Regulasi

Obat Baru Terapi Asma Bronkial dengan Anti-IL-5 Disetujui Regulator Jepang

Obat Baru Terapi Asma Bronkial dengan Anti-IL-5 Disetujui Regulator Jepang. GlaxoSmithKline (GSK) mengumumkan pada hari ini (29/3) bahwa Departemen Kesehatan, Tenaga Kerja dan Kesejahteraan (Ministry of Health, Labour and Welfare/MHLW) Jepang menyetujui Nucala (mepolizumab) sebagai pengobatan untuk asma bronkial pada orang dewasa dan remaja berusia 12 tahun atau lebih tua dengan asma refraktori yang gejalanya tidak cukup dikendalikan dengan pengobatan standar.

Obat ini telah disetujui FDA di AS pada bulan November tahun lalu yang merupakan terapi pertama dengan anti-Interleukin-5 (anti-IL-5) monoklonal antibodi di dunia.

Philippe Fauchet, presiden GlaxoSmithKline di Jepang, menekankan bahwa Nucala “melengkapi portofolio pernapasan kita,”

GSK telah mengindikasikan bahwa obat tersebut diberikan sebagai dosis tetap injeksi subkutan 100mg setiap empat minggu. GSK mengatakan bahwa pasien menerima Nucala dikombinasikan dengan pengobatan pernapasan yang ada, yang terdiri dosis tinggi kortikosteroid inhalasi ditambah obat tambahan termasuk kortikosteroid oral.

Penilaian MHLW untuk Nucala didasarkan pada data dari program pengembangan klinis global, termasuk uji klinis DREAM, MENSA dan SIRIUS, yang menyelidiki efikasi dan keamanan terapi pada pasien dengan asma eosinophilic parah. Nucala disetujui di Eropa pada bulan Desember, dan juga diikuti di Kanada dan Australia.

Awal bulan ini, FDA telah menyetujui Teva Pharmaceutical Cinqair (reslizumab), sebuah IL-5 antagonis antibodi monoklonal, untuk digunakan dalam kombinasi dengan obat lain untuk pengobatan pemeliharaan asma yang parah pada pasien berusia 18 dan lebih tua. [Baca : Obat Bioteknologi Baru Cinqair Untuk Terapi Asma Berat Telah Hadir]

Sumber : http://www.firstwordpharma.com/

farmasetika.com

Farmasetika.com (ISSN : 2528-0031) merupakan situs yang berisi informasi farmasi terkini berbasis ilmiah dan praktis dalam bentuk Majalah Farmasetika. Di situs ini merupakan edisi majalah populer. Sign Up untuk bergabung di komunitas farmasetika.com. Download aplikasi Android Majalah Farmasetika, Caping, atau Baca di smartphone, Ikuti twitter, instagram dan facebook kami. Terimakasih telah ikut bersama memajukan bidang farmasi di Indonesia.

Share
Published by
farmasetika.com

Recent Posts

Menkes Rilis Pengurus Organisasi Kolegium Farmasi 2024-2028

Majalah Farmasetika - Kementerian Kesehatan Republik Indonesia resmi mengesahkan Susunan Organisasi Kolegium Farmasi periode 2024-2028 melalui Keputusan…

3 hari ago

IVFI dan Kolegium Farmasi Indonesia Bersinergi untuk Kemajuan Tenaga Vokasi Farmasi

Majalah Farmasetika - Yogyakarta, 5 Desember 2024 – Upaya untuk memperkokoh eksistensi dan profesionalisme tenaga…

2 minggu ago

Anggota Dewan Klarifikasi Istilah Apoteker Peracik Miras di Dunia Gangster

Majalah Farmasetika - Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Komisi III, Muhammad Rofiqi, menyampaikan klarifikasi…

2 minggu ago

Penggunaan Metformin pada Pasien Diabetes Tingkatkan Risiko Selulitis, Infeksi Pada Kaki, dan Amputasi

Majalah Farmasetika - Metformin, salah satu obat diabetes paling populer di dunia, telah lama dikenal…

2 minggu ago

Anggota DPR Minta Maaf, Salah Pilih Kata Apoteker bukan Secara Harfiah

Majalah Farmasetika - Anggota Komisi III DPR RI Dapil 1 Kalimantan Selatan, dan juga Ketua…

3 minggu ago

Peran Penting Apoteker dalam Menjamin Distribusi Aman Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor Farmasi (NPP)

Majalah Farmasetika - Pedagang Besar Farmasi (PBF) adalah perusahaan yang memiliki izin untuk menyediakan, menyimpan,…

1 bulan ago