Majalah Farmasetika – Migrain merupakan gangguan sakit kepala primer yang umum terjadi, dapat menyebabkan nyeri berdenyut pada kepala dan biasanya dirasakan pada satu sisi kepala.
Migrain sering disertai dengan mual, muntah, dan kepekaan terhadap cahaya dan suara. Serangan migrain bisa berlangsung selama berjam-jam hingga berhari-hari, dan rasa sakitnya bisa sangat parah sehingga mengganggu aktivitas sehari-hari.
Dalam Global Burden of Disease Study 2010 (GBD2010), penyakit ini menduduki peringkat ketiga sebagai gangguan paling umum di dunia. Dalam GBD2015, penyakit ini menduduki peringkat ketiga tertinggi sebagai penyebab kecacatan di seluruh dunia baik pada pria maupun wanita di bawah usia 50 tahun.
Uji in vitro dilakukan pada human ether-a-go-go related gene (hERG) dan kelinci jenis Purkinje. Secara in vitro, rimegepant pada konsentrasi 30 μM merupakan inhibitor yang lemah (≤36% inhibisi) dalam uji human ether-a-go-go related gene (hERG) dan tidak berpengaruh pada pengujian terhadap kelinci Purkinje.
Konsentrasi obat yang tinggi dalam tes ini dilakukan lebih dari 20 kali dari paparan puncak pada manusia (Cmax) pada dosis oral klinis rimegepant 75 mg (1,46 μM, Fase 1). Hasil dari uji in vitro ini menyatakan bahwa rimegepant menunjukkan keamanan bagi kardiovaskular dan tidak menunjukan adanya efek samping pada dosis 20 kali lipat di atas paparan puncak oral manusia (Cmax) pada dosis klinis 75 mg (Conway, et al., 2019).
Rimegepant dievaluasi profil keamananya secara in vivo pada monyet telemetered dengan dosis 60 mg/kg yang kemudian diamati efeknya terhadap aktivitas fisik, suhu tubuh, parameter hemodinamik dan elektrokardiografi. Rimegepant juga dievaluasi dalam studi toksisitas oral selama 9 bulan pada monyet dengan dosis 50 mg/kg/hari.
Monyet yang menerima rimegepant 60 mg/kg menunjukkan tidak adanya paparan jika dosisnya dinaikan menjadi 10 kali di atas dosis klinis tanpa efek pada parameter hemodinamik/elektrokardiografik. Dan untuk dosis harian yang diamati selama 9 bulan tidak menunjukkan adanya perubahan parameter kardiovaskular pada dosis 50 mg/kg/hari yang diamati dari nilai AUC, dimana dosis tersebut setara dengan 20 kali lipat dosis manusia. Sehingga dapat disimpulkan bahwa rimegepant tidak menunjukkan gangguan parameter kardiovaskular pada monyet telemetered pada 60 mg/kg atau pada monyet dengan 9 bulan dosis oral pada 50 mg/kg dimana kelipatannya masing-masing 10x (Cmax) dan 20x (AUC) (Conway, et al., 2019).
Nurtec ODT 75 mg menunjukkan efek pengurangan rasa nyeri dari sedang atau berat menjadi tidak ada dan hilangnya gejala yang mengganggu/Most Bothersome Symptom (MBS) pada dua jam setelah pemberian dosis yang dibandingkan dengan plasebo. MBS yang paling sering adalah fotofobia, mual dan fonofobia. Persentase pasien yang mengalami pengurangan rasa nyeri dan hilangnya MBS dua jam setelah dosis tunggal secara statistik lebih besar secara signifikan pada pasien yang menerima NURTEC ODT dibandingkan dengan mereka yang menerima plasebo (FDA, 2020). Penggunaan rimegepant 75 mg tidak menunjukan adanya efek samping yang signifikan (Gao, et al., 2019)
Pada umumnya migrain akut dapat diobati dengan beberapa golongan obat seperti triptan, NSAID, Acetaminophen, ergot dan opioid. Terapi yang paling banyak digunakan adalah golongan reseptor agonis serotonin 5-HT1B dan 5-HT1D contohnya adalah golongan triptan. Terapi triptan hanya efektif terhadap 34% pasien sedangkan 30-40% pasien menunjukkan kekambuhan walaupun sudah diterapi dengan menggunakan triptan.
Selain itu, sebanyak 50% pasien yang menggunakan golongan triptan menunjukkan efek samping sedang-parah. Namun, golongn triptan harus digunakan hati-hati pada pasien dengan gangguan kardiovaskular bahkan seharusnya dihindari. Hal ini karena golongan triptan memiliki mekanisme vasokonstriksi, dimana vasokonstriksi merupakan menyempitnya pembuluh darah. Oleh karena itu perlu terapi lain yang aman digunakanuntuk pasien dengan gangguan karviovaskular (Gao, et al., 2020).
Terapi migrain akut yang sedang dikembangkan saat ini berasal dari golongan antagonis Calcitonin Gen-Relaated Peptide (CGRP). Salah satu obat yang aman digunakan adalah Rimegepant. Saat terjadi migrain, CGRP dalam tubuh tinggi sehingga penggunaan obat antagonis CGRP dapat meredakan migrain. CGRP merupakan faktor pronociceptive yang dapat memodulasi eksitasi neuronal dalam merespon nyeri.
Antagonis CGRP akan berkompetisi dengan CGRP di dalam tubuh untuk menempati reseptornya sehingga dapat mencegah/mengurangi rasa nyeri yang disebabkan oleh CGRP (Pubchem, 2020). Rimegepant dapat membantu meredakan nyeri migrain dengan mencegah aktivasi molekul pronociceptive yang menyebabkan migrain.
Obat ini digunakan untuk migrain akut yang memiliki onset cepat dan efektif dalam waktu 2 jam setelah pemberian. Selain itu, tidak perlu menyesuaikan dosis untuk pasien dengan gangguan ginjal ringan-parah (Pubchem, 2020).
Brand and Other Names:Nurtec ODT
Mekanisme aksi: Antagonis reseptor peptida terkait gen kalsitonin (CGRP); mengikat reseptor CGRP, yang dianggap terlibat secara kausal dalam patofisiologi migrain.
(Medscape, 2020).
Toksisitas:
(Biohaven Pharmaceuticals,2020)
Efikasi:
Rimegepant secara signifikan memiliki khasiat sebagai pereda nyeri dan kemampuan untuk berfungsi biasanya pada 60 menit postdosis, bebas dari nyeri dan bebas dari gejala yang paling mengganggu pada 90 menit pasca dosis, penggunaan obat penyelamat dalam 24 jam, dan berkelanjutan kebebasan dari nyeri dan pereda nyeri dari 2 jam sampai 24 jam dan 2 jam sampai 48 jam.
Rimegepant tidak ada efek samping yang serius peristiwa yang terkait dengan pengobatan dan tidak ada bukti hepatotoksisitas. Rimegepant termasuk obat pereda nyeri dengan cepat dengan memiliki kemanan efek samping yang baik dan aman dari hepatoksisitas (Lipton RB, Croop R, Stock EG, 2019).
Kelebihan:
Rimegepant dan ubrogepant adalah obat dari golongan antagonis reseptor CGRP yang paling aman dan berupa sediaan oral walaupun masih dalam tahap pengembangan (Negro A and Martelletti P, 2019). Antagonis CGRP oral tidak memiliki sifat vasokonstriksi yang dapat menyebabkan kontraindikasi pada pasien dengan penyakit serebrovaskular dan kardiovaskular. Oleh karena itu obat ini lebih aman digunakan sebagai terapi standar pada pasien dengan kontraindikasi tersebut jika dibandingkan dengan golongan triptan contohnya sumatriptan (Lipton RB, et al. 2019).
Kelebihan Rimegepant dibandingkan dengan antagonis CGRP oral lainnya (ubrogepant) yaitu:
(Biohaven Pharmaceuticals, 2020)
Harga Obat
sebagai perbandingan obat migrain rimegepant tentu memiliki harga yang lebih mahal dibandingkan dengan obat migrain yang tersedia dipasaran dan sudah biasa digunakan. Dikarenakan obat ini termasuk obat yang memiliki potensi yang baik dan cepat terhadap penanganan pada migrain dan juga obat yang masih diproduksi dari luar negeri.
Sumber
International Headache Society. 2019. Classification of Migraine. Diakses secara online di https://ichd-3.org/1-migraine/1-6-episodic-syndromes-that-may-be-associated-with-migraine/1-6-3-benign-paroxysmal-torticollis/ (Pada 13 November 2020).
Conway, C.M., Robert, C., Gene, M.D., Vladimir, C., and Richard, B.L. 2019. Cardiovascular Safety of Rimegepant 75mg in 3 Randomized Clinical Trials and Systematic Evaluation from In Vitro, Ex Vivo, and In Vivo Nonclinical Assay. Diakses secara online di https://www.biohavenpharma.com/sites/default/files/documents/rimegepant-cv-safety-2019-ahs.pdf. [Diakses pada hari jumat, 13 November 2020].
FDA. 2020. Nurtec ODT. Diakses secara online di www.accessdata.fda.gov. [Diakses pada hari Sabtu, 14 November 2020].
Gao, B., Yanbo, Y., Zilan, W., Yue, S., Zhouqing, C., Yun, Z., and Zhong, W. 2019. Efficacy and Safety of Rimegepant for the Acute Treatment of Migraine: Evidence From Randomized Controlled Trials. Front Pharmacol. Vol 10(1577):1-10.
Biohaven Pharmaceuticals. FDA Approved Drug Products: Nurtec ODT (Rimegepant) Prescribing Information, February 2020. Diakses secara online di https://www.accessdata.fda.gov/drugsatfda_docs/label/2020/212728s000lbl.pdf . [Diakses pada tanggal 14 November 2020].
Gao, B., Yang, Y., Wang, Z., Sun, Y., Chen, Z., Zhu, Y., dan Wang, Z. 2020. Efficacy and Safety of Rimegepant for the Acute Treatment of Migraine: Evidence From Randomized Controlled Trials. Frontiers in Pharmacology. Vol. 10: 1577.
Lipton RB, Croop R, Stock EG, Stock DA, Morris BA, Frost M, Dubowchik GM, Conway CM, Coric V, Goadsby PJ. 2019. Rimegepant, an Oral Calcitonin Gene-Related Peptide Receptor Antagonist, for Migraine. N Engl J Med. 381(2):142-149.
Pubchem. 2020. Rimegepant. Diakses secara online di https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/Rimegepant#section=Springer-Nature-References [Diakses pad tanggal 15 November 2020]
Medscape. 2020. Medscape: Drug & Diseases. Diakses Secara Online di https://reference.medscape.com/drug/nurtec-odt-rimegepant-4000010#5. [Diakses pada tanggal 14 November 2020].
Negro A and Martelletti P. 2019. Gepants for the treatment of migraine. Expert Opin Investig Drugs. 28(6):555-567.
Penulis : Sagita Dwidara, Khoirunnisa Apsari, Putri Nurfauziyah, Ami Rahmati S, Raden Alya P S, Tina Astiani, Mimin Mutmainnah dan Mutiara Aprilliansyah
Majalah Farmasetika - Kementerian Kesehatan Republik Indonesia resmi mengesahkan Susunan Organisasi Kolegium Farmasi periode 2024-2028 melalui Keputusan…
Majalah Farmasetika - Yogyakarta, 5 Desember 2024 – Upaya untuk memperkokoh eksistensi dan profesionalisme tenaga…
Majalah Farmasetika - Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Komisi III, Muhammad Rofiqi, menyampaikan klarifikasi…
Majalah Farmasetika - Metformin, salah satu obat diabetes paling populer di dunia, telah lama dikenal…
Majalah Farmasetika - Anggota Komisi III DPR RI Dapil 1 Kalimantan Selatan, dan juga Ketua…
Majalah Farmasetika - Pedagang Besar Farmasi (PBF) adalah perusahaan yang memiliki izin untuk menyediakan, menyimpan,…