Majalah farmasetika – Tanaman Sungkai (Peronema canescens) berkhasiat mengatasi demam, malaria, flu, batuk dan sering di gunakan oleh masyarakat sebagai obat tradisional dengan mengolahnya menjadi ramuan sederhana, sifatnya yang menjadi ekspektoran dapat membantu mengeluarkan dahak pada penderita batuk, di ketahui pula bahwa Tanaman Sungkai mempunyai sifat analgesik- antipiretik yang dapat mengatasi demam serta sebagai imunomoduator untuk meningkatkan imunitas tubuh.
Metode pencarian artikel dilakukan secara elektronik menggunakan database science direct dan search engine Google Scholar serta Pubmed yang terhubung dengan berbagai database. Pencarian data dimulai berdasarkan keyword “Sungkai, obat herbal, tanaman sungkai, kesehatan, obat tradisional”. Sebanyak 15 artikel diidentifikasi dari pencarian database, kemudian didapatkan 6 artikel yang memenuhi kriteria inklusi.
Hasil dari artikel ini ialah zat aktif daun sungkai yaitu peronemin, sitosterol, isopropanol, phytol, dipterpenoid, flavonoid, diduga dapat menaikkan jumlah leukosit atau sel darah putih yang dapat membantu tubuh untuk melawan berbagai penyakit infeksi dan sebagai sistem kekebalan tubuh. Hal ini di dukung oleh penelitian pemberian ekstrak daun muda sungkai ke mencit dosis 0,5625 mg/kg bb dapat meningkatkan sel darah putih mencapai 36 % (7324/cc)
Kesimpulan dari artikel ini ialah pemberian perlakuan ekstrak daun sungkai memberikan pengaruh terhadap kekebalan tubuh. Dimana leukosit adalah sel yang membentuk komponen darah, sehingga dengan meningkatnya kandungan sel darah putih dapat membantu tubuh melawan berbagai penyakit infeksi, sebagai bagian dari sistem kekebalan tubuh. Hal ini menjadi inovasi terbaru akan pengembangan obat tradisional asli Kalimantan dalam bermacam sediaan semisal kapsul, larutan dan lainnya yang bermanfaat untuk menghadapi pandemi covid-19 yang melanda pada saat ini.
Indonesia merupakan negara agraris yang subur dan kaya akan Sumber Daya Alam yang melimpah. Berbagai herbal tumbuh di jajaran wilayah Indonesia, hampir 80 % tanaman dari seluruh total yang ada di dunia di miliki oleh Indonesia. Sekitar 35.000 jenis tanaman tingkat tinggi yang tumbuh di indonesia, 3.500 diantaranya di laporkan sebagai tanaman obat. Sebagian besar diantaranya dapat di temukan di pulau Borneo atau Kalimantan, pulau terbesar di antara 5 pulau besar di Indonesia.
Kalimantan Selatan tidak hanya menyimpan kekayaan berupa hasil hutan alam maupun sumber daya mineral dan batubara, tetapi juga hasil hutan bukan kayu termasuk beragam tanaman berkhasiat. Beragam jenis tanaman hutan Kalimantan telah dimanfaatkan masyarakat lokal secara turun-temurun sebagai obat-obatan tradisional mulai dari akar, batang pohon, daun dan buah. Beberapa obat-obatan tradisional ini bahkan sudah terkenal hingga mancanegara. Di antaranya Pasak Bumi, Tapak Barito, Kayu Manis serta tanaman Sungkai.
Tanaman sungkai (Peronema canescens) merupakan tanaman asli Kalimantan, namun dapat pula di jumpai di pulau Sumatra, tanaman ini mempunyai banyak manfaat yang sudah di gunakan secara tradisional oleh suku suku asli daerah tersebut, selain di jadikan pagar hidup, tanaman Sungkai dapat menjadi obat demam, dan memiliki sifat antiplasmodium, tanaman ini juga menjadi ekspektoran (pengeluar dahak) sehingga dapat dijadikan obat bagi pasien penderita flu dan batuk. Dewasa ini, tanaman Sungkai sudah banyak di gunakan sebagai obat herbal untuk mengatasi gejala covid-19 seperti flu, batuk dan demam. Sungkai (Peronema canescens) sering disebut sebagai jati sabrang, ki sabrang, kurus sungkai, atau sekai, termasuk kedalam famili Verbenaceae.
Penelitian sebelumnya oleh Harmida dan Yuni (2011) menyebutkan bahwa Pada suku Dayak di Kalimantan Timur sampai saat ini masih tetap mempertahankan tradisi dengan memanfaatkan tumbuhan di sekitarnya untuk pengobatan ataupun perawatan kesehatan misalnya pemanfaatan tanaman sungkai (P. canescens.Jack) sebagai obat pilek, demam, obat cacingan (ringworms), dijadikan mandian bagi wanita selepas bersalin dan sebagai obat kumur pencegah sakit gigi. Sebagian masyarakat di Sumatera Selatan dan Lampung menggunakan daun sungkai (P. canescens.Jack) sebagai antiplasmodium dan obat demam. Menurut Yusrin (2008), dalam pengobatan Suku Serawai daun P. canescens ditumbuk dan ditampal untuk sakit memar. Menurut Yani (2013), dalam pengobatan suku Lembak, seduhan daun P. Canescens digunakan untuk penurun panas, malaria dan menjaga kesehatan.
Merebaknya pandemi Covid-19 di Indonesia mengakibatkan kekhawatiran tersendiri bagi masyarakat Indonesia. Salah satu pencegahan yang dapat kita lakukan yaitu dengan menjaga dan meningkatkan imunitas tubuh kita sendiri, sistem imun (kekebalan tubuh) sangat penting agar tubuh dapat melawan berbagai infeksi bakteri dan virus yang menyerang dalam tubuh kita, tak terkecuali dengan virus Covid-19 atau Corona.
Sistem Imun berperan penting dalam tubuh kita, tak hanya sebagai penangkal dari berbagai penyakit dan serangan virus atau bakteri, sistem imun juga bekerja dengan memperbaiki jaringan-jaringan tubuh yang mengalami kerusakan, membuang sel-sel yang tidak normal bahkan yang dapat membahayakan bagi tubuh juga menjaga keseimbangan dalam tubuh sehingga badan terasa sehat dan bugar.
Adapun bahan alam sebagai alternatif pilihan untuk meningkatkan imunitas kita ialah dengan memanfaatkan daun sungkai pada tanaman sungkai. Senyawa kimia yang terdapat dalam tanaman sungkai berupa peronemin, sitosterol, isopropanol, phytol, dipterpenoid, flavonoid, yang memiliki fungsi sebagai imunomodulator alami yang dapat meningkatkan leukosit yang merupakan bagian dari sistem imun. Berbagai zat yang ada pada tanaman sungkai memungkinkannya menjadi sebuah imunomodulator alami yang dapat kita manfaatkan guna meningkatkan imunitas kita di tengah pandemi Covid-19 yang tak berkesudahan ini.
Beberapa penelitian memberikan uji coba pada mencit (mus musculus) untuk mengetahui sifat sifat antipiretik-analgesik, antiplasmodium, dan imunitas yang ada pada ekstrak sungkai dengan memberikan kadar tertentu dan dalam rentang waktu tertentu, uji coba ini untuk membandingkan sifat ekstrak sungkai dengan bahan sintesis parasetamol sebagai penurun demam. Selain itu, telah dilakukan penelitian untuk membuktikan sifat antibakteri pada tanaman sungkai dengan menguji pada bakteri patogen Strain Streptococcus mutans, Salmonella thyposa, Basillus subtilis, dan Staphylococcus aureus.
Pencarian elektronik dilakukan dengan menggunakan search engine Google Scholar dan Pubmed yang akan terhubung dengan berbagai database. Pencarian secara komprehensif juga dilakukan dengan menggunakan database science direct. Pencarian data dimulai berdasarkan keyword “Sungkai, Obat herbal, Tanaman Sungkai, Kesehatan, Obat Tradisional” lalu, sumber data dikumpulkan dari beberapa pihak yg telah melakukan penelitian lapangan. Untuk memastikan relevansi studi, artikel dibatasi pada yang diterbitkan dalam 10 tahun terakhir
Sebanyak 15 artikel diidentifikasi dari pencarian database. Sembilan artikel telah dihapus sebagai duplikat. Proses seleksi menyebabkan masuknya 6 artikel untuk ditinjau.
Bagian daun dan kulit batang tanaman sungkai biasa di manfaatkan untuk membuat ramuan obat tradisional. Senyawa kimia yang terkandung didalamnya di antaranya yaitu flavonoid, yang memiliki banyak khasiat salah satunya sebagai antioksidan. Tanaman yang mempunyai golongan flavonoid dapat meningkatkan aktifitas sistem imun sehingga cocok sekali menjadi obat herbal yang dapat meningkatkan sistem imun kita untuk berperang melawan pandemi covid-19 ini. Menurunnya daya tahan tubuh yang menjadi akibat dari gejala covid-19 dapat di atasi dengan cara mengonsumsi makanan dan minuman yang dapat meningkatkan stamina, salah satunya tanaman obat yang dapat meningkatkan stamina yaitu rebusan air daun sungkai. Hal ini menjadi inovasi terbaru dalam menghadapi wabah yang mengelilingi kita saat ini, selain dengan harga yang terjangkau, penggunaan obat herbal juga memiliki efek samping yang jauh lebih kecil di banding obat obatan kimia buatan pabrik (sintesis) dan memiliki banyak manfaat, selain dapat meningkatkan imunitas tubuh, daun sungkai dapat menjadi obat malaria dan memiliki sifat antipiretik yang dapat menurunkan demam, mengatasi pilek dan menjadi obat cacingan, juga obat kumur untuk mencegah sakit gigi.
Berdasarkan penelitian, pemberian ekstrak daun muda sungkai ke mencit dosis 0,5625 mg/kg bb dapat meningkatkan sel darah putih mencapai 36 % (7324/cc) (Yani et al . 2014). Zat aktif daun sungkai yaitu peronemin, sitosterol, isopropanol, phytol, dipterpenoid, flavonoid, diduga dapat menaikkan jumlah leukosit atau sel darah putih yang dapat membantu tubuh untuk melawan berbagai penyakit infeksi dan sebagai sistem kekebalan tubuh.
Hal ini menunjukan bahwa pemberian perlakuan ekstrak daun sungkai memberikan pengaruh terhadap kekebalan tubuh. Dimana leukosit adalah sel yang membentuk komponen darah, sehingga dengan meningkatnya kandungan sel darah putih dapat membantu tubuh melawan berbagai penyakit infeksi, sebagai bagian dari sistem kekebalan tubuh. Pemberian ekstrak daun sungkai lebih efektif dibanding dengan pemberian obat imonos sebagai obat pembanding. Imunos sebagai obat tunggal, sedangkan pada ekstrak sungkai mengandung berberapa zat aktif yaitu, peronemin, sitosterol, isopropanol, phytol, dipterpenoid, flafanoid sehingga ada kemungkinan unsur-unsur tersebut membantu dalam menaikan jumlah leukosit.Pada uji Imunitas dosis yang paling efektif dalam membantu sistem kekebalan tubuh dengan dosis ekstrak sungkai sebesar 0,567 mg/Kg bb, cenderung meningkatkan jumlah leukosit sebesar 36%, lebih baik daripada daripada dosis pembanding (imunos) hanya meningkatkan jumlah leukosit sebesar 23%.(Yani et al. 2014)
Obat herbal semakin di lirik sebagian besar masyarakat sebagai salah satu upaya dalam menghadapi pandemi Covid-19 yang kian merebak, tanaman tanaman herbal yang memiliki beragam khasiat kemudian dijadikan inovasi terbaru terciptanya berbagai sediaan obat berbentuk jamu, minuman sehat maupun kapsul herbal. Tanaman yang sering di gunakan kebanyakan memiliki khasiat yang mampu mengatasi gejala covid-19 seperti demam, meriang, flu, batuk, juga untuk meningkatkan imunitas, salah satu tanaman yang dapat di manfaatkan ialah tanaman Sungkai yang menyebar luas di Kalimantan.
Berdasarkan hasil penelitian, Tanaman Sungkai dapat meningkatkan imunitas tubuh kita, sehingga sangat cocok untuk di jadikan bahan herbal untuk menghadapi dampak gejala covid-19 yang menurunkan imun tubuh, selain itu rebusan daun sungkai dapat di gunakan sebagai obat demam karena mempunyai sifat antipiretik yang menurunkan panas dan juga sebagai ekspektoran (pengeluar dahak) bagi pasien batuk dan pilek. Penggunaan obat herbal sebagai upaya dalam menghadapi pandemi covid-19 merupakan upaya yang inovatif karena memiliki banyak khasiat dengan efek samping yang di hasilkan jauh lebih kecil di banding obat obat sintetis.
Daftar Pustaka
Harmida, S., dan Yuni, V.F. 2011.Studi Etnofitomedika Di Desa Lawang Agung Kecamatan Mulak Ulu Kabupaten Lahat Sumatera Selatan. Jurnal Penelitian Sains Vol. 14 Nomer 1(D) 14110. Diakses di http://jpsmipaunsri.files.wordpress.co m/2011/03/1042-46-d-harmida.pdf
Ibrahim, Arsyik, and Hadi Kuncoro. “Identifikasi metabolit sekunder dan aktivitas antibakteri ekstrak daun sungkai (Peronema canescens Jack.) terhadap beberapa bakteri patogen.” Journal of Tropical Pharmacy and Chemistry 2.1 (2012): 8-18.
Muhammad Muzaffar Ali Khan Khattaka, Muhammad Taherb, Solachuddin Jauhari Arief Ichwanc , Nuraniza Azaharia. 2013. Selected herbal extracts improve diabetes associated factors in 3T3-L1 adipocytes
Yani, Ariefa Primair, and Agus MH Putranto. “Examina-tion of The Sungkai, s Young Leaf Extract (Peronema canescens) As An Antipiretic, Immunity, Anti plasmodium and Teratogenity In Mice (Mus muculus).” International Journal of Science and Engineering 7.1 (2014): 30-34.
Yani Ariefa Primair, 2013. Kearifan Lokal Penggunaan Tumbuhan Obat oleh Suku Lembak Delapan di Kabupaten Bengkulu Tengah Bengkulu. Semirata 2013. Unila. Lampung.
Yusrin Hidayat, 2008. Studi Etnobotani JenisJenis Tumbuhan di Pekarangan Sebagai Obat Tradisional Oleh Suku Serawai di Desa Kembang Seri Kecamatan Talo Kabupaten Seluma.Bengkulu.FKIP.UNIB.
Majalah Farmasetika - Kementerian Kesehatan Republik Indonesia resmi mengesahkan Susunan Organisasi Kolegium Farmasi periode 2024-2028 melalui Keputusan…
Majalah Farmasetika - Yogyakarta, 5 Desember 2024 – Upaya untuk memperkokoh eksistensi dan profesionalisme tenaga…
Majalah Farmasetika - Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Komisi III, Muhammad Rofiqi, menyampaikan klarifikasi…
Majalah Farmasetika - Metformin, salah satu obat diabetes paling populer di dunia, telah lama dikenal…
Majalah Farmasetika - Anggota Komisi III DPR RI Dapil 1 Kalimantan Selatan, dan juga Ketua…
Majalah Farmasetika - Pedagang Besar Farmasi (PBF) adalah perusahaan yang memiliki izin untuk menyediakan, menyimpan,…