Majalah Farmasetika – 8 Rumah Sakit terpilih dijadikan tempat uji klinik ivermectin sebagai obat COVID-19. Uji klinik Ivermectin akan dilakukan di bawah koordinasi Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan di delapan Rumah Sakit di Jakarta, Medan, dan Pontianak.
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) telah menerbitan Persetujuan Pelaksanaan Uji Klinik (PPUK) Ivermectin, Senin (28/06) dalam konferensi pers yang dilakukan secara online dan dihadiri Menteri Badan Usaha Milik Negara, Erick Thohir, Komnas Penilai Obat, dr. Anwar Santoso, dan Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya dan Pelayanan Kesehatan, Pretty Multihartina, Ph.D.
Di Indonesia, Ivermectin terdaftar di Badan POM sebagai obat untuk indikasi infeksi kecacingan (Strongyloidiasis dan Onchocerciasis) dan tergolong sebagai obat keras. Saat ini Ivermectin telah digunakan untuk penanggulangan COVID-19 namun hal tersebut hanya dapat dipergunakan dalam kerangka uji klinik, sebagaimana rekomendasi dalam WHO Guideline for COVID-19 Treatment yang dipublikasikan pada 31 Maret 2021.
Badan POM memberikan PPUK berdasarkan pertimbangan dukungan publikasi meta-analisis dari beberapa hasil uji klinik dengan subjek terbatas dan metodologi yang terpercaya (Randomized Controlled Trial/Acak Terkontrol). Pertimbangan keamanan juga menjadi dasar pemberian PPUK, penggunaan Ivermectin untuk indikasi utama masih dalam batas toleransi apabila digunakan sesuai ketentuan.
PPUK ini merupakan dasar ilmiah untuk membuktikan khasiat dan keamanan Ivermectin sebagai obat COVID-19.
Berdasarkan tujuan penggunaan Ivermectin untuk obat COVID-19 dalam kerangka uji klinik, maka Ivermectin sebagai obat uji yang merupakan golongan obat keras hanya dapat diperoleh dengan resep dokter di fasilitas pelayanan kesehatan/kefarmasian resmi yang ditunjuk dalam uji klinik.
Badan POM akan terus memantau pelaksanaan dan menindaklanjuti hasil uji klinik, serta melakukan update informasi terkait penggunaan obat Ivermectin untuk pengobatan COVID-19 melalui komunikasi dengan WHO dan Badan Otoritas Obat negara lain.
Majalah Farmasetika - Selama ini obat kanker bekerja dengan pendekatan “tembak membabi buta”, yakni menyebar…
Abstrak Perkembangan teknologi penghantaran obat saat ini diarahkan pada sistem yang lebih efisien, presisi, dan…
Majalah Farmasetika - Pengembangan terapi yang efektif untuk gangguan neurologis merupakan bidang penelitian yang terus…
Majalah Farmasetika - Pernahkah Anda bertanya-tanya bagaimana obat yang Anda konsumsi sampai ke apotek dengan…
Majalah Farmasetika - Saat ini, kesadaran masyarakat terhadap kehalalan produk semakin meningkat. Bukan hanya soal…
Majalah Farmasetika - Obat tradisional telah digunakan secara turun-temurun sebagai alternatif atau pelengkap dalam pengobatan…