Farmasetika.com – JENEWA (Reuters) – Para ilmuwan Cina sedang menguji dua obat antivirus terhadap coronavirus baru dan awal hasil uji coba klinis selesai 1 minggu lagi, diungkap dalam pertemuan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Rabu (12/2/2020).
Dr. Marie-Paule Kieny, mantan ahli virus WHO, dalam forum riset tertutup di Jenewa, lebih dari 300 ilmuwan dan peneliti, beberapa yang mengambil bagian hampir semua dari Cina dan Taiwan.
“Rekan-rekan peneliti dari Cina sangat bersemangat untuk berpartisipasi dalam protokol yang sedang didefinisikan sehingga semua uji klinis yang dilakukan sesuai dengan standar yang sama dan melihat ke arah hasil yang sama,” katanya dalam konferensi pers.
“Mereka sangat tertarik untuk bekerja pada seperti protokol utama.” Lanjut Kieny.
Coronavirus, baru dijuluki SARS-CoV-2 atau COVID-19, yang muncul di Cina Tengah pada bulan Desember telah menginfeksi lebih dari 44.000 orang dan menewaskan lebih dari 1.100 di Cina dan telah menyebar ke setidaknya 24 negara lain.
Kieny mengatakan cukup banyak pasien telah diobati dengan kombinasi obat antivirus lopinavir dan ritonavir, tapi dia tidak memiliki dosis yang tepat.
Ini “akan sangat baik jika itu akan bekerja karena obat ini tersedia pada khususnya sebagai formulasi generik untuk pengobatan HIV, jadi ini akan jelas menjadi obat yang akan tersedia,” kata Kieny.
Terapi HIV Kombinasi dijual di bawah nama merek Kaletra oleh Abbvie Inc.
Ini masih harus dilihat apakah pengobatan akan terbukti efektif terhadap virus baru, katanya.
“Kami tidak tahu hasilnya, dan kami masih harus menunggu beberapa hari atau beberapa minggu untuk memiliki hasil.” Tutur Kieny.
Sebuah lembaga riset milik pemerintah Cina pekan lalu mengajukan hak paten atas penggunaan remdesivir obat antivirus eksperimental dari berbasis AS Gilead Sciences Inc., yang para ilmuwan berharap dapat efektif terhadap coronavirus.
“Mereka akan segera mulai dosis pasien pada remdesivir … yang telah diuji tanpa banyak keberhasilan dengan Ebola, tetapi virus Ebola dan coronavirus yang berbeda dan mungkin memiliki lebih sukses dengan corona,” kata Kieny.
“Tapi kita harus menunggu selama beberapa minggu apakah ini memberikan sinyal positif.” Tutupnya.
Sumber : Results From Chinese Drug Trials for Coronavirus Due in Weeks – Expert. https://www.medscape.com/viewarticle/925181
Majalah Farmasetika - Kementerian Kesehatan Republik Indonesia resmi mengesahkan Susunan Organisasi Kolegium Farmasi periode 2024-2028 melalui Keputusan…
Majalah Farmasetika - Yogyakarta, 5 Desember 2024 – Upaya untuk memperkokoh eksistensi dan profesionalisme tenaga…
Majalah Farmasetika - Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Komisi III, Muhammad Rofiqi, menyampaikan klarifikasi…
Majalah Farmasetika - Metformin, salah satu obat diabetes paling populer di dunia, telah lama dikenal…
Majalah Farmasetika - Anggota Komisi III DPR RI Dapil 1 Kalimantan Selatan, dan juga Ketua…
Majalah Farmasetika - Pedagang Besar Farmasi (PBF) adalah perusahaan yang memiliki izin untuk menyediakan, menyimpan,…