Edukasi

Bremelanotide, Obat Baru untuk Terapi Hasrat Seksual Rendah pada Wanita

farmasetika.com – Bremelanotide (Vyleesi™) adalah agonis reseptor melanokortin (MCR) yang merupakan obat baru yang telah disetujui oleh Food and Drug Administration (FDA) pada Juni 2019, untuk digunakan sebagai terapi pada wanita premenopause dengan hypoactive sexual desire disorder (HSDD), yang ditandai dengan hasrat seksual yang rendah yang mengakibatkan kecemasan atau kesulitan interpersonal (Dhillon dan Keam, 2019).

 

Cara Penggunaan

 

Vyleesi™ diberikan secara injeksi subkutan pada bagian paha atau perut setidaknya 45 menit sebelum melakukan aktivitas seksual. Penggunaan Vyleesi™   harus dibatasi untuk satu dosis dalam 24 jam dan tidak lebih dari delapan dosis per bulan (Elliott dan Chan, 2019).

 

Hasil Uji Klinis

 

Keefektifan dan keamanan dari Vyleesi™ telah diuji selama 24 minggu yang didasarkan pada metode acak, tersamar ganda dan terkontrol plasebo pada wanita premenopause dengan HSDD. Sebagian besar pasien menggunakan Vyleesi™ sebanyak dua atau tiga kali per bulan dan tidak lebih dari sekali seminggu (FDA, 2019).

Dalam pengujian ini, sekitar 25% pasien yang diobati dengan Vyleesi™ memiliki peningkatan dalam skor hasrat seksual (rentang skor dari 1.2 sampai 6.0, dengan semakin tinggi skor menunjukkan semakin tinggi juga hasrat seksual) dibandingkan terhadap 17% pasien yang menggunakan plasebo (FDA, 2019).

 

Indikasi

 

Bremelanotide diindikasikan untuk wanita premenopause untuk mengobati HSDD. HSDD dapat ditandai dengan adanya hasrat seksual yang rendah yang dapat menyebabkan kecemasan atau kesulitan interpersonal. Kesulitan ini tidak dapat dikaitkan dengan kondisi medis, obat-obatan atau masalah yang ada dalam suatu hubungan.

 

Dosis

 

  • 1,75 mg secara subkutan melalui autoinjektor pada bagian paha atau perut, setidaknya 45 menit sebelum melakukan aktivitas seksual
  • Penggunaan bremelanotid tidak lebih dari 1 dosis dalam 24 jam dan tidak lebih dari 8 dosis per bulan.

 

  • Injeksi Subkutan : 1,75mg / 0,3 mL (dosis tunggal)

 

Kontraindikasi

 

Vyleesi™ kontraindikasi terhadap pasien yang memiliki hipertensi tidak terkontrolatau penyakit kardiovaskular.

 

Efek Samping

 

Efek samping yang sering terjadi seperti, mual dan muntah, muncul kemerahan, reaksi di tempat suntikan dan pusing. Sekitar 1% pasien yang diobati dengan Vyleesi™ dalam uji klinis melaporkan terjadi penggelapan gusi dan bagian kulit, termasuk wajah dan payudara, yang tidak hilang pada sekitar setengah pasien setelah menghentikan pengobatan. 

Penyimpanan

Simpan pada atau di bawah 25 ° C (77 ° F). Lindungi dari cahaya.

 

Formulasi

 

Vyleesi™ disediakan sebagai larutan steril dan jernih yang terkandung dalam autoinjektor dosis tunggal untuk pemberian subkutan. Setiap jarum suntik mengandung 1,75 mg bremelanotide (setara dengan 1,89 mg bremelanotide asetat) dalam larutan 0,3 mL. Formulasi Vyleesi™ selain bahan aktif terdapat juga bahan tambahan seperti, gliserin 2,5%, air steril untuk injeksi, dan ditambahkan asam klorida atau natrium hidroksida untuk menyesuaikan pH.

Sumber :

Dhillon, S. and Keam, S.J., 2019. Bremelanotide: First Approval. Drugs79(14), pp.1599-1606.

Elliott, W. and Chan, J., 2019. Bremelanotide Injection (Vyleesi). Internal Medicine Alert41(14).

Food and Drug Administration (FDA). 2019. FDA Approves New Treatment For Hypoactive Sexual Desire Disorder In Premenopausal Women. Tersedia online di https://www.fda.gov/news-events/press-announcements/fda-approves-new-treatment-hypoactive-sexual-desire-disorder-premenopausal-women [26 Oktober 2019]

Penulis :Sri Indrayani, Program Sarjana Farmasi, Universitas Padjadjaran

farmasetika.com

Farmasetika.com (ISSN : 2528-0031) merupakan situs yang berisi informasi farmasi terkini berbasis ilmiah dan praktis dalam bentuk Majalah Farmasetika. Di situs ini merupakan edisi majalah populer. Sign Up untuk bergabung di komunitas farmasetika.com. Download aplikasi Android Majalah Farmasetika, Caping, atau Baca di smartphone, Ikuti twitter, instagram dan facebook kami. Terimakasih telah ikut bersama memajukan bidang farmasi di Indonesia.

Share
Published by
farmasetika.com

Recent Posts

Pentingnya Peran Apoteker dalam Registrasi Obat di Aplikasi Asrot

Majalah Farmasetika - Obat tradisional telah digunakan secara turun-temurun sebagai alternatif atau pelengkap dalam pengobatan…

30 menit ago

Mengapa Validasi Proses Penting di Industri Farmasi?

Majalah Farmasetika - Industri farmasi memiliki tanggung jawab besar dalam memproduksi obat yang aman, efektif,…

20 jam ago

FDA Menyetujui Vimseltinib untuk Pengobatan Pasien Dewasa dengan TGCT Simptomatik

Majalah Farmasetika - FDA telah menyetujui vimseltinib (Deciphera Pharmaceuticals) untuk pengobatan pasien dewasa dengan tenosynovial…

2 minggu ago

FDA Memberikan Penunjukan Fast Track untuk 67Cu-SAR-bisPSMA dalam Pengobatan Kanker Prostat

Majalah Farmasetika - FDA telah memberikan penunjukan fast track (FTD) untuk 67Cu-SAR-bisPSMA (Clarity Pharmaceuticals), yang…

2 minggu ago

Chenodiol, Pengobatan Pertama untuk Cerebrotendinous Xanthomatosis, Mendapat Persetujuan FDA

Majalah Farmasetika - FDA telah menyetujui tablet chenodiol (Ctexli; Mirum Pharmaceuticals) untuk pengobatan cerebrotendinous xanthomatosis…

2 minggu ago

FDA Berikan Penunjukan Terapi Terobosan untuk SkinTE dalam Pengobatan Luka Kaki Diabetes

Majalah Farmasetika - Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) secara resmi memberikan penunjukan…

2 minggu ago