farmasetika.com – Dalam rangka momentum Hari Kesehatan Nasional, ratusan mahasiswa farmasi dari berbagai kampus yang yang tergabung dalam Ikatan Senat Mahasiswa Farmasi (ISMAFARSI) Indonesia dan massa apoteker yang tergabung dalam Farmasis Indonesia Bersatu (FIB), menggelar aksi di depan gerbang DPR RI pada Selasa (12/11/19).
Mereka memperingati HKN tersebut dengan menyuarakan aspirasi bidang kefarmasiannya dengan mendesak agar RUU Kefarmasian segera masuk dalam Program Legislasi Nasional (Prolegnas) dan segera disahkan menjadi Undang-Undang.
Tuntutan aspirasi mahasiswa farmasi se-Indonesia diterima oleh Ketua Komisi IX DPR RI yang membidangi Kesehatan, Felly Estelita dan Emanuel Melki selaku Wakil Ketua Komisi IX DPR RI.
Menurut Doni setiawan selaku penanggung jawab aksi, selama ini bidang farmasi kurang diperhatikan oleh pemerintah bahkan sejak 5 tahun yang lalu RUU Kefarmasian masuk ke prolegnas beberapa kali namun tidak ada progress karena kalah prioritas di DPR RI ,tenaga kefarmasian hari ini yang berjumlah kurang lebih 76 ribu namun sangat kita sayangkan belum mempunyai payung hukum yang jelas dan kuat dalam bentuk undang-undang.
“Isi substansi dalam RUU Kefarmasian nanti akan diatur secara kompleks beberapa hal diantaranya praktik kefarmasian, perlindungan hukum tenaga kefarmasian, kewenangan dalam penyelenggaran sarana elektronik farmasi bahkan aturan untuk pendidikan farmasi,semuanya untuk peningkatan profesionalitas tenaga kefarmasian itu sendiri.” Ungkap Doni sesuai rilis berita yang diterima Majalah Farmasetika.
Dalam kesempatan itu mahasiswa berkomunikasi ke aparat untuk masuk ke dalam meminta anggota DPR RI untuk beraudiensi menyerahkan tuntutan dan meminta menemui massa aksi untuk menyampaikan sikap terhadap desakan RUU Kefarmasian.
Aspirasi mahasiswa ini diterima oleh Komisi IX DPR RI yang membidangi kesehatan dengan disambut langsung oleh Felly Estelita selaku Ketua Komisi IX DPR RI dan Emanuel Melki selaku Wakil Ketua Komisi IX DPR RI.
“Saya dari sejak mahasiswa isu RUU Kefarmasian sudah ada jadi jangan pembahasan selama bertahun-tahun selalu isu nya ini, saya juga berharap farmasi dan apoteker praktik nya semakin membaik, untuk perancangan RUU Kefarmasian akan kami pelajari terlebih dahulu bersama organisasi profesi PP Ikatan Apoteker Indonesia, aspirasi adik mahasiswa saya terima dan saya persilahkan jika adik-adik ingin berorasi di depan”, pungkas Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Emanuel Melki yang juga bergelar Apoteker ini.
Untuk meyakinkan massa aksi, perwakilan ISMAFARSI menjemput Anggota DPR RI dari kalangan farmasi Chairul Anwar untuk keluar menemui massa aksi. Dalam sambutannya itu, Chairul mengucapkan terima kasih kepada pada mahasiswa karena telah datang memperjuangkan waktu serta tenaga untuk memperjuangkan nasib masyarakat Indonesia dan masa depan kefarmasian.
“Insha Allah saya akan memperjuangkan aspirasi teman-teman mahasiswa, karena saya menyadari bahwa selama ini belum ada payung hukum yang kuat profesi kefarmasian dalam menjalankan profesinya Karena profesi farmasi sangat berperan penting dalam kehidupan masyarakat. Jika RUU ini di sahkan tentunya diharapkan masyarakat akan mendapatkan manfaat yang besar”, ungkap Chairul yang juga bergelar Apoteker ini.
Lebih lanjut Chairul menjelaskan akan berkomunikasi dengan anggota DPR RI yang lain agar RUU Kefarmasian masuk dalam Prolegnas Prioritas 2020.
Untuk menunjukan bahwa tuntutan di terima dan akan ditindaklanjuti, lembar tuntutan ditandatangani langsung oleh Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Emanuel Melki, Chairul Anwar anggota Komisi VI dari latar apoteker juga.
Berdasarkan rilis informasi yang diterima, mahasiswa farmasi se-Indonesia melalui ISMAFARSI akan mengawal RUU Kefarmasian hingga disahkan, adapun batas tenggat waktu yang diberikan ke DPR RI dan Pengurus Pusat Ikatan Apoteker Indonesia (PP IAI) untuk merampungkan draft RUU paling lambat tanggal 30 desember, jika tidak diproses maka mahasiswa farmasi seluruh indonesia akan turun kembali dengan massa yang lebih banyak.
Majalah Farmasetika - Pedagang Besar Farmasi (PBF) adalah perusahaan yang memiliki izin untuk menyediakan, menyimpan,…
Majalah Farmasetika - Produk farmasi, seperti obat-obatan, memerlukan stabilitas tinggi untuk menjaga efektivitas dan kualitasnya…
Majalah Farmasetika - Dalam dunia perdagangan obat, surat pesanan memiliki peran yang sangat penting. Di…
Majalah Farmasetika - Di fasilitas distribusi farmasi, memastikan obat-obatan dan alat kesehatan tetap berkualitas sepanjang…
Majalah Farmasetika - Studi kohort yang baru-baru ini diterbitkan dalam Annals of Medicine Journal menetapkan…
Jakarta - BPOM resmi mengumumkan penarikan produk pangan olahan impor latiao asal Tiongkok penyebab keracunan.…