Majalah Farmasetika – Insiden penyakit coronavirus 2019 (COVID-19) masih meningkat pesat, tetapi sedikit yang diketahui tentang prevalensi dan karakteristik kasus fatal pada anak-anak di Indonesia.
Sebuah penelitian yang dilakukan RSCM Universitas Indonesia dengan tujuan untuk mendeskripsikan karakteristik anak dengan COVID-19 dengan outcome fatal di rumah sakit rujukan tersier di Indonesia telah dipublikasikan 12 April 2021 di International Journal of Infectious Diseases.
Tingkat kematian 40% ditemukan di antara semua pasien anak dengan penyakit coronavirus positif 2019 pada reaksi berantai transkriptase polimerase terbalik.
Sebagian besar pasien datang dengan penyakit parah atau kritis. Setengah dari pasien adalah remaja.
Mayoritas pasien memiliki paparan sebelumnya ke fasilitas kesehatan atau profesional. Sebagian besar pasien memiliki kondisi medis yang mendasari sebelumnya.
Penelitian ini menggunakan metodologi cross sectional studi yang menggunakan data dikumpulkan dari rekam medis pasien COVID-19 yang dirawat di Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta, Indonesia dari Maret hingga Oktober 2020.
Selama masa studi, 490 pasien dirawat dan didiagnosis dengan dugaan dan kemungkinan COVID-19. Dari pasien ini, 50 (10,2%) dikonfirmasi memiliki COVID-19, dan 20 (40%) memiliki hasil yang fatal. Tingkat kematian lebih tinggi pada pasien berusia 10 tahun, dikategorikan dengan penyakit berat saat masuk, rasio PaO2/FiO2 300 mmHg dan penyakit kronis yang mendasarinya. Manifestasi klinis yang paling umum adalah gejala umum, sedangkan sindrom gangguan pernapasan akut (20/8) dan syok septik (7/20) adalah dua penyebab kematian yang paling umum. Peningkatan kadar prokalsitonin, D-dimer, laktat dehidrogenase dan presepsin ditemukan pada semua kasus yang fatal. Satu pasien memenuhi kriteria sindrom inflamasi multisistem pada anak-anak.
“Pekerjaan kami menyoroti tingkat kematian yang tinggi pada pasien anak dengan tes reaksi berantai polimerase SARS-CoV-2 positif. Temuan ini mungkin terkait atau bertepatan dengan infeksi COVID-19. Studi lebih lanjut diperlukan untuk meningkatkan pemahaman tentang peran sindrom pernafasan akut parah coronavirus-2 dalam menguraikan mekanisme yang menyebabkan kematian pada anak-anak dengan komorbiditas.” Jelas para penulis yang diketuai oleh Rismala Dewi dari RSCM.
Sumber
Mortality in children with positive SARS-CoV-2 polymerase chain reaction test: Lessons learned from a tertiary referral hospital in Indonesia. Int J Inf Dis. VOLUME 107, P78-85, JUNE 01, 2021
Majalah Farmasetika - Kementerian Kesehatan Republik Indonesia resmi mengesahkan Susunan Organisasi Kolegium Farmasi periode 2024-2028 melalui Keputusan…
Majalah Farmasetika - Yogyakarta, 5 Desember 2024 – Upaya untuk memperkokoh eksistensi dan profesionalisme tenaga…
Majalah Farmasetika - Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Komisi III, Muhammad Rofiqi, menyampaikan klarifikasi…
Majalah Farmasetika - Metformin, salah satu obat diabetes paling populer di dunia, telah lama dikenal…
Majalah Farmasetika - Anggota Komisi III DPR RI Dapil 1 Kalimantan Selatan, dan juga Ketua…
Majalah Farmasetika - Pedagang Besar Farmasi (PBF) adalah perusahaan yang memiliki izin untuk menyediakan, menyimpan,…