Farmasetika.com – Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) secara resmi menyatakan wabah COVID-19 sebagai pandemi.
“WHO telah menilai wabah ini sepanjang waktu dan kami sangat prihatin dengan tingkat penyebaran dan keparahan yang mengkhawatirkan, dan oleh tingkat tidak bertindak yang mengkhawatirkan, “Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan dalam konferensi pers 11 Maret.
“Oleh karena itu dibuat penilaian bahwa COVID-19 dapat dikategorikan sebagai pandemi. ” lanjutnya dikutip dari medscape.
Dia mencatat bahwa ini adalah pertama kalinya coronavirus dipandang sebagai pandemi.
Direktur Jenderal memperingatkan bahwa hanya dengan melihat jumlah negara yang terkena dampak yakni sejumlah 114 negara.
“tidak menceritakan kisah lengkapnya. … Kita tidak dapat mengatakan ini dengan cukup keras, atau cukup jelas, atau cukup sering: Semua negara masih dapat mengubah pandemi ini. ” tutur Tedros.
Dia menegaskan perlunya pendekatan seluruh pemerintah dan seluruh masyarakat untuk menangani hal ini, termasuk mengambil tindakan pencegahan seperti mengisolasi, menguji, dan merawat setiap kasus dan melacak setiap kontak, serta menyiapkan rumah sakit dan perawatan kesehatan profesional.
“Mari saling berjaga-jaga, karena kita saling membutuhkan,” tutupnya.
Majalah Farmasetika – Salah satu penyebab gagalnya terapi pengobatan pada pasien adalah tingkat kepatuhan yang…
Majalah Farmasetika - Metode utama dalam pengobatan kanker meliputi pembedahan, radioterapi, kemoterapi, dan imunoterapi. Namun…
Majalah Farmasetika - Distribusi farmasi merupakan salah satu tahapan kritis dalam rantai pasok obat, dimana…
Majalah Farmasetika – Pada industri farmasi, serangkaian proses pembuatan obat dilakukan dengan tetap memperhatikan mutu…
Majalah Farmasetika - Fenomena kolagen minum tak terbantahkan. Tapi, sebagai farmasetika, kita harus bertanya: Bagaimana…
Majalah Farmasetika - Banyak pejuang jerawat tidak sadar. Menggabungkan Benzoyl Peroxide dengan filter sunscreen yang…