Categories: Solid & Semisolid

Sering Sulit Tidur? Telah Hadir Obat Baru Dayvigo untuk Insomnia

Majalah Farmasetika – Tidur merupakan nikmat yang tiada terkira besarnya dari Sang Pencipta kepada semua makhlukNya.

Momen dimana tubuh beristirahat, memperbaiki sel yang rusak dan membentuk senyawa yang bermanfaat bagi aktivitas keesokan harinya.

Tapi bayangkan sulitnya tidur jika dalam keadaan sakit, ataupun stress. Keadaan ini dikenal juga dengan istilah insomnia, dimana sulitnya tidur muncul bisa dalam bentuk akut (1 malam/lebih berlangsung beberapa minggu) dan kronis (minimal 3 malam dalam satu minggu berlangsung sampai 3 bulan atau lebih).

Dayvigo™(lemborexant)

Pada 20 Desember 2019, FDA (Food and Drug Administration) telah memberikan approval untuk Dayvigo™ dari Eisai Co.,Ltd. sebagai obat yang diresepkan untuk penanganan insomnia pada pasien dewasa.

Pada 23 Januari 2020, Eisai Co.,Ltd, Tokyo, Japan melakukan press release untuk aproval produksi dan marketing Dayvigo™ (tablet 2.5mg, 5mg, and 10mg tablets, lemborexant) di Japan.

Dosis dan pemakaian

Dayvigo™ tersedia dalam bentuk sediaan tablet oral 5 mg dan 10 mg dengan dosis pemberian tidak lebih dari satu kali sehari sebelum tidur dan maksimum 10 mg per hari.

Pemakaian bersamaan dengan makanan dapat menurunkan onset tidur. Pada penderita penurunan fungsi hati yang sedang, dosis rekomendasinya adalah pada dosis initial dan maksimum adalah 5 mg per hari, dan tidak direkomendasikan pada pasien dengan penurunan fungsi hati yg berat.

Mekanisme kerja

Dayvigo™ dengan kandungan zat aktif lemborexant merupakan antagonis reseptor orexin yang bekerja memblok reseptor OX1R dan OX2R di sistem signalling orexin neuropeptida sehingga menekan rangsang bangun.

Uji Klinis

Studi 1

6 bulan, random, double-blind,kontrol-plasebo, multi-center pada pasien dewasa dengan kesulitan tidur berusia 18 tahun atau lebih.

Jumlah pasien total 971 pasien dengan pemberian terdiri dari plasebo (325), Dayvigo 5 mg (323), dan Dayvigo 10 mg (323) sehari sekali. Demografi pasien terdiri dari rentang usia 18-88 tahun, 69 % perempuan, 72 % berkulit putih , 8 % berkulit hitam, 17 % jepang, dan 3,5 % lainnya; 28 % usia lanjut (lebih dari 65 tahun).

Hasil studi 1 menunjukkan Dayvigo 5 mg dan 10 mg superior secara signifikan pada efek utamanya dibandingkan dengan plasebo.

Studi 2

1 bulan, random, double-blind, plasebo dan kontrol aktif, multi-center, pararel-group, perempuan usia 55 tahun lebih dan pria 65 tahun.

Total pasien 1006 pasien dengan gangguan tidur kriteria DSM-5 yang terdiri dari pemberian plasebo (208), Dayvigo 5 mg (266), Dayvigo 10 mg (269) atau pembanding aktif (263) sekali sehari.

Demografi pasien dibuat mirip setiap pemberian yaitu rentang usia (55-88 tahun), perempuan 86%, 72 % berkulit putih, 25% berkulit hitam, 2% lainnya, 45 % usia lanjut (lebih dari 65 tahun).

Hasil studi ini menunjukkan Dayvigo 5 mg dan 10 mg secara signifikan superior pada khasiat utamanya dibandingkan plasebo dan juga dalam hal efisiensi tidur serta onset waktu bangun setelah tidur.

Perbedaan dengan obat yang beredar di Indonesia

Di Indonesia obat insomnia yang banyak beredar adalah golongan benzodiazepine yang memiliki kerja sedatif dengan mekanisme kerja pada sistem GABA (gamma-aminobutiric acid).

Bekerja sebagai penghambat neurotransmitter sehingga kanal klorida terbuka dan terjadi hiperpolarisasi post sinaptik membran sel yang menghasilkan efek ansiolitik, sedatif, antikonvulsi dan relaksasi otot skeletal.

Berbeda dengan Dayvigo yang bekerja pada reseptor orexin pada signaling orexin sehingga khusus menekan rangsang bangun.

Kesimpulan

Ada harapan baru bagi yang sering mengalami insomnia untuk mendapatkan kualitas tidur yang lebih baik dibandingkan sebelumnya baik diakibatkan penyakit maupun faktor lainnya. Semoga bermanfaat.

Sumber :

Drug Trials Snapshot: DAYVIGO

https://www.fda.gov/drugs/drug-approvals-and-databases/drug-trials-snapshot-dayvigo

Luki Yogaswara Yusuf

I am a pharmacist and also as a magister student at Padjajaran University since 2019 until now.

Share
Published by
Luki Yogaswara Yusuf

Recent Posts

Sistem Penghantaran Obat Terkontrol untuk Mengatasi Tingkat Kepatuhan Pasien

Majalah Farmasetika – Salah satu penyebab gagalnya terapi pengobatan pada pasien adalah tingkat kepatuhan yang…

2 jam ago

Liposom sebagai Penghantaran Obat Tertarget untuk Terapi Kanker

Majalah Farmasetika - Metode utama dalam pengobatan kanker meliputi pembedahan, radioterapi, kemoterapi, dan imunoterapi. Namun…

2 jam ago

Pentingnya CAPA dalam Menjaga Mutu Produk pada Distribusi Farmasi

Majalah Farmasetika - Distribusi farmasi merupakan salah satu tahapan kritis dalam rantai pasok obat, dimana…

2 minggu ago

Tablet Coating : Tak Sekadar Estetika, Namun Penjaga Stabilitas Juga

Majalah Farmasetika – Pada industri farmasi, serangkaian proses pembuatan obat dilakukan dengan tetap memperhatikan mutu…

2 minggu ago

Suplemen Kolagen Viral Byoote vs Coolvita vs Noera, Mitos atau Fakta : Benarkah Sampai ke Kulit?

Majalah Farmasetika - Fenomena kolagen minum tak terbantahkan. Tapi, sebagai farmasetika, kita harus bertanya: Bagaimana…

2 minggu ago

Alasan Obat Jerawat Benzolac (BPO) Bisa Bikin Sunscreen Azarine (Avobenzone) Gagal Melindungi?

Majalah Farmasetika - Banyak pejuang jerawat tidak sadar. Menggabungkan Benzoyl Peroxide dengan filter sunscreen yang…

3 minggu ago