Download Majalah Farmasetika

LITFULO (Ritlecinib) Disetujui FDA untuk Terapi Alopecia Areata

Majalah Farmasetika – Rambut berperan penting dalam kehidupan sosial dan menjadi peningkat kepercayaan diri serta daya tarik manusia. Kehilangan rambut dapat mempengaruhi penampilan sehingga dapat menyebabkan kecemasan dan menurunkan tingkat kepercayaan diri. Pada beberapa kasus diperkirakan sekitar 4,5 juta orang di Amerika terkena Alopecia Areata, kasus alopecia areata di Indonesia masih sedikit, menurut Penelitian yang telah dilakukan di Rumah Sakit Cipto Manugunkusumo Jakarta pada angka kejadian terbanyak penderita Alopecia Areata pada tahun 2009-2011 sebanyak 39,7%.  Alopecia Areata merupakan penyakit yang ditandai dengan hilangnya rambut di kulit kepala namun sesekali di alis, bulu mata, janggut dan disekitar tubuh lainnya secara tiba-tiba. Alopecia Areata dapat terjadi pada anak-anak, orang dewasa juga menyerang siapa saja tanpa memandang usia dan jenis kelamin. Berdasarkan bentuk kerontokan Alopecia Areata dibagi menjadi dua yaitu Alopecia Totalis kerontokan yang mengenai seluruh kulit kepala dan Alopecia Universallis yaitu kerontokan yang mengenai seluruh rambut pada kulit kepala dan badan.

Alopecia Areata disebabkan oleh autoimun yang menyerang folikel rambut dan peran sel limfosit T, hal ini menyebabkan proses peradangan pada folikel rambut sehingga mengakibatkan kehilangan rambut tidak merata yang membentuk pola. Beberapa pengobatan untuk alopecia areata antara lain kortikosteroid yang merupakan antiinflamasi dan immunosupresi dengan tujuan untuk merangsang pertumbuhan rambut. Namun, pada bulan Juni 2023 Food and Drug Administration (FDA) Amerika Serikat merilis obat golongan kinase inhibitor sebagai pengobatan Alopecia Areata pada remaja dan anak diatas 12 tahun.

Litfulo (ritlecinib) yang merupakan inhibitor Janus Kinase 3 (JAK3) yang bekerja selektif di reseptor JAK3 dengan memblok Adenin Tripodphate senhingga dapat menghambat  menghambat fosforilasi STAT yang diinduksi sitokin. Sehingga Litfulo dapat menghambat sel yang menyebabkan kerontokan rambut. Lifulo (Ritlecinib) di evaluasi dalam uji randomize double blind controlled trial pada anak berusaia 12 tahun yang terkena alopecia areata dengan kerontokan rambut lebih dari 50% yang termasuk kedalam klasifikasi Alopecia Universal, subjek yang digunakan sebanyak 718 orang dengan pengobatan selama 48 minggu yang terbagi dalam pengelompokan wanita 62%, ras putih a68%, Asia 26%,  ras Hitam atau Afrika 4%. Kelompok berdasarkan umur, 12-20 tahun 15%, 65 tahun 3%. Penilaian kerontokan rambut menggunakan Severity of Alopecia Tool (SALT).  Hasil pada minggu ke-24 respon SALT 20% dan dengan plasebo berkurang 10%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Litfulo dengan dosis 50 mg satu kali sehari dapat menginduksi pertumbuhkan rambut pada pasien Alopecia areata pada dewasa dan anak diatas 12 tahun.

Penggunaan Litfulo satu kali sehari dengan dosis 50 mg Ritlecinib, tidak boleh digunakan dengan obat golongan inhibitor JAK lainnya, immunusupresan, dan immunomodulator. Pada pasien tuberkulosis, infeksi virus, dapat meningkatkan resiko infeksi, sehingga dianjurkan untuk memulai terapi infeksi terlebih dahulu hingga bersih lalu dilanjutkan dengan penggunaan Litfulo.

Pustaka:

Ramírez-Marín, H. A., & Tosti, A. (2022). Evaluating the Therapeutic Potential of Ritlecitinib for the Treatment of Alopecia Areata. Dalam Drug Design, Development and Therapy (Vol. 16, hlm. 363–374). Dove Medical Press Ltd. https://doi.org/10.2147/DDDT.S334727

Share this:

About Firstiyani Annisa

Check Also

Pengobatan Tradisional Cina Mengurangi Risiko Perkembangan Diabetes pada Penderita Prediabetes

Majalah Farmasetika – Toleransi glukosa yang terganggu adalah faktor risiko signifikan untuk mengembangkan diabetes. Butiran …

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.