farmasetika.com – Sehari setelah Amerika Serikat (AS) meluncurkan uji klinis pertama untuk vaksin coronavirus baru dengan subyek uji pada manusia, Cina pada hari Selasa (17/3/2020) mengatakan para ilmuwannya menggunakan lima pendekatan berbeda untuk mengembangkan vaksin untuk penyakit mematikan ini.
“Beberapa vaksin untuk penyakit coronavirus baru [COVID-19] diperkirakan akan memasuki uji klinis sesegera mungkin di China,” kata pejabat Cina pada konferensi pers di Beijing, lapor Xinhua.
“Sejauh ini, sebagian besar tim diharapkan untuk menyelesaikan penelitian praklinis pada bulan April dan beberapa bergerak maju lebih cepat,” Wang Junzhi, seorang akademisi dengan Akademi Teknik Cina, mengatakan kepada wartawan di ibukota China.
Vaksin yang sedang dikembangkan di Shanghai diperkirakan akan memasuki uji klinis pada pertengahan April, kata seorang pejabat kesehatan dari wilayah tersebut.
National Institutes of Health (NIH) AS mengumumkan Senin bahwa studi anti-COVID-19 sedang dijalankan di Kaiser Permanente Washington Health Research Institute di Seattle, Washington dengan dana dari Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular.
NIH menambahkan bahwa 45 orang dewasa sehat berusia 18-55 akan mengambil bagian dalam tes yang diperkirakan akan berjalan sekitar enam minggu.
Tetapi para ilmuwan Cina berfokus pada “keamanan vaksin” yang telah menjadi prioritas dalam penelitian dan pengembangan, kata Wang.
“Sebuah tim peneliti telah mendaftarkan sukarelawan dan mengajukan permohonan uji klinis dengan Administrasi Produk Medis Nasional,” tambahnya.
Kementerian Pendidikan Tiongkok juga mendesak Universitas Peking, Tsinghua dan Xiamen untuk “mempercepat penelitian” pada vaksin COVID-19, kata Lei Chaozi, seorang pejabat kementerian.
Di A.S., angka kematian dari coronavirus baru telah meningkat menjadi 85, dengan total kasus yang dikonfirmasi lebih dari 4.600, menurut Johns Hopkins University di Maryland.
COVID-19 muncul di Wuhan, Cina Desember lalu, dan telah menyebar ke setidaknya 152 negara dan wilayah. Organisasi Kesehatan Dunia telah menyatakan wabah sebagai pandemi.
Dari 187.000 kasus yang dikonfirmasi, jumlah kematian sekarang melebihi 7.400, sementara lebih dari 80.500 pasien telah pulih, menurut Worldometer, sebuah situs web yang mengumpulkan nomor kasus baru.
Jumlah kasus aktif saat ini lebih dari 99.000 – 93% ringan dan 7% dalam kondisi kritis.
Sumber : COVID-19: After US, China also holds vaccine trials. https://www.aa.com.tr/en/health/covid-19-after-us-china-also-holds-vaccine-trials/1769241
Majalah Farmasetika - Pedagang Besar Farmasi (PBF) adalah perusahaan yang memiliki izin untuk menyediakan, menyimpan,…
Majalah Farmasetika - Produk farmasi, seperti obat-obatan, memerlukan stabilitas tinggi untuk menjaga efektivitas dan kualitasnya…
Majalah Farmasetika - Dalam dunia perdagangan obat, surat pesanan memiliki peran yang sangat penting. Di…
Majalah Farmasetika - Di fasilitas distribusi farmasi, memastikan obat-obatan dan alat kesehatan tetap berkualitas sepanjang…
Majalah Farmasetika - Studi kohort yang baru-baru ini diterbitkan dalam Annals of Medicine Journal menetapkan…
Jakarta - BPOM resmi mengumumkan penarikan produk pangan olahan impor latiao asal Tiongkok penyebab keracunan.…