Berita

Peran Penting Apoteker dalam Pelatihan Penerapan CDOB dan CDAKB di PBF

Majalah Farmasetika – Di fasilitas distribusi farmasi, memastikan obat-obatan dan alat kesehatan tetap berkualitas sepanjang rantai distribusi adalah tanggung jawab besar. Untuk menjaga mutu produk, diperlukan personel yang kompeten di setiap tahap distribusi. Selain memiliki keterampilan yang tepat, setiap personel harus memahami dan menjalankan tugasnya dengan baik. Di sinilah pelatihan berperan penting—baik sebagai pelatihan dasar maupun lanjutan sesuai tanggung jawabnya.

Pelatihan ini dirancang untuk meningkatkan keterampilan, pengetahuan, dan kompetensi individu agar mampu melaksanakan tugas dengan lebih baik dan efektif. Khusus bagi apoteker, yang bertugas sebagai penanggung jawab fasilitas distribusi, memastikan bahwa fasilitas menerapkan Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB) dan Cara Distribusi Alat Kesehatan yang Baik (CDAKB) adalah hal yang utama untuk pelayanan kesehatan yang optimal bagi masyarakat.


Apa itu CDOB dan CDAKB?

  • CDOB (Cara Distribusi Obat yang Baik): CDOB adalah pedoman yang memastikan bahwa setiap obat yang didistribusikan tetap terjaga mutunya hingga sampai ke tangan pasien. Proses distribusi harus memenuhi standar yang menjamin produk bebas dari kontaminasi, pemalsuan, atau risiko yang dapat membahayakan pasien. Pedoman ini diatur dalam Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI No. 6 Tahun 2020.
  • CDAKB (Cara Distribusi Alat Kesehatan yang Baik): Pedoman CDAKB mengatur distribusi alat kesehatan agar produk yang didistribusikan memenuhi standar mutu sesuai tujuan penggunaannya. Hal ini diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) No. 4 Tahun 2014, yang mengatur standar distribusi dan pengendalian kualitas alat kesehatan di Indonesia.

Peran Apoteker dalam Pelatihan CDOB dan CDAKB

Sebagai penanggung jawab di fasilitas distribusi, apoteker memiliki peran utama dalam menyusun dan mengawasi pelatihan CDOB dan CDAKB bagi semua personel terkait. Program pelatihan ini mencakup prosedur operasional, regulasi yang berlaku, dan aspek keselamatan kerja. Selain pelatihan umum, apoteker juga harus memastikan adanya pelatihan khusus untuk personel yang menangani produk dengan persyaratan khusus, seperti:

  • Obat berbahaya, bahan radioaktif, narkotika, dan psikotropika
  • Produk yang sensitif terhadap suhu
  • Alat kesehatan berisiko tinggi yang memerlukan penanganan khusus untuk mencegah risiko infeksi atau alergi

Pelatihan ini bukan hanya dilakukan sekali, tetapi harus berkesinambungan dan diperbarui secara berkala, baik secara online maupun offline, setidaknya sekali dalam setahun. Dokumentasi pelatihan, evaluasi pretest dan post-test, daftar hadir, serta umpan balik dari peserta adalah bagian penting untuk mengukur efektivitas pelatihan.


Kesimpulan

Peran apoteker dalam memastikan pelatihan CDOB dan CDAKB sangat penting untuk menjamin keamanan, kualitas, dan efektivitas distribusi obat serta alat kesehatan. Dengan penerapan distribusi yang sesuai standar, masyarakat dapat menerima produk kesehatan yang aman dan berkualitas. Pelatihan ini bukan hanya menjadi tanggung jawab apoteker, tetapi juga semua pihak yang terlibat dalam rantai distribusi, untuk menciptakan sistem distribusi yang andal dan terstandar.


Referensi

  1. BPOM RI. (2020). Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 6 Tahun 2020 tentang Pedoman Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB). Jakarta: Badan Pengawas Obat dan Makanan.
  2. Kemenkes RI. (2014). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2014 tentang Cara Distribusi Alat Kesehatan yang Baik (CDAKB). Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.
Revinda Prameswari

Share
Published by
Revinda Prameswari

Recent Posts

Peran Penting Apoteker dalam Menjamin Distribusi Aman Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor Farmasi (NPP)

Majalah Farmasetika - Pedagang Besar Farmasi (PBF) adalah perusahaan yang memiliki izin untuk menyediakan, menyimpan,…

35 menit ago

Mengapa Pemetaan Suhu Penting di Gudang Farmasi? Kenali 7 Manfaat Utamanya

Majalah Farmasetika - Produk farmasi, seperti obat-obatan, memerlukan stabilitas tinggi untuk menjaga efektivitas dan kualitasnya…

35 menit ago

Pentingnya Surat Pesanan di Pedagang Besar Farmasi (PBF)

Majalah Farmasetika - Dalam dunia perdagangan obat, surat pesanan memiliki peran yang sangat penting. Di…

40 menit ago

Hubungan Signifikan Antara Insomnia dan Kekambuhan Atrial Fibrilasi Jangka Panjang Setelah Ablasi Radiofrekuensi

Majalah Farmasetika - Studi kohort yang baru-baru ini diterbitkan dalam Annals of Medicine Journal menetapkan…

5 hari ago

BPOM Perintahkan Tarik Latiao Tercemar Bakteri Penyebab Keracunan

Jakarta - BPOM resmi mengumumkan penarikan produk pangan olahan impor latiao asal Tiongkok penyebab keracunan.…

5 hari ago

Mudahnya Menganalisis Kapabilitas Proses dengan Software Minitab

Majalah Farmasetika - Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Tentang Industri Farmasi Nomor 1799/MENKES/PER/XII/2010 tahun 2010 tentang…

6 hari ago