Categories: Parenteral

Abaloparatide, Solusi Baru Untuk Terapi Osteoporosis

Farmasetika.com – Pada 28 April 2017, abaloparatid (Nama dagang: TYMLOS™) menerima persetujuan dari Food and Drug Administration (FDA) untuk pengobatan wanita pascamenopause dengan osteoporosis berisiko tinggi mengalami patah tulang.

Apa itu osteoporosis?

Osteoporosis adalah penipisan dan pengeroposan tulang. Osteoporosis biasanya terjadi pada wanita yang sudah menopause. Osteoporosis dapat meningkatkan resiko terjadinya patah tulang atau fraktur. Fraktur mungkin terjadi pada wanita yang merokok, mengonsumsi alkohol lebih dari 2 gelas/ hari, memiliki riwayat osteoporosis di keluarga, dan mengonsumsi obat yang mempengaruhi kesehatan tulang.

Tentang Abaloparatide

Abaloparatide (sebelumnya dikenal sebagai BA058) adalah analog sintesis PTHrP1-34 dan aktivator selektif untuk reseptor 1 hormon paratiroid (PTHR1) untuk agen anabolik pada pengobatan osteoporosis. Aktiviator PTHR1 bekerja dengan meningkatkan densitas mineral tulang sehingga mengurangi resiko fracture pada pasien osteoporosis postmenopausal dalam 18 bulan. Abaloparatide juga mampu mempertahankan aktivitas anabolik dengan resorpsi tulang yang lebih sedikit dibanding Parathyroid hormone-related protein (PTHrP).

Abaloparatide memiliki beberapa interaksi dengan obat lain, yaitu interaksi anatara calcipotriene dan calcitriol dengan abaloparatide membuat kadar kalsium darah menjadi terlalu tinggi. Abaloparatide juga memiliki interaksi dengan digoksin yang membuat kadar kalsium menjadi terlalu tinggi dikaitkan dengan efek toksik digoksin.

Uji Klinis Abaloparatide

Comparator Trial In Vertebral Endpoints (ACTIVE) Abaloparatide yang dilakukan oleh Miller, et al., 2016 pada wanita pascamenopause yang berisiko patah tulang osteoporosis diperoleh informasi bahwa penggunaan abaloparatide 80 µg secara subkutan, dibandingkan dengan plasebo dapat mengurangi risiko fraktur vertebral dan nonvertebral baru setelah diberikan setiap hari selama 18 bulan.

Penelitian yang dilakukan oleh Chew and Bart pada tahun 2017, menunjukkan bahwa abaloparatide adalah agen anabolik baru yang menjanjikan yang dapat digunakan untuk mengobati osteoporosis pascamenopause. Uji coba klinis fase III menunjukkan penurunan yang signifikan pada fraktur vertebral dan nonvertebralis, dengan peningkatan Bone Mineral Density (BMD) yang meningkat dari pada teriparatide.

TYMLOS (Abaloparatide)

TYMLOS™ merupakan produk Radius Health Inc. TYMLOS™ memiliki bentuk sediaan berupa injeksi pen subkutan. Zat aktif dari sediaan ini adalah abaloparatide dengan zat tambahan antara lain, fenol, natrium asetat trihidrat, asam asetat, dan air pro injeksi.

Keunggulan dan Kekurangan Abaloparatide

Keunggulan dari abaloparatide ini yaitu berdasarkan hasil penelitian Cosman (2015), pasien yang diberikan injeksi abaloparatide memiliki kejadian patah tulang belakang vertebral sebesar 86% lebih sedikit dan patah tulang nonvertebral 43% lebih sedikit dibandingkan dengan plasebo. Pada pengujian lain dengan membandingkan abaloparatide dengan obat osteoporosis yang lain (teriparatide) menunjukkan peningkatan yang signifikan pada densitas mineral tulang pada 6, 12, dan 18 bulan. Selain itu, efek samping hiperkalasemia pada abaloparatide lebih rendah sebanyak 3,4% dibanding dengan teriparatide sebanyak 6,4%. Dalam segi harga, TYMLOS™ (Abaloparatide 80 mcg/0.04 mL) memiliki harga sebesar ± 23 juta rupiah per injeksi pen dan memuat sebanyak 30 dosis harian, sedangkan harga Forteo™ (Teriparatide 20 mcg) memiliki harga sebesar ± 37 juta rupiah per injeksi pen dan memuat sebanyak 28 dosis harian. Sehingga TYMLOS™ lebih unggul dari segi harga.

Meskipun memiliki banyak keunggulan sebagai obat baru, Abaloparatide masih memiliki beberapa kekurangan yang perlu dijadikan bahan evaluasi dalam penggunaannya dalam terapi anabolik. Penelitian yang dilakukan oleh Miller et al. (2016) melaporkan bahwa dalam segi efek samping obat, abaloparatide memiliki efek samping yang relatif sama dengan teriparatide, yaitu hiperkalasemia.

Sumber:

Bahar, Hila., K. Gallacher., J. Downall., C. A. Nelson., M. Shomali., G. Hattersley. 2016. Six Weeks of Daily Abaloparatide Treatment Increased Vertebral and Femoral Bone Mineral Density, Microarchitecture and Strength in Ovariectomized Osteopenic Rats. Calcified Tissue International. 99 (5): 489–499.

Chew, Kian and B. L. Clarke. 2017. Abaloparatide: Recombinant human PTHrP (1–34) anabolic therapyfor osteoporosis. Maturitas. 97: 53–60.

Cosman ,Felicia., P. D. Miller., C. Williams., G.Hattersley., M. Hu., I.Valter., L. A. Fitzpatrick., B. Juel Riis., C. Christiansen., J. P. Bilezikian and D. Black. 2017. Eighteen Months of Treatment With Subcutaneous Abaloparatide Followed by 6 Months of Treatment With Alendronate in Postmenopausal Women With Osteoporosis: Results of the ACTIVExtend Trial. Mayo Clinic Proceedings. 92(2): 200-210.Food and Drug Administration (FDA). 2017. Novel Drug Approvals for 2017. Available at https://www.fda.gov/Drugs/DevelopmentApprovalProcess/DrugInnovation/ucm537040.htm. (Diakses tanggal 17 November 2017).

Drugs.com. 2017. Abaloparatide. Tersedia online di https://www.drugs.com/mtm/abaloparatide.html. Diakses pada tanggal 19 November 2017.

Miller, P.D. Hattersley G., Riis B.J., Wiliams G.C., Lau E., Russo L.A., Alexandersen P., Zerbini C.A., Hu M.Y., Haris A.G., Fitzpatrick L.A., Cosman F., dan Christiansen C. 2016. Effect of Abaloparatide vs placeo on New Vertebral Fractures in Menopausal Women with Osteoporosis: A Randomized Clinical Trial. J. of American Medical Association. 316 (7): 722-733.

Pagliarulo, N. 2017. Radius Targets Quick Ramp Up For Newly Approved Osteoporosis Drug. Tersedia online di https://www.biopharmadive.com/news/Radius-Health-Tymlos-fda-approval-price/441584/ [diakses pada 19 November 2017].

Radius. 2017. Tymlos. Available online at https://www.tymlos.com/ [19 November 2017].

Radius. 2017. TymlosTM (abaloparatide). Tersedia online di https://www.tymlos.com/how-to-take-tymlos. Diakses pada tanggal 19 November 2017.

Shirley, M. 2017. Abaloparatide: First Global Approval. Drugs. 77(12)

Penulis : Andika Putri, Eli Nur Aisyah, Auliana Yuni K, Putri Umniyyah, Nita Sari, Harumi Ananda, Liza Indi Hidayah, Cinta Gantina.

Harumi Ananda

Share
Published by
Harumi Ananda

Recent Posts

Menkes Rilis Pengurus Organisasi Kolegium Farmasi 2024-2028

Majalah Farmasetika - Kementerian Kesehatan Republik Indonesia resmi mengesahkan Susunan Organisasi Kolegium Farmasi periode 2024-2028 melalui Keputusan…

4 hari ago

IVFI dan Kolegium Farmasi Indonesia Bersinergi untuk Kemajuan Tenaga Vokasi Farmasi

Majalah Farmasetika - Yogyakarta, 5 Desember 2024 – Upaya untuk memperkokoh eksistensi dan profesionalisme tenaga…

2 minggu ago

Anggota Dewan Klarifikasi Istilah Apoteker Peracik Miras di Dunia Gangster

Majalah Farmasetika - Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Komisi III, Muhammad Rofiqi, menyampaikan klarifikasi…

2 minggu ago

Penggunaan Metformin pada Pasien Diabetes Tingkatkan Risiko Selulitis, Infeksi Pada Kaki, dan Amputasi

Majalah Farmasetika - Metformin, salah satu obat diabetes paling populer di dunia, telah lama dikenal…

2 minggu ago

Anggota DPR Minta Maaf, Salah Pilih Kata Apoteker bukan Secara Harfiah

Majalah Farmasetika - Anggota Komisi III DPR RI Dapil 1 Kalimantan Selatan, dan juga Ketua…

3 minggu ago

Peran Penting Apoteker dalam Menjamin Distribusi Aman Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor Farmasi (NPP)

Majalah Farmasetika - Pedagang Besar Farmasi (PBF) adalah perusahaan yang memiliki izin untuk menyediakan, menyimpan,…

1 bulan ago