verma et al., 2016) α-mangostin dijadikan sebagai control untuk formulasi nanopartikel yang mereka buat, pada pengujian ­proliferasi sel menggunakan sel kanker pancreas (CSCs) dan sel normal human pancreatic normal ductal epithelial (HPNE), dari pengujian ini, α-mangostin memberikan efek penghambatan pada sel kanker dan tidak berefek pada sel normal, hal ini mengindikasikan bahwa α-mangostin aman terhadap sel normal.

Conclusion

Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa α-mangostin memiliki potensi anti kanker yang kuat dan memiliki spectrum yang luas terhadap berbagai jenis sel kanker, selain itu juga memiliki toksisitas yang rendah pada sel normal, hal ini menjadi salah satu peluang yang sangat baik untuk menutupi masalah terapi saat ini yang kita ketahui bersama bahwa agen agen kemoterapi memiliki banyak efek samping yang merugikan terhadap sel yang sehat.

Hal ini mejadikan α-mangostin sebagai candidat obat antikanker baru yang wajib dan yang benar-benar perlu di realisasikan untuk meningkatkan derajat kesehatan dan harapan hidup banyak orang.

Opini penulis

Indonesia adalah Negara dengan sumber daya alam terbesar kedua dunia setelah brazil, hal ini perlu kita sadari bahwa sumber daya alam yang melimpah ini tidak akan benar benar termanfaatkan jika tidak diimbangi oleh sumber daya manusia untuk mengolahnya.

Kita contohkan saja untuk bahasan kita kali ini adalah α-mangostin, senyawa ini didapat dari tumbuhan asli indonesia (manggis), namun industri atau perusahan farmasi di indonesia belum ada satupun yang melakukan pengolahan ataupun melakukan produksi untuk senyawa ini, laboratorium universitas adalah satu satunya yang saat ini melakukan isolasi senyawa ini yang tentunya dalam skala kecil dan kemurnian kurang dari 90%.

Sebagai informasi indonesia melakukan ekspor besar-besaran buah manggis/kulit buah atau ekstrak ke Negara-negara maju seperti di benua erpoa dengan harga yang terbilang rendah (10.000 rupiah/kg), yang kemudian Negara Negara itulah yang melakukan pemurnian senyawa ini dan kemudian dijual lagi keseluruh dunia termasuk indonesia dengan harga yang sangat mahal (2040 dolar /100mg) setara 30 juta rupiah.

Hal ini perlu menjadi kesadaran bersama, mudah-mudahan di massa yang akan dating kita lebih bisa mandiri dan mampu mengolah hasil alam kita untuk kesejaterahan bersama.

Referensi

Aisha, A., Abu-Salah, K., Ismail, Z., Abdul, M.A., 2012. in vitro and in vivo anti-colon cancer effects of Garcinia mangostana xanthones extract. BMC Complement. Alternat. Med. 12, 104–112.

Hung, S.H., Shen, K.H., Wu, C.H., Liu, C.L., Shih, Y.W., 2009. aMangostin suppresses PC-3 human prostate carcinoma cell metastasis by inhibiting matrix metalloproteinase-2/9 and urokinaseplasminogen expression through the JNK signaling pathway. J. Agric Food Chem. 57, 1291–1298.

Ibrahim, Mohamed Yousif, Najihah Mohd Hashim, Abdalbasit Adam Mariod, Syam Mohan, Mahmood Ameen Abdulla, Siddig Ibrahim Abdelwahab, and Ismail Adam Arbab. “α-Mangostin from Garcinia mangostana Linn: an updated review of its pharmacological properties.” Arabian journal of Chemistry 9, no. 3 (2016): 317-329.

Kaomongkolgit, R., Chaisomboon, N., Pavasant, P., 2011. Apoptotic effect of alpha-mangostin on head and neck squamous carcinoma cells. Arch. Oral Biol. 56, 483–490

Krajarng, A., Nilwarankoon, S., Suksamrarn, S., Watanapokasin, R., 2012. Antiproliferative effect of a-mangostin on canine osteosarcoma cells. Res. Vet. Sci. 93, 788–794.

Lee, Y.B., Ko, K.C., Shi, M.D., Liao, Y.C., Chiang, T.A., Wu, P.F., Shih, Y.X., Shih, Y.W., 2010. a-Mangostin, a novel dietary xanthone, suppresses TPA-mediated MMP-2 and MMP-9 expressions through the ERK signaling pathway in MCF-7 human breast adenocarcinoma cells. J. Food Sci. 75, H13–H23

Matsumoto, K., Akao, Y., Kobayashi, E., Ohguchi, K., Ito, T., Tanaka, T., Iinuma, M., Nozawa, Y., 2003. Induction of apoptosis by xanthones from mangosteen in human leukemia cell lines. J. Nat. Prod. 66, 1124–1127.

Matsumoto, K., Akao, Y., Ohguchi, K., Ito, T., Tanaka, T., Iinuma, M., Nozawa, Y., 2005. Xanthones induce cell-cycle arrest and apoptosis in human colon cancer DLD-1 cells. Bioorg. Med. Chem. 13, 6064–6069.

Nabandith, V., Suzui, M., Morioka, T., Kaneshiro, T., Kinjo, T., Matsumoto, K., Akao, Y., Iinuma, M., Yoshimi, N., 2004. Inhibitory effects of crude alpha-mangostin, a xanthone derivative, on two different categorie of colon preneoplastic lesions induced by 1, 2-dimethylhydrazine in the rat. Asian Pac. J. Cancer Prev. 5, 433–438

Nakagawa, Y., Iinuma, M., Naoe, T., Nozawa, Y., Akao, Y., 2007. Characterized mechanism of a-mangostin-induced cell death: Caspase-independent apoptosis with release of endonuclease-G from mitochondria and increased miR-143 expression in human colorectal cancer DLD-1 cells. Bioorg. Med. Chem. 15, 5620–5628.

Sato, A., Fujiwara, H., Oku, H., Ishiguro, K., Ohizumi, Y., 2004. ALPHA.-mangostin induces Ca2+-ATPase-dependent apoptosis via mitochondrial pathway in PC12 cells. J Pharmacol. Sci. 95, 33–40.

Shibata, M.-A., Iinuma, M., Morimoto, J., Kurose, H., Akamatsu, K., Okuno, Y., Akao, Y., Otsuki, Y., 2011. a-Mangostin extracted from the pericarp of the mangosteen (Garcinia mangostana Linn) reduces tumor growth and lymph node metastasis in an immunocompetent xenograft model of metastatic mammary cancer carrying a p53 mutation. BMC Med. 9, 69–76.

Shih, Y.W., Chien, S.T., Chen, P.S., Lee, J.H., Wu, S.H., Yin, L.T., 2010. a-Mangostin suppresses phorbol 12-myristate 13-acetateinduced MMP-2/MMP-9 expressions via avb3 integrin/FAK/ERK and NF-jB signaling pathway in human lung adenocarcinoma A549 cells. Cell Biochem. Biophys. 58, 31–44

Suksamrarn, S., Komutiban, O., Ratananukul, P., Chimnoi, N., Lartpornmatulee, N., Suksamrarn, A., 2006. Cytotoxic prenylated xanthones from the young fruit of Garcinia mangostana. Chem. Pharm. Bull. 54, 301–305.

Verma, R. K. et al. α-Mangostin-encapsulated PLGA nanoparticles inhibit pancreatic carcinogenesis by targeting cancer stem cells in human, and transgenic (KrasG12D, and KrasG12D/tp53R270H) mice. Sci. Rep. 6, 32743; doi: 10.1038/srep32743 (2016).

Wang, J.J., Sanderson, B.J.S., Zhang, W., 2011. Cytotoxic effect of xanthones from pericarp of the tropical fruit mangosteen (Garcinia mangostana Linn.) on human melanoma cells. Food Chem. Toxicol. 49, 2385–2391.

Yoo, J.-H., Kang, K., Jho, E.H., Chin, Y.-W., Kim, J., Nho, C.W., 2011. a- and c-mangostin inhibit the proliferation of colon cancer cells via b-catenin gene regulation in Wnt/cGMP signalling. Food Chem. 129, 1559–1566

Agus Rusdin

Share
Published by
Agus Rusdin

Recent Posts

Menkes Rilis Pengurus Organisasi Kolegium Farmasi 2024-2028

Majalah Farmasetika - Kementerian Kesehatan Republik Indonesia resmi mengesahkan Susunan Organisasi Kolegium Farmasi periode 2024-2028 melalui Keputusan…

4 hari ago

IVFI dan Kolegium Farmasi Indonesia Bersinergi untuk Kemajuan Tenaga Vokasi Farmasi

Majalah Farmasetika - Yogyakarta, 5 Desember 2024 – Upaya untuk memperkokoh eksistensi dan profesionalisme tenaga…

2 minggu ago

Anggota Dewan Klarifikasi Istilah Apoteker Peracik Miras di Dunia Gangster

Majalah Farmasetika - Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Komisi III, Muhammad Rofiqi, menyampaikan klarifikasi…

3 minggu ago

Penggunaan Metformin pada Pasien Diabetes Tingkatkan Risiko Selulitis, Infeksi Pada Kaki, dan Amputasi

Majalah Farmasetika - Metformin, salah satu obat diabetes paling populer di dunia, telah lama dikenal…

3 minggu ago

Anggota DPR Minta Maaf, Salah Pilih Kata Apoteker bukan Secara Harfiah

Majalah Farmasetika - Anggota Komisi III DPR RI Dapil 1 Kalimantan Selatan, dan juga Ketua…

3 minggu ago

Peran Penting Apoteker dalam Menjamin Distribusi Aman Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor Farmasi (NPP)

Majalah Farmasetika - Pedagang Besar Farmasi (PBF) adalah perusahaan yang memiliki izin untuk menyediakan, menyimpan,…

1 bulan ago