Majalah Farmasetika – Vaksin nabati COVID-19 sedang dikembangkan oleh para peneliti di Thailand. Vaksin ini ditujukan untuk melawan varian Omicron. Pengujian vaksin nabati dimulai pada tahun 2020, dengan rencana melakukan uji klinis pada musim semi. Menurut rencana, vaksin paling awal akan diizinkan untuk digunakan pada akhir 2022 dengan melewati berbagai regulasi.
Proses pengembangan dilakukan di Universitas Chulangkom, yang pertama di Asia membuat vaksin nabati berbasis tanaman.
Tanaman yang digunakan yaitu tanaman tembakau varietas Australia dengan kadar nikotin rendah, berbeda dengan tembakau untuk rokok.
Daun yang dipanen akan digunakan sebagai inang untuk menghasilkan protein yang mirip dengan virus COVID-19. Kemudian, daun dicampur dan proteinnya diekstraksi.
Tim mengatakan manfaat tanaman tembakau yaitu dapat ditanam dengan berbagai kondisi dan biaya yang digunakan rendah sehingga untuk negara berpenghasilan rendah tidak bergantung pada vaksin negara lain. Jika berhasil, mereka berharap dapat memproduksi sebanyak 60 juta dosis per tahun.
Selain itu, pengembangan berbasis tanaman tembakau ini diharapkan juga dapat memproduksi obat lain seperti antikanker, antivenom, antirabies, dan penyakit tropis lainnya.
Pada awal Desember, pengembang obat Kanada Medicago mengatakan kandidat vaksin COVID-19 berbasis tanaman, yang ditingkatkan oleh booster GlaxoSmithKline, efektif 75,3% terhadap varian virus Delta dalam studi tahap akhir.
Untuk pengembangan vaksin ini, mereka mengatakan tingkat kemanjuran secara keseluruhan terhadap semua varian virus COVID-19 adalah 71% kecuali Omicron, yang belum berkembang pada saat penelitian sedang berlangsung.
Proyek Thailand masih harus melewati dua tahap uji coba dan membutuhkan persetujuan regulator sebelum digunakan oleh publik.
Sumber
Robbins, S. 2021. COVID-19: Scientists in Thailand using tobacco leaves to develop plant-based vaccine to fight Omicron. United Kingdom. Diakses 27 Desember 2021 melalui https://news.sky.com/story/covid-19-scientists-in-thailand-using-tobacco-leaves-to-develop-plant-based-vaccine-to-fight-omicron-12502577
Majalah Farmasetika - Kementerian Kesehatan Republik Indonesia resmi mengesahkan Susunan Organisasi Kolegium Farmasi periode 2024-2028 melalui Keputusan…
Majalah Farmasetika - Yogyakarta, 5 Desember 2024 – Upaya untuk memperkokoh eksistensi dan profesionalisme tenaga…
Majalah Farmasetika - Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Komisi III, Muhammad Rofiqi, menyampaikan klarifikasi…
Majalah Farmasetika - Metformin, salah satu obat diabetes paling populer di dunia, telah lama dikenal…
Majalah Farmasetika - Anggota Komisi III DPR RI Dapil 1 Kalimantan Selatan, dan juga Ketua…
Majalah Farmasetika - Pedagang Besar Farmasi (PBF) adalah perusahaan yang memiliki izin untuk menyediakan, menyimpan,…