Majalah Farmasetika – Sebuah eksperimen baru telah menunjukkan apa yang bisa terjadi jika restoran tetap buka tanpa langkah-langkah kebersihan tambahan selama pandemi coronavirus baru (COVID-19). Hal ini ditunjukan dalam sebuah video viral yang diunggah NHK Jepang pada 5 Mei 2020.
Restoran dengan konsep prasmanan adalah sumber potensial bagi virus COVID-19 untuk menyebar kepada orang-orang yang nantinya diharapkan untuk perlahan-lahan diizinkan kembali membuka kafe dan restoran setelah masa Pembatasan Sosial Skala Besar (PSBB) berakhir di Indonesia, namun berdasarkan penelitian ini kewaspadaan adalah kuncinya.
Melalui NHK Jepang, para ahli infeksi merilis sebuah video di mana mereka melakukan percobaan restoran untuk menunjukkan seberapa cepat kuman dapat menyebar. Para peneliti mengaplikasikan cat fluorescent ke tangan satu orang dalam kelompok 10 orang yang mengunjungi restoran darurat.
Dalam video ini, satu orang diibaratkan terkena infeksi dengan diberikan bahan berflueresensi pada tangannya. Kemudian etelah sekelompok orang mengambil makanan dari prasmanan, duduk dan makan selama setengah jam, lampu hitam dinyalakan. Video ini mengungkapkan di mana-mana ‘virus’ telah menyebar pada waktu itu, diterangi oleh cat fluorescent. Hanya dalam 30 menit, satu peserta yang terinfeksi telah menyebarkan bahan berflueresensi ke tangan setiap orang di restoran.
Video ini menyoroti pentingnya kebersihan tangan dan mendukung peringatan tentang bahaya area sosial tertutup seperti restoran, pub, dan hotel. Prasmanan diduga merupakan akar dari penyebaran awal COVID-19 di kapal pesiar; ini adalah salah satu lokasi yang paling parah terkena dampak pada wabah pandemi.
“Tempat di mana mayoritas yang tidak ditentukan dapat dengan mudah disentuh disebut permukaan sentuhan tinggi, yang menyimpan bahaya. Saya ingin Anda mewaspadai risiko dan mengambil tindakan yang tepat. ” ,kata Profesor Hiroyuki Kunishima dari Fakultas Kedokteran Universitas St. Marianna dalam videonya
Berikut adalah video yang dicoba dijelaskan dan dialihbahasakan oleh tim redaksi Majalah Farmasetika
Majalah Farmasetika - Kementerian Kesehatan Republik Indonesia resmi mengesahkan Susunan Organisasi Kolegium Farmasi periode 2024-2028 melalui Keputusan…
Majalah Farmasetika - Yogyakarta, 5 Desember 2024 – Upaya untuk memperkokoh eksistensi dan profesionalisme tenaga…
Majalah Farmasetika - Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Komisi III, Muhammad Rofiqi, menyampaikan klarifikasi…
Majalah Farmasetika - Metformin, salah satu obat diabetes paling populer di dunia, telah lama dikenal…
Majalah Farmasetika - Anggota Komisi III DPR RI Dapil 1 Kalimantan Selatan, dan juga Ketua…
Majalah Farmasetika - Pedagang Besar Farmasi (PBF) adalah perusahaan yang memiliki izin untuk menyediakan, menyimpan,…