Majalah Farmasetika – Fungsi ginjal telah terbukti menurun pada individu yang memiliki COVID-19, baik parah maupun ringan, menurut hasil studi baru.
“Temuan kami menekankan pentingnya memperhatikan fungsi ginjal dan penyakit dalam merawat pasien yang memiliki COVID-19,” Ziyad Al-Aly, MD, asisten profesor kedokteran di Universitas Washington, mengatakan dalam sebuah pernyataan.
“Jika perawatan ginjal bukan bagian integral dari strategi perawatan pasca-akut COVID-19, maka kami akan kehilangan peluang untuk membantu ratusan ribu orang yang berpotensi tidak tahu bahwa fungsi ginjal mereka telah menurun karena virus ini. Ini di luar jutaan orang Amerika yang menderita penyakit ginjal yang tidak disebabkan oleh COVID-19,” kata Al-Aly.
Penelitian yang dilakukan oleh Veteran Affairs St. Louis Health Care System dan Washington University School of Medicine di St. Louis menunjukkan bahwa individu yang terinfeksi SARS-CoV-2 memiliki kemungkinan lebih besar untuk mengembangkan penyakit ginjal kronis dan stadium akhir serta kerusakan ginjal. sesuai dengan pernyataan.
Individu yang tertular virus tetapi tidak perlu dirawat di rumah sakit memiliki 15% peningkatan risiko kejadian ginjal utama yang merugikan, seperti penyakit ginjal kronis, 30% peningkatan risiko mengembangkan cedera ginjal akut, dan peningkatan risiko akhir penyakit ginjal sebesar 215%. stadium penyakit ginjal, menurut pernyataan itu.
Individu yang dirawat di rumah sakit karena COVID-19 memiliki kemungkinan 7 kali lebih besar mengalami gangguan ginjal utama, 8 kali lebih mungkin mengalami cedera ginjal akut, dan 13 kali lebih mungkin mengembangkan penyakit ginjal stadium akhir.
Meskipun tahap awal penyakit ginjal sering dapat diobati dengan obat-obatan, sekitar 90% orang dengan penyakit ginjal dan disfungsi tidak mengetahuinya, karena penyakit tersebut dapat tanpa rasa sakit dan gejala, menurut National Kidney Foundation.
Sumber
COVID-19 long-haulers at risk of developing kidney damage, disease. EurekAlert. News release. September 1, 2021. Accessed September 1, 2021. https://www.eurekalert.org/news-releases/927063
Majalah Farmasetika - Kementerian Kesehatan Republik Indonesia resmi mengesahkan Susunan Organisasi Kolegium Farmasi periode 2024-2028 melalui Keputusan…
Majalah Farmasetika - Yogyakarta, 5 Desember 2024 – Upaya untuk memperkokoh eksistensi dan profesionalisme tenaga…
Majalah Farmasetika - Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Komisi III, Muhammad Rofiqi, menyampaikan klarifikasi…
Majalah Farmasetika - Metformin, salah satu obat diabetes paling populer di dunia, telah lama dikenal…
Majalah Farmasetika - Anggota Komisi III DPR RI Dapil 1 Kalimantan Selatan, dan juga Ketua…
Majalah Farmasetika - Pedagang Besar Farmasi (PBF) adalah perusahaan yang memiliki izin untuk menyediakan, menyimpan,…