Majalah Farmasetika – Luka bakar adalah kondisi dimana rusaknya atau hilangnya jaringan akibat kontak kulit dengan panas, seperti api, air mendidih, bahan kimia korosif, sengatan listrik, dan radiasi (Anggowarsito, 2014).
Luka bakar di Indonesia memiliki prevalensi yang cukup tinggi, yaitu pada tahun 2013 sebesar 0.7% dan telah mengalami penurunan sebesar 1.5% dibandingkan pada tahun 2008 (2.2%) (Depkes, 2013).
Obat yang biasa digunakan mengobati dan merawat luka bakar diantaranya adalah silver sulfadiazine, silver nitrate, cetrimide, mafenide acetate, dan lain-lain (WHO, 2003). Resisten antimikroba merupakan permasalahan yang tidak lepas dengan adanya antimikroba (Anggraini, et al., 2018). Selain itu, efek samping dan harga obat medis untuk luka bakar yang tinggi menyebabkan perlu adanya alternatif untuk mengobati luka bakar (Persada et al., 2014).
Salah satu alternatif dari pengobatan luka bakar adalah tumbuhan alga cokelat, Turbinaria ornata. T. ornata merupakan salah satu jenis alga coklat (Phaeophyceae) dari famili Dendrophylliidae, genus Turbinaria dan spesies Turbinaria ornata (Turn.) J. Ag. (ITIS, 2021).
Alga cokelat ini terdapat di beberapa daerah di pesisir pantai di Indonesia diantaranya teluk Ambon, Manado, pulau Bali, Karimun Jawa, kepulauan Seribu, Garut, Banten dan Lampung (Bappenas, 2016).
Turbinaria ornata diketahui memiliki aktivitas antimikroba dan wound healing (penyembuh luka) (Rajkumar and Bhavan, 2017). Sebelumnya, T. ornata telah dikembangkan dalam formulasi kedalam bentuk plester untuk mengobati luka non-infeksi (Oktaviani et al., 2019). Kemudian dikembangkan juga untuk potensi plester untuk luka infeksi (Widiyastuti et al., 2020). Dengan melihat aktivitas tersebut, ekstrak T. ornata ini berpotensi untuk dikembangkan menjadi obat luka lain, yakni luka bakar.
Salah satu bentuk sediaan yang sering digunakan untuk pengobatan luka bakar adalah sediaan dalam bentuk gel. Sediaan gel mempunyai keuntungan yaitu sifatnya yang menyejukkan, melembabkan daerah luka sehingga melindungi luka dari kekeringan yang dapat menyebabkan radang kulit, mudah penggunaannya, mudah berpenetrasi pada kulit, sediaan gel juga mempunyai kadar air yang tinggi. Kandungan air yang tinggi pada gel mampu menyerap sejumlah besar eksudat dari dasar luka. (Lieberman, Rieger,1989).
Hidrogel telah dipelajari secara luas dalam penyembuhan luka karena kemampuannya yang dapat menyerap sejumlah besar cairan biologis tanpa pecah sehingga memiliki sifat fisik yang serupa dengan jaringan lunak (Lin et al., 2015).
Untuk mengoptimalkan potensi penyembuhan luka bakar, T.ornata bisa dikombinasikan dengan hEGF. Human Epidermal Growth Factor (hEGF) merupakan protein hormon yang berfungsi untuk menginduksi proliferasi dan metabolisme sel-sel epitel. Oleh karena itu, banyak digunakan sebagai agen penyembuh berbagai luka kronis (Pouranvari et al., 2016). Faktor pertumbuhan ini sangat berpotensi dalam proses penyembuhan luka.
Namun aplikasi secara klinik tidak dapat digunakan secara langsung karena waktu paruh yang sebentar, daya absorbsi rendah, dan tidak stabil sehingga mudah didegradasi oleh lingkungan sekitar. Oleh karena itu, diperlukan zat yang dapat melindungi dan sistem transfer yang dapat meningkatkan aktivitas hEGF (Ojalvo et al., 2018). Sistem transfer yang cocok untuk hEGF ini adalah Hidrogel karena merupakan metode yang efektif dan mudah (Garcia-orue et al, 2017).
DAFTAR PUSTAKA
Anggraini, D., Yulindra, U.G., Savira, M., Djojosugito, F.A., and Hidayat, N. 2018. Prevalensi dan Pola Sensitivitas Antimikrob Multidrug Resistant Pseudomonas aeruginosa di RSUD
Arifin Achmad. Majalah Kedokteran Bandung. Vol. 50(1):6-12
Anggowarsito, J.L. 2014. Luka Bakar Sudut Pandang Dermatologi. Jurnal Widya Medika Surabaya. Vol. 2(2) : 115-121
Bappenas. 2016. Indonesia Biodiversity Strategy and Action Plan 2015 – 2020. Jakarta: Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional.
Depkes. 2013. Riset Kesehatan Dasar. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI.
Garcia-orue, I. et al. 2017. Novel nano fi brous dressings containing rhEGF and Aloe vera for wound healing applications. International Journal of Pharmaceutics. Elsevier B.V., 523(2), pp. 556–566. doi: 10.1016/j.ijpharm.2016.11.006.
ITIS. 2021. Turbinaria ornate (Turn.) J. Ag. Tersedia online di https://www.itis.gov/servlet/SingleRpt/SingleRpt?search_topic=TSN&search_v alue=204200#null [Diakses pada 18 Februari 2021].
Lieberman, Rieger, dan Banker. 1989. Pharmaceutical Dosage Form : Disperse System, Vol 2. New York: Marcel Dekker Inc
Lin, Y.-J., Lee, G.-H., Chou, C.-W., Chen, Y.-P., Wu, T.-H., & Lin, H.-R. 2015. Stimulation of wound healing by PU/hydrogel composites containing fibroblast growth factor-2. Journal of Materials Chemistry B, 3(9), 1931–1941.
Ojalvo, A. G. et al. 2016. Healing Enhancement Of Diabetic Wounds By Locally Infiltrated Epidermal Growth Factor Is Associated With Systemic Oxidative Stress Reduction, pp. 1–12. doi: 10.1111/iwj.12592.
Oktaviani, D.J., Widiyastuti, S., Maharani, D.A., Amalia, A.N., Ishak, A.M., dan Zuhrotun, A. 2019. Artikel Review: Potensi Turbinaria ornata Sebagai Penyembuh Luka Dalam Bentuk Plester. Farmaka Vol. 17(2): 464-471.
Persada, A.N., Windarti, I., dan Fiana, D.N. 2014. The Second Degree Burns Healing Rate Comparison Between Topical Mashed Binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) and Hydrogel On White Rats (Rattus norvegicus) Sprague Dawley Strain. Jurnal Kedokteran Unila Vol.2(2):1–10.
Pouranvari, S., Ebrahimi F., Javadi G. & Maddah, B. 2016. Cloning, Expression, and Cost Effective Purification of Authentic Human Epidermal Growth Factor With High Activity. Iranian Red Crescent Medical Journal. 18 (3) : 1-8.
Rajkumar, G dan Bhavan, P.S. 2017. Phytochemical Characterization of The Marine Brown Alga Turbinaria ornata. Research Journal of Chemistry and Environment Vol. 21(3): 54-63.
WHO. 2003. Surgical Care at the District Hospital. Switzerland: World Health Organization.
Widiyastuti, S., Oktaviani, D. J., Dewi, A. U., dan Zuhrotun. A. 2020. Turbinaria ornata (Turner) J.Agardh Plaster Is A Solution For Healing The Infection Wound. Research Journal of Chemistry and Environment. Vol. 13(4): 597-609.
Majalah Farmasetika - Kementerian Kesehatan Republik Indonesia resmi mengesahkan Susunan Organisasi Kolegium Farmasi periode 2024-2028 melalui Keputusan…
Majalah Farmasetika - Yogyakarta, 5 Desember 2024 – Upaya untuk memperkokoh eksistensi dan profesionalisme tenaga…
Majalah Farmasetika - Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Komisi III, Muhammad Rofiqi, menyampaikan klarifikasi…
Majalah Farmasetika - Metformin, salah satu obat diabetes paling populer di dunia, telah lama dikenal…
Majalah Farmasetika - Anggota Komisi III DPR RI Dapil 1 Kalimantan Selatan, dan juga Ketua…
Majalah Farmasetika - Pedagang Besar Farmasi (PBF) adalah perusahaan yang memiliki izin untuk menyediakan, menyimpan,…