Categories: Berita

Utamakan Keselamatan, FIB Dukung Sikap Tegas Presiden dan BPOM Terkait Vaksin Nusantara

Majalah Farmasetika – Organisasi profesi apoteker Farmasis Indonesia Bersatu (FIB) mendukung sikap tegas Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan, Penny Lukito, terkait pengembangan vaksin COVID-19 di tanah air yang harus sesuai dengan kaidah ilmiah dan keilmuan yang berlaku sehingga mengutamakan keselamatan untuk rakyat Indonesia.

BPOM Sebut Uji Klinis Fase 1 Vaksin Nusantara Tidak Sesuai Kaidah Ilmiah

Vaksin Nusantara, Vaksin besutan dr.Terawan mendadak  menarik perhatian publik tanah air, setelah beredar kabar bahwa telah dilakukan uji klinis tahap satu yang dinyatakan selesai pada akhir Januari 2021. Apalagi  hasil uji klinis dikabarkan sudah disampaikan ke BPOM.

Dalam rapat kerja dengan Komisi IX DPR RI, Rabu (10/3), BPOM menyebut uji klinis fase I vaksin Nusantara tidak sesuai kaidah dan tidak menjawab khasiatnya.

Kepala BPOM dengan tegas menyatakan vaksin yang diinisiasi mantan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto itu dinilai tak sesuai kaidah Saintifik. Menurutnya,  Pemenuhan GCP (Good Clinical Practice) atau Cara Uji Klinik yang baik (CUKB) juga tidak dilaksanakan dalam penelitian ini.

Presiden dukung pengembangan vaksin sesuai kaidah ilmiah

Sejalan dengan BPOM, Presiden Joko Widodo ikut mengingatkan agar proses pembuatan vaksin melalui kaidah saintifik atau keilmuan yang berlaku. Presiden Joko Widodo mendukung pengembangan vaksin Nusantara dengan catatan vaksin buatan anak bangsa itu harus mengikuti kaidah keilmuan.

“Saat ini vaksin yang tengah dikembangkan di Tanah Air adalah vaksin Merah Putih dan vaksin Nusantara yang terus harus kita dukung. Tapi untuk menghasilkan produk obat dan vaksin yang aman, berkhasiat, dan bermutu, mereka juga harus mengikuti kaidah-kaidah saintifik,” kata Presiden Joko Widodo melalui video yang disiarkan kanal YouTube Sekretariat Presiden, Jumat (12/3).

FIB mendukung langkah pemerintah

Sikap tegas Presiden dan BPOM RI mendapat dukungan dari Presidium Farmasis Indonesia bersatu (FIB). Melalui humas FIB, Apoteker Subagiyo Achmad, M.Farm., Presidium FIB mendukung sikap tegas Presiden dan BPOM RI yang menempatkan keselamatan rakyat di atas segalanya.

“Sudah selayaknya BPOM dibiarkan bekerja professional dengan senantiasa menerapkan prinsip kehati-hatian, independensi, menjunjung integritas dan transparansi dalam setiap pengambilan keputusan pemberian izin edar, termasuk memastikan tahap-tahap uji klinis suatu vaksin” Terang Apoteker Subagiyo dalam press rilis yang diterima redaksi (14/3/2021).

Menurut Apoteker Subagiyo, lebih baik BPOM melakukan kajian yang mendalam dengan segala plus minusnya, ketimbang terburu-buru menyetujui tahapan uji klinis hingga keluarnya izin edar, sedangkan secara scientifik hasilnya belum memadai untuk dikeluarkan izin itu. Pemenuhan Good Clinical Practice (GCP), Good Manufacturing Practice (GMP) dan Good Laboratory Practice (GLP) mutlak diperlukan setiap sediaan farmasi yang edarkan ke masyarakat.

Dihubungi secara terpisah , Ketua Presidium FIB, Apoteker Dasrul menegaskan bahwa tugas BPOM adalah menjaga keamanan, efikasi, dan mutu dari vaksin. Sehingga Pemerintah harus menjamin semua vaksin yg beredar telah memenuhi standar kelayakan dan juga halal.

“BPOM harus dijauhkan dari tekanan dari pihak manapun agar dapat bekerja dengan sebaik-baiknya”. Lanjut Apoteker Dasrul.

“Karena itu, FIB mendukung penuh BPOM untuk bekerja sesuai dengan standar dan prosedur ilmiah yang selama ini menjadi karakter BPOM,” pungkasnya.

farmasetika.com

Farmasetika.com (ISSN : 2528-0031) merupakan situs yang berisi informasi farmasi terkini berbasis ilmiah dan praktis dalam bentuk Majalah Farmasetika. Di situs ini merupakan edisi majalah populer. Sign Up untuk bergabung di komunitas farmasetika.com. Download aplikasi Android Majalah Farmasetika, Caping, atau Baca di smartphone, Ikuti twitter, instagram dan facebook kami. Terimakasih telah ikut bersama memajukan bidang farmasi di Indonesia.

Share
Published by
farmasetika.com

Recent Posts

Kimia Farma Hadapi Tantangan Besar: Penutupan Pabrik dan PHK Karyawan

Majalah Farmasetika - PT Kimia Farma (Persero) Tbk, perusahaan farmasi terkemuka di Indonesia, saat ini…

5 hari ago

Pertimbangan Regulasi Terkait Model Peracikan 503B ke 503A untuk Apotek Komunitas

Majalah Farmasetika - Tinjauan mengenai persyaratan bagi apotek yang mempertimbangkan untuk memesan senyawa dari fasilitas…

5 hari ago

FDA Memperluas Persetujuan Delandistrogene Moxeparvovec-rokl untuk Distrofi Otot Duchenne

Majalah Farmasetika - Setelah sebelumnya disetujui pada Juni 2023 dalam proses Accelerated Approval, FDA telah…

5 hari ago

FDA Menyetujui Epcoritamab untuk Pengobatan Limfoma Folikular Kambuhan, Refraktori

Majalah Farmasetika - Persetujuan ini menandai antibodi bispesifik pengikat sel T pertama dan satu-satunya yang…

5 hari ago

FDA Mengeluarkan Surat Tanggapan Lengkap untuk Pengajuan BLA Patritumab Deruxtecan

Majalah Farmasetika - Pengajuan lisensi biologis (BLA) untuk patritumab deruxtecan menerima surat tanggapan lengkap karena…

1 minggu ago

FDA Menyetujui Ensifentrine untuk Pengobatan Pemeliharaan Penyakit Paru Obstruktif Kronis

Majalah Farmasetika - Setelah lebih dari 2 dekade, produk inhalasi pertama dengan mekanisme aksi baru…

1 minggu ago