Categories: herbal

Daun Sirih, Tanaman Herbal Spesialis Penyakit Mulut

Farmasetika.com – Daun Sirih (Piper betle) merupakan salah satu obat tradisional di sekitar kita yang sudah banyak digunakan masyarakat. Sejak sekitar tahun 600 SM, masyarakat tradisional Asia dan India menggunakan daun sirih untuk berbagai keperluan mulai dari tata cara adat hingga pengobatan.

Daun sirih memiliki senyawa saponin bersifat sebagai bahan surfaktan yang kuat seperti sabun, karena saponin ini dapat menurunkan tegangan permukaan antar sel. Senyawa saponin yang diabsorbsi pada permukaan sel akan menyebabkan kerusakan dengan meningkatnya permeabilitas membran, sehingga bahan-bahan esensial yang dibutuhkan oleh bakteri untuk hidup menjadi hilang.

Kegunaan daun siruh

Daun sirih digunakan sebagai stimulan, antiseptik, dan penyegar mulut pada pengobatan tradisional dan diketahui mempunyai kemampuan dalam sistem imun seperti antibakteri dan antikanker. Daun sirih sendiri diketahui memiliki efek antibakteri terhadap beberapa jenis bakteri dan salah satunya adalah Streptococcus mutans.

Daun sirih mengandung minyak atsiri di mana komponen utama dari minyak atsiri tersebut adalah fenol dan senyawa turunannya adalah kavikol yang memiliki daya bunuh terhadap bakteri (bakterisida) lima kali lebih kuat dibanding fenol. Adanya fenol yang merupakan senyawa toksik mengakibatkan kerusakan struktur protein yang merupakan penyusun utama bakteri sehingga aktivitas biologis bakteri menjadi rusak dan pertumbuhan bakteri menjadi terhenti. Ekstrak daun sirih memiliki potensi aktivitas anti-plak oleh ekstrak daun sirih terhadap pembentukan awal plak.

Anti-plak merupakan agen atau campuran yang memberikan efek pada plak, yang kemudian hasilnya akan terjadi pengurangan karies dan gingivitis.

Gingiva

Gingiva adalah suatu bagian dari beberapa jaringan periodontal yang paling luar kemudian bagian dari membran mukosa mulut tipe mastikasi yang melekat pada tulang alveolar serta menutupi dan mengelilingi leher gigi.

Ada penyakit yang menjangkit bagian gingiva ini yaitu gingivitis. Gingivitis adalah proses inflamasi yang menginfeksi jaringan lunak pendukung gigi. Proses inflamasi tidak meluas ke arah tulang alveolar, ligamentum periodontal, atau cementum.

Mekanisme kerja

Turunan fenol berinteraksi dengan sel bakteri melalui proses absorbsi yang melibatkan ikatan hidrogen. Pada konsentrasi tertentu terbentuk kompleks protein fenol ke dalam sel bakteri dan menyebabkan koagulasi protein membrane sehingga membrane sel bakteri menjadi lisis, selain itu dapat juga menyebabkan timbulnya kebocoran konstituen sel yang essensial sehingga sel bakteri mengalami kematian.

Kemampuan daun sirih sebagai antibakteri plak gigi dibuktikan dengan penelitian aktivitas minyak atsiri daun sirih. Hasilnya menunjukkan bahwa minyak atsiri daun sirih dengan konsentrasi 0,25% menunjukkan daya antibakteri dan dalam pasta gigi menunjukkan daya antiseptik dimulai pada konsentrasi 0,5%.

Beberapa bukti menunjukkan bahwa daun sirih memiliki kemampuan untuk meningkatkan imun tubuh seperti anti-kanker dan anti-bakteri. Berbagai komponen utama dari daun sirih juga menunjukkan adanya efek antiseptik, bakterisidal, dan antioksidan dalam daun sirih. Sebuah penelitian menunjukkan adanya potensi aktivitas anti-plak oleh ekstrak daun sirih terhadap pemebetukan awal plak.

Anti-plak merupakan agen atau campuran memberikan efek pada plak, yang kemudian hasilnya akan terjadi pengurangan karies dan gingivitis. Sebuah penelitian juga membuktikan bahwa pengurangan plak yang terdapat bakteri Streptococcus mitis, Streptococcus sanguinis, dan Actinomyces sp oleh ekstrak daun sirih atau ekstrak daun sirih. Hasil penelitian ini menunjukkan aksi mekanisme dari efek anti-adheren dari daun sirih kemungkinan melibatkan modifikasi dari ikatan hidrofobik antara bakteri dan komponen saliva yang menutupi permukaan gigi.

Sumber :

Fathilah, A. R. Piper Betle I And Psidium Gunjava In Oral Health Maintance. Journal Of Medical Plants Research Vol 5 (2) 156-63

Moerfiah, Fira DSS. 2011. Pengaruh Ekstrak Dauns Sirih Merah (Piper Cf. Fragile Benth) Terhadap Bakteri Penyebab Sakit Gigi. Ekologis. Vol 11:30-5

Vani K, Maji Jose, Srinivasa Rao. 2011. Qualitative Evaluation Of Subgingival Microflora After The Chewing Of Betel Leaf. International Journal Of Research Vol 2 (4): 1278-1281

Fahriza

Share
Published by
Fahriza

Recent Posts

Kimia Farma Hadapi Tantangan Besar: Penutupan Pabrik dan PHK Karyawan

Majalah Farmasetika - PT Kimia Farma (Persero) Tbk, perusahaan farmasi terkemuka di Indonesia, saat ini…

1 minggu ago

Pertimbangan Regulasi Terkait Model Peracikan 503B ke 503A untuk Apotek Komunitas

Majalah Farmasetika - Tinjauan mengenai persyaratan bagi apotek yang mempertimbangkan untuk memesan senyawa dari fasilitas…

1 minggu ago

FDA Memperluas Persetujuan Delandistrogene Moxeparvovec-rokl untuk Distrofi Otot Duchenne

Majalah Farmasetika - Setelah sebelumnya disetujui pada Juni 2023 dalam proses Accelerated Approval, FDA telah…

1 minggu ago

FDA Menyetujui Epcoritamab untuk Pengobatan Limfoma Folikular Kambuhan, Refraktori

Majalah Farmasetika - Persetujuan ini menandai antibodi bispesifik pengikat sel T pertama dan satu-satunya yang…

1 minggu ago

FDA Mengeluarkan Surat Tanggapan Lengkap untuk Pengajuan BLA Patritumab Deruxtecan

Majalah Farmasetika - Pengajuan lisensi biologis (BLA) untuk patritumab deruxtecan menerima surat tanggapan lengkap karena…

2 minggu ago

FDA Menyetujui Ensifentrine untuk Pengobatan Pemeliharaan Penyakit Paru Obstruktif Kronis

Majalah Farmasetika - Setelah lebih dari 2 dekade, produk inhalasi pertama dengan mekanisme aksi baru…

2 minggu ago