Majalah Farmasetika (V1N10-Desember 2016). Seperti yang sama-sama diketahui, obat memiliki sifat kiral. Pemisahan enansiomer untuk molekul kiral merupakan hal penting, terutama untuk industri farmasi, karena enansiomer dapat memiliki aktivitas farmakologi dan toksisitas yang berbeda.1
Molekul kiral adalah molekul yang mempunyai bayangan cermin tidak superimposabel (tidak dapat bertumpukan). Suatu molekul organik disebut molekul kiral jika terdapat minimal 1 atom C yang mengikat empat gugus yang berlainan.
Tragedi yang sangat mungkin masih dikenang banyak orang, yang dikenal dengan “bencana thalidomid” dimana terjadi ribuan bayi lahir dengan tungkai yang terbentuk tidak sempurna karena penggunaan yang tidak tepat S-thalidomid pada wanita hamil.2
Semua peneliti kemudian berupaya menemukan metode dan tehnik untuk memisahkan obat-obat kiral sehingga diperoleh kemurnian yang tinggi. Baru pada tahun 1980, ditemukan metode-metode tersebut. Sejak saat itu, kromatografi cair kinerja tinggi (KCKT) menjadi pendekatan yang sering digunakan untuk pemisahan kiral, dan akhir-akhir ini diikuti dengan penggunaan capillary electrochromatography (CEC).3-7
Molecular imprinting polymer (MIP) pertama kali digunakan sebagai fase diam pemisahan kiral pada tahun 1970 oleh Wulff. Keuntungan dari MIP sebagai fase diam pemisahan kiral adalah afinititas dan selektivitas yang tinggi terhadap molekul target. Selain itu, biaya produksi dari MIP juga relatif rendah. Keuntungan ini yang kemudian meningkatkan penggunaan MIP.8
Gambar 1. Cara Pembuatan MIP.9
Seperti pada Gambar 1, MIP dibuat memlui proses pencampuran molekul template dengan monomer fungsional. Monomer fungsional mengandung gugus fungsi Y, yang kemudian akan mengalami reaksi pengikatan silang dengan pengikat silang (cross-linker)yang cocok, kemudian ruang tiga dimensi polimer akan terbentuk, dimana molekul template dikelilingi oleh monomer. Setelah itu molekul template akan dihilangkan dan meninggalkan ruang yang sama dengandengan molekul template dalam hal interaksi molekular, ukuran dan bentuk.8
Monolitik MIP telah digunakan secara ekstensif dalam KCKT untuk pemisahan kiral seperti untuk pemisahan S-ofloksasin, ketoprofen, S-citalopram.10 Matsui et al telah melakukan sintesis polimer MIP untuk fase diam pemisahan dengan metode in-situ. Dalam pembuatan MIP tersebut, senyawa template, monomer fungsional dan cross linker dicampur dalam kolom stainless steel dan dipanaskan untuk polimerisasi. Polimerisasi terjadi di dalam kolom sehingga menurunkan waktu untuk preparasi. Kolom untuk fase diam ini digunakan untuk pemisahan enansiomer turunan asam amino.
Penggunaan MIP yang berkembang untuk pemisahan kiral masih membuka banyak peluang untuk aplikasi material ini sebagai fase diam dalam KCKT maupun CEC. Usaha yang keras masih dibutuhkan untuk mendapatkan material pemisahan enansiomer berbasis MIP dengan selektivitas, efisiensi dan reprodusibilitas yang tinggi melalui pembuatan MIP dengan tehnik micro device, nanofibre dan partikel magnetik.
Referensi :
Artikel Majalah Farmasetika ini termasuk kedalam artikel edisi khusus yang akan diterbitkan di http://jurnal.unpad.ac.id/farmasetika
Majalah Farmasetika - Kementerian Kesehatan Republik Indonesia resmi mengesahkan Susunan Organisasi Kolegium Farmasi periode 2024-2028 melalui Keputusan…
Majalah Farmasetika - Yogyakarta, 5 Desember 2024 – Upaya untuk memperkokoh eksistensi dan profesionalisme tenaga…
Majalah Farmasetika - Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Komisi III, Muhammad Rofiqi, menyampaikan klarifikasi…
Majalah Farmasetika - Metformin, salah satu obat diabetes paling populer di dunia, telah lama dikenal…
Majalah Farmasetika - Anggota Komisi III DPR RI Dapil 1 Kalimantan Selatan, dan juga Ketua…
Majalah Farmasetika - Pedagang Besar Farmasi (PBF) adalah perusahaan yang memiliki izin untuk menyediakan, menyimpan,…