Sediaan Farmasi

Leqselvi, Tablet Deuruxolitinib untuk Atasi Kerontokan Rambut Parah (Alopecia Areata)

Majalah Farmasetika – Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA), pada tanggal 25 Juli 2024 telah menyetujui LEQSELVI dengan kandungan Deuruxolitinib sebagai pengobatan baru untuk kondisi kerontokan rambut yang parah atau disebut Alopecia Areata pada orang dewasa. Deuruxolitinib termasuk dalam golongan obat yang dikenal sebagai penghambat Janus Kinase (JAK). Alopecia Areata disebabkan oleh reaksi autoimun yang dipicu oleh berbagai macam faktor, antara lain: genetik, fisik, emosional, sosial serta faktor lingkungan. Sistem kekebalan tubuh menyerang folikel rambut secara keliru, yang menyebabkan rambut rontok. Rambut biasanya rontok dalam bentuk bercak-bercak kecil dan bulat di kepala dan wajah. Bercak-bercak rambut rontok dapat membesar dan menyebar ke area tubuh lainnya.

KASUS ALOPECIA AREATA DI INDONESIA

Alopecia areata merupakan kelainan autoimun yang menyebabkan kerontokan rambut sebagian atau seluruhnya, sehingga mengakibatkan penurunan kualitas hidup dan dampak psikososial yang cukup besar bagi pasien. Prevalensi Alopecia areata di Indonesia adalah 2% dari seluruh populasi. Sebuah studi menunjukkan 25% dari semua kasus berasal dari kelompok usia 30 sampai 59 tahun. Alopecia areata bisa terjadi di seluruh area tubuh, namun 90% kasus yang dilaporkan adalah terutama pada kulit kepala. Data kunjungan pasien rawat jalan di Unit Rawat Jalan (URJ) Kesehatan Kulit dan Kelamin RSUD Dr. Soetomo Surabaya periode Januari 2010-Oktober 2013 menyebutkan bahwa jumlah pasien baru alopesia sebanyak 338 orang.

Meskipun penegakan diagnosis dengan pemeriksaan fisik dan dermoskopi cukup mudah, namun penatalaksanaan pengobatan pasien cenderung sulit. Terapi hanya merangsang pertumbuhan rambut yang baru tetapi tidak memengaruhi perjalanan penyakit. Prinsip dasar dari penatalaksanaan AA dapat dibagi menjadi dua, yakni: imunosupresan serta imunomodulator yang akan memanipulasi proses peradangan intrakutan

LEQSELVI, UNTUK TERAPI ALOPECIA AREATA AKIBAT AUTO IMUN

Menjawab tantangan ini, pada tahun 2024 FDA telah menyetui produk LEQSELVI dari perusahaan Sun Pharmaceutical Industri yang mengandung Deuruxolitinib sebagai penghambat Janus Kinase (JAK), obat ini diindikasikan pada pasien dewasa dengan kasus Alopecia areata. Enzim JAK adalah protein yang mengirimkan sinyal untuk menyebabkan peradangan dan respons imun, yang dapat menyebabkan alopecia areata dan kondisi autoimun lainnya. LEQSELVI bekerja dengan mengikat enzim JAK, yang menghalangi respons imun yang terlalu aktif dan mengurangi peradangan pada folikel rambut. JAK memediasi pensinyalan sejumlah sitokin dan faktor pertumbuhan yang penting untuk hematopoiesis dan fungsi imun. Pensinyalan JAK melibatkan perekrutan STAT (transduser sinyal dan aktivator transkripsi) ke reseptor sitokin, aktivasi dan lokalisasi STAT berikutnya ke nukleus yang mengarah ke modulasi ekspresi gen. Hal ini menghasilkan folikel rambut yang lebih sehat, yang pada gilirannya meningkatkan pertumbuhan rambut. Mekanisme kerja Leqselvi tertarget pada jalur JAK1 dan JAK2. LEQSELVI tidak direkomendasikan untuk digunakan dalam kombinasi dengan inhibitor JAK lainnya, imunomodulator biologis, siklosporin atau imunosupresan kuat lainnya.

UJI KLINIS LEQSELVI

Persetujuan FDA didasarkan pada serangkaian bukti ilmiah, termasuk hasil dari uji klinis Fase 3 yang mengevaluasi keamanan dan khasiat LEQSELVI. Uji ini mengevaluasi total 1.209 subjek dewasa dengan alopecia areata yang mengalami kerontokan rambut kulit kepala minimal 50% sebagaimana diukur dengan Severity of Alopecia Tool (SALT) selama lebih dari enam bulan. Dalam kedua uji klinis, subjek menerima LEQSELVI 8 mg dua kali sehari, deuruxolitinib 12 mg dua kali sehari, atau plasebo dua kali sehari selama 24 minggu. Akan teapi Deuruxolitinib 12 mg tidak disetujui. Pada minggu ke-24, titik akhir primer terpenuhi, dengan lebih dari 30% pasien yang mengonsumsi Leqselvi mengalami 80% atau lebih rambut kulit kepala tertutup (SALT ≤20).  Jumlah pasien yang mengonsumsi Leqselvi dan mencapai skor SALT ≤20 menunjukkan peningkatan yang konsisten selama 24 minggu. Selain itu, hingga 25% pasien memiliki hampir semua rambut kulit kepala yang tumbuh kembali pada minggu ke-24 (cakupan ≥90%).

PENGGUNAAN “LEQSELVI”

LEQSELVI tersedia dalam bentuk tablet dengan kandungan Deuruxolitinib 8mg. Dosis LEQSELVI yang direkomendasikan untuk pengobatan alopecia areata parah adalah 8 mg secara oral dua kali sehari, dengan atau tanpa makanan. Durasi terapi harus disesuaikan dengan status klinis pasien. LEQSELVI dikontraindikasikan pada pasien yang memiliki metabolisme CYP2C9 yang buruk dan menggunakan inhibitor CYP2C9 sedang atau kuat secara bersamaan.

Harus diperhatikan ada pasien Perforasi Gastrointestinal harus dipantau dan dievaluasi segera pasien yang menunjukkan gejala baru. Pada pasien dengan peningkatan lipid, Anemia, Neutropenia, dan Limfopenia harus dilakukan pemantauan perubahan lipid, hemoglobin, neutrofil, dan limfosit. Selain itu, hindari penggunaan vaksin selama atau sebelum pengobatan menggunakan LEQSELVI

PUSTAKA

  1. A. A. Ardhaninggar and Rahmadewi, “Penatalaksanaan Alopecia Areata ( Treatment of Alopecia Areata ),” Period. Dermatology Venereol., vol. 30, no. 1, pp. 34–39, 2018, [Online]. Available: https://e-journal.unair.ac.id/BIKK/article/download/6604/pdf
  2. Ardhaninggar and T. Setyaningrum, “A Retrospektif Study: Alopecia Areata,” Berk. Ilmu Kesehat. Kulit dan Kelamin – Period. Dermatology Venereol., vol. 30, no. 3, pp. 255–263, 2018.
  3. Ozlu, A. S. Karadag, N. Akdeniz, and T. K. Uzuncakmak, “Acitretin-induced alopecia areata: A case report,” Cutan. Ocul. Toxicol., vol. 34, no. 3, pp. 248–250, 2015, doi: 10.3109/15569527.2014.948684.
  4. M. Senna, B. King, N. A. Mesinkovska, A. Mostaghimi, C. Hamilton, and J. Cassella, “41701 Efficacy of the Oral JAK1/JAK2 Inhibitor CTP-543 (Deuruxolitinib) in Adult Patients with Moderate to Severe Alopecia Areata: Results from the Multinational Double-Blind, Placebo-Controlled THRIVE-AA1 Phase 3 Trial,” J. Am. Acad. Dermatol., vol. 89, no. 3, p. AB43, 2023, doi: 10.1016/j.jaad.2023.07.177.
  5. https://www.fda.gov/drugs/novel-drug-approvals-fda/novel-drug-approvals-2024
MAYA N RAHMA

Share
Published by
MAYA N RAHMA

Recent Posts

Zevtera, Antibiotik Ceftobiprole Medocaril Untuk Mengobati Staphylococcus Aureus Bacteremia (Sab)

Majalah Farmasetika - Staphylococcus aureus, merupakan patogen Gram-positif, Koagulase-Positif yang termasuk dalam Staphylococcaceae dengan bentuk…

5 hari ago

Ryteloᵀᴹ: Terobosan Baru Dalam Pengobatan Myelodysplastic Syndroms Pada Pasien Risiko Rendah

Majalah Farmasetika - Myelodysplastic syndroms (MDS) adalah penyakit langka yang mengancam jiwa. Penyakit ini dibedakan…

5 hari ago

“Ensifentrin”  Sebagai Solusi Baru Pengobatan Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK)

Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) menduduki peringkat ke-6 dari 10 penyebab kematian di Indonesia dan…

5 hari ago

Voydeya: Obat baru untuk terapi tambahan penyakit Paroxysmal nocturnal hemoglobinuria (PNH)

FDA, atau merupakan Badan Pengawas Obat dan Makanan di Amerika Serikat setiap tahunnya secara resmi…

5 hari ago

Ryzneuta Sebagai Terapi Pencegahan Febrile Neutropenia Pada Kemoterapi

Majalah Farmasetika - RYZNEUTA (Efbemalenograstim alfa-vuxw) telah disetujui oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika…

5 hari ago

Kenali Obat Baru “Lecanemab” Sebagai Alternative Baru Dalam Terapi Alzheimer

Majalah Farmastika - Alzheimer merupakan penyakit global serta dengan terapi yang terbatas. Di Asia Tenggara…

5 hari ago