Majalah Farmasetika – Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Apoteker Indonesia (PP IAI), Drs. apt. Nurul Falah Eddy Pariang, membuka acara Training of Trainer Program Apoteker Pendamping Isolasi Mandiri (Isoman) Batch 1 sekaligus secara resmi meluncurkan program pengabdian 1 SKP bagi apoteker yang terlibat langsung dalam program ini (13/7/2021).
Kegiatan ini digagas oleh MTAC (Medication Therapeutic Adherence Clinic) Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran yang menggunakan aplikasi InaTTI (Indonesia Test, Trace, and Isolation), aplikasi yang mempermudah melakukan test laboratorium, pelacakan kontak secara menyeluruh, dan pendampingan Apoteker untuk kepatuhan isolasi mandiri.
Dalam acara ini hadir pula Dekan Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran,, Prof. Dr. Apt. Ajeng Diantini, CEO getwell, Andrey L Hidayat, SE, MBA, narasumber Prof. Dr. apt. Keri Lestari, MSi., dan para pengurus PP IAI.
Dalam sambutannya, Ketua PP IAI menyampaikan bahwa diperlukan penanganan COVID-19 secara intensif dan pelaksanaan vaksinasi untuk mencapai herd imunity, Kemenkes melebarkan keterlibatkan tenaga kesehatan bahkan sampai mahasiswa profesi tingkat akhir.
“Kita apoteker pada saatnya apabila pemerintah memerlukan akan diajak menjadi vaksinator, tentunya dengan lingkup kewenangan terbatas di masa pandemi, itupun setelah diadakan sertifikasi training, sehingga hanya apoteker yang bersertifikat bisa sebagai vaksinator” tutur Nurul Falah.
Nurul menambahkan, kegiatan ini tentunya melengkapi kegiatan apoteker untuk berkontribusi di masa pandemi COVID-19 di area Prakek Kefarmasian.
“Apoteker harus tetap produktif di masa pandemi agar dirasakan langsung kebermanfaatannya di masyarakat. termasuk kegiatan pelatihan konsultasi pendampingan isoman bagi apoteker” lanjut Nurul Falah.
Dalam kesempatan ini, Keri Lestari menyampaikan materi Tata Cara Isolasi Mandiri yang Nyaman dan Aman bagi pasen positif COVID-19 tanpa gejala dan bergejala ringan kepada 70 apoteker dari berbagai institusi yang menghadiri secara daring melalui aplikasi Zoom.
“Di masa pandemi tetap harus melakukan layanan kesehatan, masa pandemi tidak berarti tidak berhubungan dengan masyarakat, tetapi kita menggunakan cara menggunakan IoT sehinggat tetap bisa melayani masyarakat secara langsung” ungkap Keri Lestari yang juga bertugas sebagai Ketua Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Farmasi PP IAI.
“Disinilah klinik kepatuhan terapi obat atau MTAC berperan di masa pandemi, berkolaborasi dengan InaTTI mengisi fitur Isolasi. Berkolaborasi dengan aplikasi getwell, memungkinkan adanya interkolaborasi profesional dengan tenaga kesehatan lainnya secara online.” lanjutnya.
Seperti diketahui sebelumnya, getwell merupakan salah satu dari 11 aplikasi penyedia telemedisin yang direkomendasikan Kemenkes RI.
“COVID-19 ini adalah masalah kemanusian, saatnya turut bekerjasaama dengan profesi lain, membangun kekuatan bersama untuk masyarakat, pendampingan isoman ini bukan inovasi akhir, tetapi inovasi awal bukan hanya pendampingan covid-19 tatapi penyakit kronis lainnya” tutuf Keri Lestari.
Majalah Farmasetika - Kementerian Kesehatan Republik Indonesia resmi mengesahkan Susunan Organisasi Kolegium Farmasi periode 2024-2028 melalui Keputusan…
Majalah Farmasetika - Yogyakarta, 5 Desember 2024 – Upaya untuk memperkokoh eksistensi dan profesionalisme tenaga…
Majalah Farmasetika - Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Komisi III, Muhammad Rofiqi, menyampaikan klarifikasi…
Majalah Farmasetika - Metformin, salah satu obat diabetes paling populer di dunia, telah lama dikenal…
Majalah Farmasetika - Anggota Komisi III DPR RI Dapil 1 Kalimantan Selatan, dan juga Ketua…
Majalah Farmasetika - Pedagang Besar Farmasi (PBF) adalah perusahaan yang memiliki izin untuk menyediakan, menyimpan,…