farmasetika.com – National Health Service (NHS) di Inggris menyarankan penderita sakit tenggorokan untuk mengunjungi apoteker di Apotek sebelum ke dokter mereka untuk melakukan tes cepat on-the-spot yang bisa melihat apakah mereka perlu antibiotik atau tidak. NHS merupakan program asuransi kesehatan di Inggris, mirip dengan sistem BPJS Kesehatan di Indonesia.
Layanan khusus ini bertujuan untuk mengurangi kunjungan ke dokter dan untuk membantu mengurangi penggunaan antibiotik berlebih. Diharapkan skema ini bisa menghasilkan lebih sedikit kunjungan ke dokter dan menyelamatkan jutaan poundsterling dalam program NHS per tahun.
Layanan test radang tenggorokan yang diberi nama (The Sore Throat Test and Treat service) telah diuji coba di 35 apotek. Test ini akan menentukan apakah suatu penyakit disebabkan oleh virus – yang berarti obat tidak akan membantu – atau infeksi bakteri.
Hasil dari swab test di tenggorokan, yang mengukur gula di lidah, membutuhkan waktu hanya dalam lima menit. Pasien yang dapat dibantu dengan antibiotik akan ditentukan oleh apoteker dan tidak harus pergi ke dokter umum.
Kepala eksekutif NHS Simon Stevens mengatakan skema tersebut akan diluncurkan di seluruh Inggris pada tahun 2017.
Dr Adam Roberts, seorang ahli mikrobiologi di University College London yang mengkhususkan diri dalam resistensi antibiotik, mengatakan kepada BBC itu “langkah yang cukup inovatif”.
“Apa pun yang mengurangi ketergantungan dan penggunaan antibiotik yang tidak tepat adalah hal yang baik.” ujar Dr Adam (12/11/2016).
“Data awal penggunaan kit ini menunjukkan bahwa sekitar 360 orang yang mengambil bagian hanya 36 diberi resep, dan ini merupakan pengurangan besar-besaran.” lanjutnya.
Claire Ward, ketua organisasi Pharmacy Voice, yang mewakili perdagangan, menyambut positif dan mengatakan itu adalah “program yang harus dilakukan di apotek komunitas”.
Tes tenggorokan adalah salah satu dari delapan inovasi medis yang diperkenalkan untuk membantu NHS memodernisasi dalam menghadapi peningkatan permintaan.
Sir Bruce Keogh, direktur medis nasional NHS Inggris, mengatakan “inovasi bukanlah pilihan tetapi suatu keharusan jika kita ingin membangun NHS berkelanjutan”.
“Inovasi yang dipilih untuk program ini memiliki potensi untuk memberikan nilai yang lebih baik untuk wajib pajak sementara membuat interaksi pasien dengan NHS lebih aman dan lebih pribadi,” katanya.
Sumber : http://www.bbc.com/news/health-37961366
Majalah Farmasetika - Kementerian Kesehatan Republik Indonesia resmi mengesahkan Susunan Organisasi Kolegium Farmasi periode 2024-2028 melalui Keputusan…
Majalah Farmasetika - Yogyakarta, 5 Desember 2024 – Upaya untuk memperkokoh eksistensi dan profesionalisme tenaga…
Majalah Farmasetika - Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Komisi III, Muhammad Rofiqi, menyampaikan klarifikasi…
Majalah Farmasetika - Metformin, salah satu obat diabetes paling populer di dunia, telah lama dikenal…
Majalah Farmasetika - Anggota Komisi III DPR RI Dapil 1 Kalimantan Selatan, dan juga Ketua…
Majalah Farmasetika - Pedagang Besar Farmasi (PBF) adalah perusahaan yang memiliki izin untuk menyediakan, menyimpan,…