Berita

Jangan Khawatir! Vaksinasi COVID-19 Tidak Terbukti Memperburuk Kondisi Migrain

Majalah Farmasetika – Gejala neurologis adalah efek samping umum setelah infeksi dan vaksinasi COVID-19. Individu yang memiliki migrain mungkin lebih berisiko mengalami gejala neurologis, termasuk sakit kepala. Pasien melaporkan mengalami sakit kepala yang berkepanjangan dan mengganggu setelah paparan COVID-19 melalui vaksinasi atau infeksi.

Sebuah tim peneliti dari Spanyol menerbitkan studi yang menunjukkan bahwa COVID-19 mungkin bukan sumber peningkatan sakit kepala jangka panjang. Studi ini diterbitkan dalam edisi Agustus 2023 European Journal of Neurology.

Peneliti mengirimkan survei online kepada pasien migrain di sebuah klinik sakit kepala (N = 550). Survei mengumpulkan data tentang tingkat infeksi SARS-CoV-2 dan vaksinasi. Secara total, 44,9% pasien melaporkan bahwa mereka pernah terinfeksi COVID-19 dan 83,3% menerima setidaknya 1 dosis vaksin COVID-19. Pasien melacak frekuensi dan keparahan migrain mereka sebelum dan setelah vaksinasi atau infeksi dalam sebuah catatan harian elektronik. Peneliti membandingkan pasien yang melaporkan migrain dengan pasien tanpa migrain.

Peneliti menemukan bahwa sakit kepala menjadi lebih intens setelah infeksi atau vaksinasi COVID-19. Mereka melaporkan peningkatan sementara dalam mual, fotofobia, dan fonofobia. Jumlah sebenarnya dari hari sakit kepala tidak meningkat. Perubahan pola sakit kepala ini bersifat mandiri dan mungkin tidak terkait dengan COVID-19.

Sebenarnya, peningkatan sakit kepala mungkin bersifat psikosomatik, suatu manifestasi yang disebut efek nocebo, di mana kekhawatiran tentang pandemi dan vaksin mungkin telah memicu sakit kepala. Kecemasan seputar memburuknya sakit kepala adalah faktor risiko signifikan untuk peningkatan sakit kepala. Laporan luas tentang peningkatan sakit kepala mungkin bersifat anekdotal, bukan menunjukkan hubungan sebab dan akibat.

Tenaga kesehatan dapat memberi tahu pasien bahwa vaksin COVID-19 mungkin sementara memengaruhi migrain mereka, tetapi perubahan tersebut tidak akan bertahan lama. Stres mungkin memiliki pengaruh lebih besar terhadap migrain daripada infeksi COVID-19 atau vaksinasi. Memberi informasi kepada pasien dapat memberikan kenyamanan dan menurunkan risiko mereka mengembangkan sakit kepala psikosomatik. Apoteker sebaiknya terus merekomendasikan vaksinasi COVID-19 kepada pasien dengan migrain dan gangguan sakit kepala lainnya.

Referensi

Melgarejo L, Caronna E, Rosell‐Mirmi J, et al. Migraine worsening after Covid‐19 and Covid‐19 vaccination: Are we facing a nocebo effect? European Journal of Neurology. 2023;30(12):3877-3885. doi:10.1111/ene.16058

jamil mustofa

Share
Published by
jamil mustofa

Recent Posts

Kimia Farma Hadapi Tantangan Besar: Penutupan Pabrik dan PHK Karyawan

Majalah Farmasetika - PT Kimia Farma (Persero) Tbk, perusahaan farmasi terkemuka di Indonesia, saat ini…

4 hari ago

Pertimbangan Regulasi Terkait Model Peracikan 503B ke 503A untuk Apotek Komunitas

Majalah Farmasetika - Tinjauan mengenai persyaratan bagi apotek yang mempertimbangkan untuk memesan senyawa dari fasilitas…

4 hari ago

FDA Memperluas Persetujuan Delandistrogene Moxeparvovec-rokl untuk Distrofi Otot Duchenne

Majalah Farmasetika - Setelah sebelumnya disetujui pada Juni 2023 dalam proses Accelerated Approval, FDA telah…

4 hari ago

FDA Menyetujui Epcoritamab untuk Pengobatan Limfoma Folikular Kambuhan, Refraktori

Majalah Farmasetika - Persetujuan ini menandai antibodi bispesifik pengikat sel T pertama dan satu-satunya yang…

4 hari ago

FDA Mengeluarkan Surat Tanggapan Lengkap untuk Pengajuan BLA Patritumab Deruxtecan

Majalah Farmasetika - Pengajuan lisensi biologis (BLA) untuk patritumab deruxtecan menerima surat tanggapan lengkap karena…

1 minggu ago

FDA Menyetujui Ensifentrine untuk Pengobatan Pemeliharaan Penyakit Paru Obstruktif Kronis

Majalah Farmasetika - Setelah lebih dari 2 dekade, produk inhalasi pertama dengan mekanisme aksi baru…

1 minggu ago