farmasetika.com – Semakin hari dengan perubahan lifestyle manusia yang kian membutuhkan kepraktisan, kecepatan dan kesibukan yang tiada henti membuat kesehatan diri sendiri tidak menjadi prioritas dikala sehat untuk menjaganya, tetapi jika terjadi suatu penyakit yang sudah tidak bisa ditahan lagi barulah akan menuju fasilitas kesehatan untuk menyembuhkannya.
Salah satu silent killer pada manusia yang secara diam-diam terdapat didalam tubuh dan baru terdeteksi dan terasa sakitnya ketika sudah menjadi kronis dan sulit disembuhkan adalah kanker.
Penyakit kanker merupakan salah satu penyebab kematian utama diseluruh dunia. Pada tahun 2012, sekitar 8,2 juta kematian di dunia disebabkan oleh kanker. Salah satu jenis kanker yang menjadi perhatian dunia dan mengalami peningkatan jumlahnya adalah Leukimia.
Leukemia ditandai dengan penimbunan sel darah putih secara abnormal dalam sumsum tulang. Berdasarkan data pada Kementerian Kesehatan pada tahun 2012 jumlah kematian akibat leukemia sebesar 4,5% untuk laki laki dan kasus baru sekitar 5,5 %. Hal ini menjadi perhatian farmasis dalam mengembangkan obat baru untuk menghambat penimbunan sel darah putih yang abnormal. Salah satu penemuan obat baru yang telah dikembangkan oleh farmasis adalah Besponsa.
Sebelum lebih lanjut, mari kita simak video penemuan obat Besponsa dibawah ini:
Besponsa merupakan obat yang digunakan untuk terapi pada pasien Acute Limfoblastik Leukimia (ALL). Besponsa bekerja dengan mengikat sel B dan sel ALL yang mengekspresikan antigen CD22, dan menghalangi pertumbuhan sel kanker. Untuk informasi lengkap mengenai Besponsa, berikut ini adalah ulasan terkait Besponsa.
Besponsa atau inotuzumab ozogamicin (IO) adalah konjugat anti-CD22 monoklonal antibodi-calicheamicin yang mengikat sel-sel tumor yang mengekspresikan CD22 dalam bentuk sediaan injeksi intravena untuk kemoterapi dengan dosis tunggal (Lamb, 2017).
CD22 merupakan protein yang pertama kali diekspresikan di dalam sitoplasma sel pro-B dan pre-B. CD22 termasuk dalam system imun immunoglobulin yang memodulasi sinyal reseptor antigen dan aktivasi sel B. secara langsung CD22 masuk pada ikatan dengan anti-CD22 sehingga CDD menjadi target yang menarik untuk dikembangkan menjadi terapi yang ditargetkan dengan konjugasi kemoterapi.
Besponsa juga mengandung agen sitotoksik ampuh yaitu N-asetil-γ-calicheamicin, yang merupakan prduk natural dari Micromonospora echinospora. Calicheamicin menginduksi pemecahan untai ganda DNA dan apoptosis tidak tergantung pada perkembangan siklus sel.
Calicheamicin mengikat DNA pada alur minor dan mengalami perubahan struktural pada bagian enediyne yang menghasilkan diradikal.
Calicheamicin secara kovalen terikat pada antibodi monoklonal anti-CD22 IgG4 buatan manusia melalui linker bifungsional.
Linker asetil butirat menempel pada permukaan yang terkena lisin dari antibodi monoklonal melalui ikatan amida dan membentuk ikatan hidrolon labil asam dengan N-asetil-γ- calicheamicin dimetil hidrazida. Molekul penghubung hydrazone selanjutnya distabilkan oleh dua kelompok metil dan mencegah pembelahan prematur dan pelepasan calicheamicin (Thota, 2017).
Produk jadi Besponsa adalah bubuk lyophilised untuk konsentrat untuk larutan infus yang mengandung 1 mg / botol inotuzumab ozogamicin.
Eksipiennya adalah: trometamin sebagai buffer, sukrosa sebagai krioprotektan dan bulking agent, polisorbat 80 sebagai surfaktan dan natrium klorida sebagai tonicifier.
Tidak ada eksipien baru yang digunakan dalam formulasi produk jadi. Setelah dilakukan rekonstitusi dengan 4 mL air steril untuk injeksi, konsentrasi produk jadi adalah 0.25 mg / mL inotuzumab ozogamicin. Produk jadi dikemas dalam botol kaca amber 20 mL dan tidak mengandung bahan pengawet, serta hanya untuk penggunaan tunggal. Tidak ada pelarut yang disertakan dengan produk (CHMP, 2017).
Proses pembuatan produk jadi Besponsa 1 mg / vial adalah sebagai berikut.
Zat aktif inotuzumab ozogamicin dipasok sebagai cairan beku. Zat aktif beku dicairkan dalam kondisi terkendali, dicampur dan kemudian disaring ke dalam wadah. Buffer/ larutan penyangga formulasi kemudian ditambahkan ke zat aktif campuran untuk mencairkan konsentrasi protein menjadi 0,25 mg / mL. Produk jadi yang diformulasikan kemudian disaring steril dan dimasukkan secara aseptik ke dalam botol (CHMP, 2017).
Secara farmakologis, Besponsa merupakan obat yang digunakan sebagai terapi tunggal pada orang dewasa yang menderita leukemia baik tipe relapsed dimana sel–sel leukemia pasien tersebut kembali ke sumsum yang disertai penurunan sel darah dan tipe refractory dimana sel–sel leukemia pasien tersebut tetap berada di sumsum tulang meskipun telah diberi pengobatan.
Besponsa® atau Inotuzumab Ozogamicin merupakan suatu konjugat obat antibodi monoklonal (CD22) yang berkaitan dengan obat kemoterapi.
Mekanisme kerja obat Besponsa® dalam membunuh sel kanker sebagai berikut:
Pertama-tama, Antibodi Imunoglobulin G subtipe 4 (IgG4) secara khusus mengenali CD22 pada tubuh manusia. Setelah itu, molekul-molekul kecil yaitu N-asetil gamma- calicheamicin yang bersifat sitotoksik atau membahayakan pertumbuhan dari antibodi IgG oleh karena zat yang bersifat racun secara kovalen terikat dengan antibodi yang ada pada tubuh manusia melalui suatu linker dan terbentuklah sel kanker.
Dengan penggunaan obat Besponsa® sebagai salah satu obat anti kanker terbaru, obat tersebut akan mengalami pengikatan antara Antibody- Drug Conjugation (ADC) dengan sel tumor yang mengekspresikan CD22, kemudian terjadi kompleks antara ADC dengan CD22 yang dilanjutkan dengan pelepasan secara intraselular molekul N-asetil gamma calicheamicin dimethylhydrazide melalui proses hidrolitik.
Hal ini menyebabkan terjadinya pemutusan ikatan dan aktivasi pada linker N-asetil gamma calicheamicin dimethylhydrazide yang kemudian akan menginduksi terjadinya pemutusan DNA untai ganda pada sel, dan mengakibatkan kematian sel atau yang dikenal dengan apoptosis.
Video dibawah ini adalah penjelesan dari salah satu anggota tim Research and Development dari obat Besponsa, Ellias Jabbour, MD.
Daftar Pustaka
Committee for Medicinal Products for Human Use. 2017. Assesment Report Besponsa. Available online at http://www.ema.europa.eu/docs/en_GB/document_library/EPAR_-_Public_assessment_report/human/004119/WC500231263.pdf [diakses pada 18/11/2017].
Drugs.com.2017.”Product Information. Besponsa (inotuzumab ozogamicin).” Wyeth Laboratories, Philadelphia, PA. available online at https://www.drugs.com/sfx/besponsa-side-effects.html
Joubert, Nicolas, Caroline Denevault-Sabourin, Francesca Bryden, Marie-Claude Viaud-Massuard, 2017. Towards Antibody-Drug Conjugates and Prodrug Strategies 2 with Extracellular Stimuli-Responsive Drug Delivery in the 3 Tumor Microenvironment for Cancer Therapy. European Journal of Medicinal Chemistry.
Medscape.2017. inotuzumab (Rx). Available online at https://reference.medscape.com/drug/besponsa-inotuzumab-1000173#4
Lamb, Yvette. 2017. Inotuzumab Ozogamicin: First Global Approval. Drugs: 77 (14).
Pfizer. 2017. Besponsa (Inotuzumab Ozogamicin). Available online at https://www.pfizermedicalinformation.com/en-us/besponsa/clinical-pharmacology [Accessed on November 15th, 2017].
RxList. 2017. Besponsa. Avalilable online at https://www.rxlist.com/besponsa-drug.htm [Accessed on November 15th, 2017].
Simon, Stevi. 2017. FDA Approves Besponsa (Inotuzumab Ozogamicin) for Acute Lymphoblastic Leukimia in Adults. Available online at https://www.cancer.org/latest-news/fda-approves-besponsa-inotuzumab-ozogamicin-for-all.html [Accessed on November 15th, 2017].
Thota, Swapna dan Anjali Advani. 2017. Inotuzumab ozogamicin in relapsed B-cell acute lymphoblastic leukemia. Eur J Haematol. 98: 425–434.
Majalah Farmasetika - Pedagang Besar Farmasi (PBF) adalah perusahaan yang memiliki izin untuk menyediakan, menyimpan,…
Majalah Farmasetika - Produk farmasi, seperti obat-obatan, memerlukan stabilitas tinggi untuk menjaga efektivitas dan kualitasnya…
Majalah Farmasetika - Dalam dunia perdagangan obat, surat pesanan memiliki peran yang sangat penting. Di…
Majalah Farmasetika - Di fasilitas distribusi farmasi, memastikan obat-obatan dan alat kesehatan tetap berkualitas sepanjang…
Majalah Farmasetika - Studi kohort yang baru-baru ini diterbitkan dalam Annals of Medicine Journal menetapkan…
Jakarta - BPOM resmi mengumumkan penarikan produk pangan olahan impor latiao asal Tiongkok penyebab keracunan.…