Majalah Farmasetika – Pro dan kontra terus berlanjut terkait pelaksanaan Ujian Kompetensi Apoteker Indonesia (UKAI) Computer Based Test (CBT) pasca pengacara kondang Hotman Parisl dan Pengurus Pusat Ikatan Apoteker Indonesia (PP IAI) sama-sama memberikan pernyataan melalui akun media sosialnya masing-masing.
Penelusuran redaksi melalui kolom komentar baik di akun resmi Majalah Farmasetika, PP IAI, maupun Hotman Paris tak sedikit yang mendukung jalannya UKAI CBT, begitu pula yang menyayangkan adanya kenaikan Nilai Batas Lulus (NBL).
Nasihat atau komentar dari Netizen yang telah lulus UKAI lebih bijak dibanding dengan komentar yang mempertanyakan NBL yang disinyalir berasal dari para calon apoteker yang belum berhasil lulus dan kekhawatiran dirinya tidak bisa lulus di ujian mendatang.
“Makanya belajar dek, gak lulus kok nyalahin induknya” tulis Widy, seorang apoteker pemilik akun IG itswidy94.
“Yah, memang berat sih, tapi memang kudu belajar, saya pun dulu mengulang, tapi sejarang baru terasa ternyata memang saya dulu kurang belajar, untuk dari kejadian itu saya belajar…, tidak selamanya sesuatu itu harus dikerjakan dengan sistem kebut semalam sks tapi memang kitanya harus selalu niat untuk menjalaninya.. buat adik-adik kalian harus menjalaninya dan harus berusaha lagi lebih lagi, kalaupun tidak lulus itu memang harus diperbaiki, karena dunia kerja itu taruhannya kode etik profesi lho, ga segampang keliatannya… salam profesi” tulis apoteker Kadek Sri Rahayu Pramita melalui akun IG nya.
“Saya mau berbagi pengalaman ya, saya seorang PNS di salah satu RS Pemerintah, saya punya anak 3, saya seorang single mother, anak sulung seorang dokter, yang kedua perawat, yang bungsu masih SMA, saya baru punya kesempatan kuliah s1 farmasi di usia 45 tahun, dan saya lulus profesi apoteker di usia 52 tahun, sementara teman teman kuliah saya rata rata 25 tahun, bisa dibayangkan kesibukan saya mengatur waktu untuk belajar dan mengurus biaya anak-anak. Dengan kerja keras dan ketekunan saya, saya lulus 13.5 diatas nilai NBL, jadi bagi anak-anak yang masih kuliah jangan mengeluh dan menyerah, jangan banyak nuntut ini itu, jalani dengan serius, ga ada gunanya protes, ngabisin energi, mending energinya dipakai belajar yang sungguh, yakin pasti bisa” tulis apoteker @mulya.sarie.
Dan masih banyak lagi komentar lainnya do akun media sosial Majalah Farmasetika.
Majalah Farmasetika - Pedagang Besar Farmasi (PBF) adalah perusahaan yang memiliki izin untuk menyediakan, menyimpan,…
Majalah Farmasetika - Produk farmasi, seperti obat-obatan, memerlukan stabilitas tinggi untuk menjaga efektivitas dan kualitasnya…
Majalah Farmasetika - Dalam dunia perdagangan obat, surat pesanan memiliki peran yang sangat penting. Di…
Majalah Farmasetika - Di fasilitas distribusi farmasi, memastikan obat-obatan dan alat kesehatan tetap berkualitas sepanjang…
Majalah Farmasetika - Studi kohort yang baru-baru ini diterbitkan dalam Annals of Medicine Journal menetapkan…
Jakarta - BPOM resmi mengumumkan penarikan produk pangan olahan impor latiao asal Tiongkok penyebab keracunan.…