Categories: Sediaan Farmasi

Atogepant, Obat Terapi Migrain Antagonis CGRP Peroral Baru

Majalah Farmasetika – Pada tanggal 28 September kemarin, Food and Drug Association (FDA) atau badan yang mengawasi obat dan makanan di Amerika Serikat mengumumkan persetujuan obat baru migrain yang diklaim lebih superior dibanding obat yang telah beredar belakangan. Obat tersebut bernama Qulipta (atogepant) untuk pengobatan pencegahan migrain episodik pada orang dewasa.

Obat ini merupakan obat yang memiliki mekanisme sebagai antagonis reseptor calcitonin gene-related peptide (CGRP) oral dan merupakan obat kedua yang disetujui oleh FDA dari golongan ini setelah Nurtec ODT (rimegepant).
Migrain adalah penyakit kompleks dengan serangan berulang yang sering melumpuhkan dan ditandai dengan sakit kepala yang parah dan berdenyut serta gejala terkait yang kompleks seperti kepekaan ekstrem terhadap cahaya, suara, atau mual. Dalam sistem saraf pusat, para peneliti mengamati bahwa peningkatan kadar CGRP darah dan saliva terjadi pada pasien dengan gangguan sakit kepala seperti migrain dan sakit kepala cluster dan neuralgia.

Tingkat CGRP meningkat selama serangan migrain dan antara serangan migrain pada pasien dengan migrain kronis. Juga, CGRP dari infus eksogen terbukti memicu serangan migrain.
Qulipta merupakan salah satu obat golongan antagonis CGRP, Beberapa obat CGRP seperti Erenumab, Eptinezumab dan Galcanezumab yang merupakan antibodi monoklonal, umumnya diadministrasikan secara injeksi yang mana menjadikan obat tersebut kurang diminati dimasyrakat karena pemakainnya yang menyulitkan, akan tetapi generasi baru dari obat ini dapat digunakan secara oral sehingga memudahkan dan lebih diminati.
Qulipta baru saja menyelesaikan uji klinis dengan melakukan evaluasi kemanjuran, keamanan dan toleransibilitas obat Qulipta pada hampir 2000 pasien yang mengalami episode migrain 4-14 hari migrain perbulan. Salah satu partisipan pada pengujian tersebut, Kelsi Owens, yang telah hidup dengan migrain selama hampir tiga dekade.

“Selama uji coba saat menggunakan Qulipta, saya mengalami lebih sedikit hari migrain. Untuk pertama kalinya, saya tidak mengalami kesulitan melakukan aktivitas sehari-hari dan saya tidak perlu terlalu khawatir bahwa serangan migrain akan menyebabkan saya kehilangan acara penting bersama keluarga dan teman.” Ujar Kelsi.
Meskipun Qulipta bukanlah obat baru di kelasnya, namun Qulipta menawarkan pilihan lain untuk pasien migrain, sama seperti halnya pada kelas triptan yang menawarkan beberapa pilihan. Salah satu keunggulan sekaligus perbedaan utama Qulipta apabila dibandingkan dengan obat golongan antagonis CGRP lainnya adalah fleksibilitas dosis.

“Terdapat perbedaan antara dosis harian vs dosis setiap hari lainnya yang mungkin dapat mengubah kemanjuran dan juga profil efek sampingnya,” kata Dr. Ailani.

“Hal ini tentu dapat membantu pasien memutuskan obat golongan antagonis CGRP mana yang tepat untuk mereka (para pasien) jika keduanya ada di pasaran pada saat yang bersamaan.” Terangnya.
Meskipun ketiga obat antagonis CGRP ini dikembangkan untuk indikasi yang berbeda, namun ketiganya memiliki mekanisme yang sama dan memiliki dua sifat penting yaitu semuanya merupakan sediaan oral dan semuanya memiliki profil efek samping yang menguntungkan. Selain itu, Dr. Ailani juga menambahkan bahwa Qulipta mungkin menawarkan harapan bagi mereka yang sering mengalami serangan migrain namun sedang program kehamilan dan harus menunda penggunaan suntikan karena alasan ini.

“Meskipun obat antagonis CGRP tidak dianggap aman saat hamil atau menyusui, namun waktu paruh dari obat ini sekitar 11 jam yang berarti anda dapat menghentikan penggunaanya selama 1-2 minggu sebelum keluarga berencana,” katanya.

“Hal ini menunjukkan waktu pemberhentian yang lebih pendek apabila dibandingkan dengan antibodi monoklonal CGRP yang dapat disuntikkan.” lanjutnya.
Wakil ketua Presiden AbbVie, perusahaan pembuat obat tersebut Michael Severino mengatakan “Jutaan orang yang hidup dengan migrain sering kehilangan hari produktivitas setiap bulan karena serangan dapat melemahkan. Qulipta dapat membantu dengan mengurangi hari migrain bulanan dengan dosis oral sekali sehari yang bekerja dengan cepat dan terus menerus,”.

“Kami bangga bahwa AbbVie sekarang menjadi satu-satunya perusahaan farmasi yang menawarkan tiga produk di seluruh spektrum penuh pengobatan migrain, yang meliputi terapi pencegahan untuk migrain kronis dan episodik dan pengobatan akut untuk serangan migrain.” Ucapnya.
Pada penelitian, Qulipta 10 mg, 30 mg dan 60 mg dosis sekali sehari dipelajari dalam pengobatan pencegahan migrain episodik (4-14 hari per bulan) selama 12 minggu, yang mencakup 910 pasien. Pasien yang diobati pada kelompok atogepant 10 mg/30 mg/60 mg mengalami penurunan masing-masing 3,69/3,86/4,2 hari per bulan.

Berikut merupakan Informasi Obat Qulipta

Indikasi
Qulipta adalah obat golongan antagonis CGRP yang diindikasikan untuk pengobatan migrain.

Modifikasi Dosis
Pada pasien gangguan ginjal dengan CrCl < 15-29 mL/min dan CrCl < 15 mL/min dosis obat yang digunakan 10 mg. Pada pasien gangguan hati berat (Child-Pugh Class C) hindari penggunaan obat ini.

Efek Samping
Obat ini memiliki efek samping seperti mual, konstipasi, penurunan berat badan, kelelahan, penurunan nafsu makan, dan peningkatan kadar ALT/AST.

Administrasi dan Penyimpanan
Obat dapat diminum dengan atau tanpa makanan. Obat disimpan pada 20-25ºC (68-77ºF).

Referensi:
Drugs.com.2021.FDA Approves Qulipta Dapat diakses secara online di https://www.drugs.com/newdrugs/fda-approves-qulipta-atogepant-oral-cgrp-receptor-antagonist-preventive-migraine-5674.html. [Diakses pada 5 Oktober 2021]
Medscape. 2021. Qulipta (Atopegant). Tersedia secara online di https://reference.medscape.com/drug/qulipta-atogepant-4000209#0 [Diakses pada 5 Oktober 2021].
Rashid, Ali dan Manghi, Ali.2021.Calcitonin Gene-Related Peptide Receptor. Dapat diakses di https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK560648/. [Diakses pada 5 Oktober 2021]
Wendy N. 2021. MigrainAgain. Qulipta for Migraine Prevention: What You Need to Know About The New Drug. Dapat diakses di https://www.migraineagain.com/qulipta-atogepant-migraine-prevention/ [Diakses pada 5 Oktober 2021]

Ditulis oleh:

Fiqri Taufiq Rizaldi, Rizkia Andicha Putra, Edwin Pratama, M. Raihan Riyaldi, Fikri Satria Priandana, M. Ariq Al-Faruq, Ishmat Jati Prayugo

Ishmat Jati Prayugo

-

Share
Published by
Ishmat Jati Prayugo

Recent Posts

Menkes Rilis Pengurus Organisasi Kolegium Farmasi 2024-2028

Majalah Farmasetika - Kementerian Kesehatan Republik Indonesia resmi mengesahkan Susunan Organisasi Kolegium Farmasi periode 2024-2028 melalui Keputusan…

3 hari ago

IVFI dan Kolegium Farmasi Indonesia Bersinergi untuk Kemajuan Tenaga Vokasi Farmasi

Majalah Farmasetika - Yogyakarta, 5 Desember 2024 – Upaya untuk memperkokoh eksistensi dan profesionalisme tenaga…

2 minggu ago

Anggota Dewan Klarifikasi Istilah Apoteker Peracik Miras di Dunia Gangster

Majalah Farmasetika - Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Komisi III, Muhammad Rofiqi, menyampaikan klarifikasi…

2 minggu ago

Penggunaan Metformin pada Pasien Diabetes Tingkatkan Risiko Selulitis, Infeksi Pada Kaki, dan Amputasi

Majalah Farmasetika - Metformin, salah satu obat diabetes paling populer di dunia, telah lama dikenal…

2 minggu ago

Anggota DPR Minta Maaf, Salah Pilih Kata Apoteker bukan Secara Harfiah

Majalah Farmasetika - Anggota Komisi III DPR RI Dapil 1 Kalimantan Selatan, dan juga Ketua…

2 minggu ago

Peran Penting Apoteker dalam Menjamin Distribusi Aman Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor Farmasi (NPP)

Majalah Farmasetika - Pedagang Besar Farmasi (PBF) adalah perusahaan yang memiliki izin untuk menyediakan, menyimpan,…

1 bulan ago