Categories: Solid & Semisolid

Siponimod, Obat baru bagi Penderita Multiple Sclerosis 

Farmasetika.com – Siponimod biasa diketahui dengan sebutan mayzent. Siponimod dikembangkan oleh Novartis sebagai formulasi obat baru yang diperuntukkan multiple scelorosis.

Siponimod merupakan mondulator reseptor sphingosine yang berperan untuk menekan peradangan system saraf pusat yang berhubungan dengan multiple sclerosis (Drugbank,2016).

Mengenal multiple sclerosis

Multiple Sclerosis merupakan penyakit demielinasi kronis system saraf pusat. Multiple sclerosis ditandai dengan demielinisasi dan kehilangan neuroaxonal(Baldasari dan fox,2018) ( De. Et.al,2018). 

Biasanya multiple sclerosis dialami pada usia 20 sampai 40 tahun dan beresiko pada wanita 2 kali lebih sering daripada pria(donlot). Orang dengan gangguan MS memiliki gangguan fisik dan kognitif yang signifikan dan beberapa gejala umum diantaranya ataksia, ketidaknyamanan kantung kemih, gangguan pengliahatan dan lainnya ( Richard, et.al.2002)  

Terdapat 4 jenis Multiple Sclerosis yaitu RRMS( relapsing remitting multiple sclerosis), PPMS (Primary progressive Multiple sclerosis), SPMS (Secondary progressive multiple sclerosis), dan PRMS (progressive relapsing multiple sclerosis). Hampir 85% MS muncul sebagao RRMS ( Relaps Remitting Disease) kemudian dapat berubah menjadi Secondary Progressive disease (SPMS)(De, et.al,2018).

Terapi multiple sclerosis

Dalam dekade terakhir telah menunjukkan revolusi dalam pengobatan multiple sclerosis.  Tetapi tidak ada obat obatan yang dapat menyembuhkan multiple sclerosis. Saat ini pengobatan yang tersedia ditunjukkan untuk mengurangi resiko kambuh dan kemungkinan terjadinya kecacatan (Torkildsen, et.al. 2012). 

Terapi modifikasi penyakit dengan menggunakan obat obatan seperti interferon beta, Glatiramer acetate, Fingolimod. Akan tetapi pengobatan ini masih kurang meyakinkan dapat memperlambat perkembangan penyakit pada pasien SPMS (Wingerchuk,2012).

Mengenal siponimod

Siponimod merupakan obat oral yang selektif ke S1PR1 yang sudah di setujui di AS untuk pengobatan orang dewasa dengan MS kambuh (RMS) dan SPMS aktif (Novartis,2019) sedangkan untuk di daerah uni eropa dan jepang siponimod masih dalam peninjauan lebih lanjut. 

Siponimod diberikan dalam bentuk Kristal padat. Larutan stok dapat dibuat dengan melarutkan siponimod dalam pelarut pilihan. Siponimod larut dalam pelarut organik seperti etanol, DMSO, dan dimetil formamida, yang harus dibersihkan dengan gas lembam.

Kelarutan siponimod dalam pelarut ini masing-masing adalah sekitar 3, 20, dan 16 mg / ml. Siponimod sedikit larut dalam buffer berair. Untuk kelarutan maksimum dalam buffer berair, siponimod harus terlebih dahulu dilarutkan dalam DMSO dan kemudian diencerkan dengan buffer berair pilihan ( Caymanchem, 2017).

Mekanisme siponimod

Mekanisme siponimod ialah dengan memblokir kemampuan limfosit untuk melepaskan dari kelenjar getah bening, mengurangi jumlah limfosit yang ditemukan dalam darah periferal. Penyerapan obat maksimum ( mencapai konsentrasi maksimum dalam darah )terjadi sekitar 4 jam. Ketersediaan hayati dari siponimod oral sekitar 84%. Konsentrasi steady state dicapai setelah dilakukan pemberian siponimod dosis tunggal selama 6 hari. Konsumsi makanan dapat menyebablan penyerapan siponimod tertunda (Drugbank,2016).

Penelitan dan interaksi obat

Berdasarkan penelitian, siponimod belum aman digunakan oleh ibu hamil. Penelitian pada hewan menunjukkan bahwa siponimod dapat menyebabkan kerusakan pada janin. Butuh waktu sepuluh hari untuk menghilangkan obat siponimod dari dalam tubuh oleh karena itu wanita yang memiliki potensi kehamilan disarankan menggunakan alat kontrasepsi ketika mengonsumsi obat ini sampai pengobatan selesai (Drugbank,2016)

Terdapat beberapa obat yang dapat berinteraksi dengan siponimod salah staunya adalah warfarin. Ketika siponimod dikombinasikan dengan warfarin maka metabolismenya akan berkurang (Drugbank,2016)

Mayzent mengandung 0.25 mg dan 2 mg siponimod pada tiap tablet salut film. Bahan bahan tambahan ( selain zat aktif )ialah silicon kolodial dioksida, krospovidone, gliseril behenat, monohidrat laktosam mikrokristalin selulosa, bahan coanting film (besi oksida dimana besi oksida hitam dan merah memberikan kekuatan sebear 0.25 mg dan besi oksida hitam dan kuning memberikan kekuatan sebesar 2 mg) lesitin, polivinil alcohol, talk, titanium oxide dan xanthan gum. 

Mayzent tidak boleh digunakan oleh pasien dengan genotype CYP2C9*3/*3 genotipe 4, atau dalam 6 bulan terakhir mengalami infark miokard, angina tidak stabil, gagal jantung, stroke, gagal jantung keals III/IV (FDA, 2019)

Sumber 

Baldassari LE, Fox RJ. Therapeutic advances and challenges in the treatment of progressive multiple sclerosis. Drugs. 2018;78(15):1549–66. 

Cymanchem.2017. Siponimod. Tersedia online di https://www.caymanchem.com/product/22057/siponimod. [Diakses pada 27 Oktober 2019 ]

De Angelis F, Plantone D, Chataway J. Pharmacotherapy in secondary progressive multiple sclerosis: an overview. CNS Drugs. 2018;32(6):499–526

Drugbank.2016. Siponimod. Tersedia Online  di https://www.drugbank.ca/drugs/DB12371. [Diakses pada 27 Oktober 2019]

Food and drug administration. 2019. Tersedia online di https://s3-us-west-2.amazonaws.com/drugbank/cite_this/attachments/files/000/004/190/original/Siponimod_FDA_label.pdf?1554146373 [ diakses pada 27 oktober 2019 ]

Novartis Pharmaceuticals Corporation. MAYZENT® (siponimod): US prescribing information. 2019. http://www.acces sdata .fda.gov/drugs atfda _docs/label /2019/20988 4s000 lbl.pdf. diakses pada  27 oktober 2019

Richards RGSF,Beard SM,Tappenden P. 2002.Areviewofthenaturalhistory and epidemiology of multiple sclerosis: implications for resource allocation and health economic models. Health Technol Assess 

Torkildsen O, Myhr KM, Bo L. 2016,  Disease-modifying treatments for multiple sclerosis: a review of approved medications. Eur J Neurol;23(suppl 1):18–27. 

Wingerchuk DM, Weinshenker BG. 2016. Disease modifying therapies for relapsing multiple sclerosis. BMJ 

Sumber : Irsarina Rahma W, Farmasi Universitas Padjadjaran

farmasetika.com

Farmasetika.com (ISSN : 2528-0031) merupakan situs yang berisi informasi farmasi terkini berbasis ilmiah dan praktis dalam bentuk Majalah Farmasetika. Di situs ini merupakan edisi majalah populer. Sign Up untuk bergabung di komunitas farmasetika.com. Download aplikasi Android Majalah Farmasetika, Caping, atau Baca di smartphone, Ikuti twitter, instagram dan facebook kami. Terimakasih telah ikut bersama memajukan bidang farmasi di Indonesia.

Share
Published by
farmasetika.com

Recent Posts

Menkes Rilis Pengurus Organisasi Kolegium Farmasi 2024-2028

Majalah Farmasetika - Kementerian Kesehatan Republik Indonesia resmi mengesahkan Susunan Organisasi Kolegium Farmasi periode 2024-2028 melalui Keputusan…

4 hari ago

IVFI dan Kolegium Farmasi Indonesia Bersinergi untuk Kemajuan Tenaga Vokasi Farmasi

Majalah Farmasetika - Yogyakarta, 5 Desember 2024 – Upaya untuk memperkokoh eksistensi dan profesionalisme tenaga…

2 minggu ago

Anggota Dewan Klarifikasi Istilah Apoteker Peracik Miras di Dunia Gangster

Majalah Farmasetika - Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Komisi III, Muhammad Rofiqi, menyampaikan klarifikasi…

3 minggu ago

Penggunaan Metformin pada Pasien Diabetes Tingkatkan Risiko Selulitis, Infeksi Pada Kaki, dan Amputasi

Majalah Farmasetika - Metformin, salah satu obat diabetes paling populer di dunia, telah lama dikenal…

3 minggu ago

Anggota DPR Minta Maaf, Salah Pilih Kata Apoteker bukan Secara Harfiah

Majalah Farmasetika - Anggota Komisi III DPR RI Dapil 1 Kalimantan Selatan, dan juga Ketua…

3 minggu ago

Peran Penting Apoteker dalam Menjamin Distribusi Aman Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor Farmasi (NPP)

Majalah Farmasetika - Pedagang Besar Farmasi (PBF) adalah perusahaan yang memiliki izin untuk menyediakan, menyimpan,…

1 bulan ago