farmasetika.com – Pandemi wabah COVID-19 di Indonesia terus merajalela, terbukti hingga kemarin (28/3/2020), kasus positif COVID-19 terus bertambah secara eksponensial menjadi 1,155 kasus dengan 102 meninggal.
Tim Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) memprediksikan akan ada 2,5 juta jiwa yang terjangkit COVID-19 dengan 240,244 rakyat Indonesia yang akan meninggal. Hal ini bisa terjadi, bila orang yang terjangkit virus corona dibiarkan sembuh sendiri dan tanpa intervensi pemerintah secara serius.
Prediksi tersebut merupakan salah satu bagian dari draf ‘COVID-19 Modelling Scenarios, Indonesia’ pada tanggal 27 Maret 2020, ditujukan kepada Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas).
“Kita diminta oleh Bappenas,” kata pakar epidemiologi Universitas Indonesia (UI), Pandu Riono, dikutip dari detikcom, Minggu (29/3/2020).
Tim penyusun draf ‘COVID-19 Modelling Scenarios: Indonesia’ adalah Pandu Riono, Iwan Ariawan, Muhammad N Farid, dan Hafizah Jusril.
Angka kasus kematian karena COVID-19 yang diumumkan setiap harinya oleh pemerintah Indonesia itu bisa meningkat berlipat-lipat bila tak ada intervensi tingkat tinggi dari pemerintah untuk menanggulangi penyebaran COVID-19.
Berikut adalah jenis-jenis intervensi yang dilakukan terhadap penularan COVID-19 yang dimaksud Tim FKMUI:
1. Tanpa intervensi
2. Intervensi rendah: jaga jarak sosial secara sukarela, membatasi kerumunan massa
3. Intervensi moderat: tes massal cakupan rendah, mengharuskan jaga jarak sosial (penutupan sekolah/bisnis)
4. Intervensi tinggi: tes massal cakupan tinggi, mewajibkan jaga jarak sosial
“Yang sekarang hanya ada imbauan. Jadi, antara tanpa intervensi dan intervensi rendah,” kata Pandu Riono, Doktor epidemiologi lulusan University of California Los Angeles ini menjawab pertanyaa jenis intervensi yang manakah yang dilakukan pemerintah Indonesia terhadap COVID-19 saat ini.
Tim FKMUI menjelaskan, tiap 1 kasus positif COVID-19 (satu orang) bisa menginfeksi setidaknya 2 orang lainnya. Mereka telah membuat prediksi. Indikator yang digunakan adalah jumlah penduduk Indonesia adalah 268 juta. Dari jumlah penduduk tersebut, 52,9% populasi tinggal di wilayah urban; 14,8% tinggal di rumah kurang dari 8 meter persegi; angka terjadinya pneumonia (penyakit radang paru-paru) adalah 1,3 per 1.000 orang; 28,2% penduduk bepergian; 50,2% mencuci tangan dengan cara tidak benar. Berikut adalah prediksinya.
|
1. Tanpa intervensi: +/- 2.500.000 orang berpotensi terjangkit COVID-19
2. Intervensi rendah: +/- 1.750.000 orang berpotensi terjangkit COVID-19
3. Intervensi moderat: +/- 1.250.000 orang berpotensi terjangkit COVID-19
4. Intervensi tinggi: +/- 500.000 orang berpotensi terjangkit COVID-19
Prediksi tersebut diasumsikan terjadi pada hari ke-77. Tim menggunakan patokan hari ke-1 pada pekan pertama Februari 2020 alias lebih awal dari pengumuman kasus pertama oleh Pemerintah Indonesia (2 Maret). Soalnya, data yang diperoleh dari rumah sakit di Indonesia sudah menunjukkan adanya peningkatan kasus pneumonia dan gejala mirip COVID-19 sejak pekan pertama Februari.
|
Itu adalah prediksi total kumulatif kasus positif COVID-19. Berikut adalah prediksi efek terhadap kematian berdasarkan tingkat intervensi yang diterapkan pemerintah terhadap kondisi wabah ini.
Estimasi jumlah kematian kumulatif akibat COVID-19 di Indonesia:
1. Tanpa intervensi: 240.244
2. Intervensi redah: 144.266
3. Intervensi moderat: 47.984
4. Intervensi tinggi: 11.898
Sumber: Tim FKM UI: Tanpa Intervensi Negara, 2,5 Juta Orang RI Bisa Kena Corona https://news.detik.com/berita/d-4957064/tim-fkm-ui-tanpa-intervensi-negara-25-juta-orang-ri-bisa-kena-corona/1
Majalah Farmasetika - Pedagang Besar Farmasi (PBF) adalah perusahaan yang memiliki izin untuk menyediakan, menyimpan,…
Majalah Farmasetika - Produk farmasi, seperti obat-obatan, memerlukan stabilitas tinggi untuk menjaga efektivitas dan kualitasnya…
Majalah Farmasetika - Dalam dunia perdagangan obat, surat pesanan memiliki peran yang sangat penting. Di…
Majalah Farmasetika - Di fasilitas distribusi farmasi, memastikan obat-obatan dan alat kesehatan tetap berkualitas sepanjang…
Majalah Farmasetika - Studi kohort yang baru-baru ini diterbitkan dalam Annals of Medicine Journal menetapkan…
Jakarta - BPOM resmi mengumumkan penarikan produk pangan olahan impor latiao asal Tiongkok penyebab keracunan.…