pic : SleepQuest.com
Farmasetika.com – Jeda pendek dalam bernapas ketika seseorang sedang tertidur merupakan hal wajar yang biasa disebut sebagai sleep apnea. Akan tetapi, bila hal tersebut terjadi dalam waktu yang lebih lama, dapat menjadi berbahaya hingga menyebabkan kematian. Kondisi jeda bernapas dalam waktu yang lebih lama tersebut disebut sebagai Central Sleep Apnea[1].
Central Sleep Apnea (CSA) ditandai dengan kurangnya dorongan untuk bernafas saat tidur[2] karena otak gagal mengirimkan sinyal ke otot yang mengatur pernafasan sehingga terjadi pertukaran gas yang terganggu. Menurut penelitian National Institute of Health’s National Center tentang gangguan tidur, CSA dapat menyebabkan kualitas tidur yang buruk dan menyebabkan beberapa masalah kesehatan serius seperti peningkatan resiko tekanan darah tinggi, serangan jantung, stroke, obesitas dan diabetes. Pilihan penatalaksanaan yang umum digunakan untuk CSA sedang hingga berat diantaranya dengan obat-obatan, CPAP (Continous Positive Airway Pressure) dan operasi[3].
Pada tanggal 6 Oktober 2017, FDA (Food and Drug Administration) menyetujui pilihan pengobatan terbaru untuk pasien yang didiagnosa mengidap penyakit CSA sedang hingga parah. Pengobatan tersebut disebut sebagai Remedē system.
Remedē System ini adalah suatu perangkat implant untuk merangsang saraf yang terletak di dada yang bertanggung jawab untuk mengirimkan sinyal ke diafragma untuk menstimulasi pernapasan. Sistem ini terdiri dari baterai yang ditempatkan dibawah kulit pada daerah dada bagian atas dan kabel kecil dan tipis yang dimasukkan ke dalam pembuluh darah di dekat saraf (frenik) yang merangsang pernafasan.
Sistem memonitor sinyal pernapasan pasien selama tidur dan merangsang saraf untuk menggerakkan diafragma dan mengembalikan pernapasan menjadi normal. Pola pernafasan ini memungkinkan oksigenasi yang lebih baik dan kualitas tidur yang lebih baik serta dapat memperbaiki kesehatan kardiovaskular pada pasien dengan CSA[4].
Remedē system tidak boleh digunakan oleh pasien dengan infeksi aktif atau yang diketahui memerlukan pemeriksaan MRI (Magnetic Resonance Imaging). Selain itu, alat ini tidak dimaksudkan untuk digunakan pada pasien Obstructive Sleep Apnea (OSA), suatu kondisi dimana jalan napas bagian atas sebagian atau seluruhnya tersumbat sehingga pasien tidak dapat bernapas[3].
Referensi
Majalah Farmasetika - PT Kimia Farma (Persero) Tbk, perusahaan farmasi terkemuka di Indonesia, saat ini…
Majalah Farmasetika - Tinjauan mengenai persyaratan bagi apotek yang mempertimbangkan untuk memesan senyawa dari fasilitas…
Majalah Farmasetika - Setelah sebelumnya disetujui pada Juni 2023 dalam proses Accelerated Approval, FDA telah…
Majalah Farmasetika - Persetujuan ini menandai antibodi bispesifik pengikat sel T pertama dan satu-satunya yang…
Majalah Farmasetika - Pengajuan lisensi biologis (BLA) untuk patritumab deruxtecan menerima surat tanggapan lengkap karena…
Majalah Farmasetika - Setelah lebih dari 2 dekade, produk inhalasi pertama dengan mekanisme aksi baru…