Farmasetika.com – Gastritis merupakan proses peradangan lambung yang disebabkan oleh faktor iritasi dan infeksi pada mukosa dan submukosa.
Gastritis memiliki prevalansi yang tinggi di dunia menurut World Health Organization (2011), kejadian gastritis setiap tahun di dunia sekitar 1,8-2,1 juta dari jumlah penduduk dunia. Sedangkan persentase dari angka kejadian gastritis di Indonesia adalah 40,8%.
Salah satu penyebab penyakit gastritis diakibatkan oleh infeksi bakteri Helicobacter pylori dalam lambung. Infeksi Helicobacter pylori perlu diwaspadai karena infeksi bakteri ini berkembang dari mulai gastritis kemudian menjadi atrifi, berlanjut menjadi metaplasia usus dan diplasia hingga berkembang menjadi karsinoma. Bakteri ini dapat menyebabkan penyakit gastritis yang dikarenakan terjadinya inflamasi sebagai respon dari adanya infeksi pada bagian mukosa lambung.
Obat gastritis akut maupun kronis biasanya menggunakan pengobatan antibiotik dan obat-obatan yang mampu mengurangi asam untuk diminum penderita penyakit gastritis akut. Diantaranya seperti obat Antihistamine-2 (H2) yaitu Famotidine, Cimetidine, Ranitidine dan Nizatidine. Selain itu ada pula obat pompa penghambat proton (PPI) diantaranya seperti Omeprazole, Esomeprazole, Iansoprazole, Rabeprazole, dan Pantoprazole.
Pengobatan dari H.pylori masih menjadi tantangan bagi semua negara di seluruh dunia karena banyaknya faktor yang menentukan kesuksesan dari terapi itu sendiri, seperti faktor lingkungan dan juga mikroba lain selain H.pylori. Terapi ini masih mengandalkan campuran antibiotik serta agen anti-sekretori yang berbeda dan hingga saat ini masih tidak ada obat baru yang dikembangkan.
Senyawa-senyawa metabolit sekunder yang terkandung dalam tanaman jahe adalah flavonoida, fenolik, terpenoida, dan minyak atsiri. Menurut Nursal, 2006 senyawa-senyawa tersebut mampu menghambat pertumbuhan bakeri dan masuk ke dalam golongan senyawa bioaktif.
Helicobacter pylori merupakan jenis bakteri yang tergolong dalam bakteri Gram negative, berbentuk batang bengkok yang sering dihubungkan dengan penyakit kronis pencernaan dan gastroduodenal ulcer disease, serta perannya dalam kanker saluran pencernaan. Berbagai penelitian dilakukan untuk menghilangkan serta membasmi Helicobacter pylori. Gingerol merupakan sekelompok senyawa polifenolik struktural yang diisolasi dari jahe yang dapat menghambat pertumbuhan Helicobacter pylori dalam lambung. Gingerol berpotensi menjadi alternatif dalam membantu mengobati penyakit gastritis dengan memanfaatkan kekayaan hayati nusantara yaitu Jahe. Keunggulan dari tablet rimpang jahe (Zingeberis offinale) yakni dapat menghambat pertumbuhan bakteri Helicobacter pylori yang merupakan salah satu penyebab penyakit gastritis melalui kandungan gingerol pada jahe.
Mekanisme pengobatan gastritis yang disebabkan bakteri H. Pylori oleh jahe dilakukan berbagai cara, yakni jahe melindungi mukosa lambung dari luka dan menghambat sekresi asam lambung dengan menghambat H+ K+ -ATPase sehingga membatasi pertumbuhan H. Pylori; Jahe menghasilkan perlindungan anti-oksidan terhadap kerusakan lambung yang ditimbulkan oleh stres oksidatif. Senyawa fenol pada jahe memberikan efek penghambatan pada pertumbuhan H.pylori, menangkal radikal bebas dan mengambat peroksidasi lipid; fraksi fenol jahe berupa gingreol secara langsung mengambat pertumbuhan H. Pylori, terutama strain CagA+ dengan cara menghambat aktivitas COX-2, respon transkripsi-NF, dan pelepasan IL-1 URL, IL-6, dan IL-8
Sumber :
Backert, S., Neddermann, M., Maubach, G., & Naumann, M. (2016). Pathogenesis
ofHelicobacter pyloriinfection. Helicobacter, 21(1): 19–25.
Benjelalai.1984.Pengantar Ilmu Pangan,Nutrisi dan Mikrobiologi.Yogyakarta:Gadjahmada
University Press.
Decker, E.A., 2002, “Antioxidant Mechanism”, In: Akoh. C.C. and D.B.Min, Editor: Food
Lipids, Chemistry, Nutrition and Biotecnolog. New York. Marcell Dekker Inc
https://www.indonesia.go.id/ragam/komoditas/ekonomi/rempah-indonesia-diburu-dunia
Ketaren, 1986, “Minyak dan Lemak Pangan”, 1st ed Jakarta. Universitas Indonesia.
Nursal.,Wulandari,S., dan W.S.Juwita.2006.Bioaktifitas Ekstrak Jahe (Zingiber Officinale Roxb)
Dalam Menghambat Pertumbuhan Koloni Bakteri Escherichia Coli dan Bacillus Subtilis.Buletin
Anatomi dan Fisiologi XIV (2)
Mahady, G., Pendland, S. L., Yun, G. S., Lu, Z.-Z., & Stoia, A. 2003. Ginger (Zingiber officinale Roscoe)
and the Gingerols Inhibit theGrowth of Cag A+ Strains of Helicobacter pylori. Anticancers Rest,
3699–3702
Riskedas. 2013. Riset Kesehatan Dasar; RISKESDAS. Jakarta: Balitbang Kemenkes RI.
Shmuely, H., Domniz, N., & Yahav, J. 2016. Non-pharmacological treatment of Helicobacter pylori.
World J. Gastrointest Pharmacol Ther, 7(2):171-178
Majalah Farmasetika - Kementerian Kesehatan Republik Indonesia resmi mengesahkan Susunan Organisasi Kolegium Farmasi periode 2024-2028 melalui Keputusan…
Majalah Farmasetika - Yogyakarta, 5 Desember 2024 – Upaya untuk memperkokoh eksistensi dan profesionalisme tenaga…
Majalah Farmasetika - Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Komisi III, Muhammad Rofiqi, menyampaikan klarifikasi…
Majalah Farmasetika - Metformin, salah satu obat diabetes paling populer di dunia, telah lama dikenal…
Majalah Farmasetika - Anggota Komisi III DPR RI Dapil 1 Kalimantan Selatan, dan juga Ketua…
Majalah Farmasetika - Pedagang Besar Farmasi (PBF) adalah perusahaan yang memiliki izin untuk menyediakan, menyimpan,…