farmasetika.com – Penggunaan metformin jangka panjang bisa memiliki efek samping dalam mengurangi variabilitas kadar serum vitamin B12. Penelitian terbaru melaporkan bahwa asupan multivitamin dimungkinkan bisa mencegah masalah ini.
Metformin adalah pengobatan lini pertama yang umum untuk diabetes tipe 2, meskipun saat ini sedang diteliti untuk indikasi lain, termasuk kanker dan penuaan keterbelakangan. Namun, tidak ada konsensus yang bisa mendefinisikan terjadinya defisiensi kadar serum vitamin B12 dan biomarkernya.
The National Health and Nutrition Examination Survey di Amerika merekomendasikan mengukur biomarker langsung (serum B12 atau holotranscobalamin) dan biomarker fungsional (asam methylmalonic atau total homosistein) untuk mengidentifikasi kekurangan vitamin B12.
Kekurangan vitamin B12 diinduksi metformin mirip dengan yang terjadi pada anemia pernisiosa kronis, dan dapat menyebabkan kecacatan neurologis. Namun, anemia pernisiosa terjadi karena kegagalan total penyerapan vitamin B12 yang lebih parah dan secara ireversibel menonaktifkannya tanpa pengaruh obat-obatan.
Suplementasi vitamin B12 jauh melebihi asupan referensi diet 2,4 mcg / hari (misalnya, 1000 mcg per hari) membalikkan kekurangan vitamin B12 sekunder untuk asupan makanan yang tidak mencukupinya. Para peneneliti menyarankan bahwa suplementasi dengan 6 mcg / hari untuk 25 mcg / hari dapat melindungi terhadap kekurangan vitamin B12 yang diinduksi metformin.
Multivitamin mencegah kekurangan vitamin B12 akibat konsumsi metformin pada penderita diabetes, dan kekurangan vitamin B12 lebih sering terjadi pada pengguna metformin dibandingkan pada pasien diabetes tanpa konsumsi metformin.
Penelitian ini melibatkan 2.510 orang dewasa yang lebih tua (> 50 tahun). Para peneliti mendefinisikan vitamin B12 rendah pada tingkat serum <148 pmol / L dan rendahnya tingkat batas sebesar 148 pmol / L untuk 221 pmol / L.1
Pegguna metformin yang mengkonsumsi multivitamin tidak sesering pada pasien tanpa diabetes. Hal ini cukup mengejutkan karena penyedia telah memahami risiko metformin selama bertahun-tahun (meskipun penelitian dimulai pada tahun 2003), dan tampaknya bahwa dokter harus mendorong pasien untuk mengambil multivitamin. Dalam penelitian ini, multivitamin mengandung 6 mcg sampai 25 mcg vitamin B12 per dosis.
Pada penelian sebelumnya menunjukkan suplementasi kalsium karbonat sebagai profilaksis untuk defisiensi dan histamin-2 receptor blockers serta proton pump inhibitor meningkatkan risiko defisiensi. Namun, para peneliti saat ini tidak menemukan hubungan antara tingkat penurunan asam dan kekurangan vitamin B12.
Hasil penelitian menyimpulkan multivitamin yang mengandung vitamin B12 optimal untuk defisiensi yang diinduksi metformin yang saat ini tidak diketahui. Penelitian selanjutnya diperlukan untuk menilai dampak metformin pada kadar serum vitamin B12 dengan dosis dan durasi berbeda.
Sumber :
Majalah Farmasetika - Kementerian Kesehatan Republik Indonesia resmi mengesahkan Susunan Organisasi Kolegium Farmasi periode 2024-2028 melalui Keputusan…
Majalah Farmasetika - Yogyakarta, 5 Desember 2024 – Upaya untuk memperkokoh eksistensi dan profesionalisme tenaga…
Majalah Farmasetika - Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Komisi III, Muhammad Rofiqi, menyampaikan klarifikasi…
Majalah Farmasetika - Metformin, salah satu obat diabetes paling populer di dunia, telah lama dikenal…
Majalah Farmasetika - Anggota Komisi III DPR RI Dapil 1 Kalimantan Selatan, dan juga Ketua…
Majalah Farmasetika - Pedagang Besar Farmasi (PBF) adalah perusahaan yang memiliki izin untuk menyediakan, menyimpan,…