Categories: herbal

Potensi Tanaman Echinacea Sebagai Imunomodulator

Farmasetika.com – Tanaman Echinacea dengan nama latin Echinacea purpurea tergolong famili Asteracea adalah tanaman obat berpotensial yang tumbuh liar di daerah Amerika Utara. Khasiat sebagai obat-obatan dapat didapatkan dari seluruh bagian dari tumbuhan ini.

Umumnya, Echinacea digambarkan dengan batang lurus setinggi 2 meter, daun selang (alternate leaves) pada tangkainya yang panjang, berambut kasar dan berduri, serta bunga orange kemerahan dikelilingi oleh kelopak berwarna ungu. bunga kerucut ungu ini dibudidayakan secara luas di seluruh Amerika, Kanada, dan Eropa. Terutama di Jerman, bunganya dimanfaatkan karena keindahannya dan pemanfaatannya dibidang kesehatan.

Tanaman Echinacea banyak dikembangkan di berbagai negara. Di Indonesia, tanaman ini banyak diimpor sebagai bahan baku di industri obat tradisional. Dari hasil penelitian, tanaman Echinacea ini dapat tumbuh dan mampu menghasilkan bunga dan biji di daerah Cipanas (Jawa Barat) dan di Unggaran (Jawa Tengah) pada ketinggian 450-1100 m diatas permukaan laut. Untuk pertumbuhannya, dibutuhkan penyinaran matahari penuh.

Pemanfaatan Echinacea sebagai Immunomodulator

Dalam pemanfaatannya, suku Indian menggunakan Echinacea sebagai obat sakit gigi, gangguan saluran pernapasan, batuk, demam, berbagai infeksi, gigitan ular, gigitan serangga dan menambah stamina, yang menunjukan fungsinya sebagai antibiotik ataupun sebagai immunomodulator.

Imunomodulator merupakan pembantu untuk mengoptimalkan sistem imun.

Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan, dihasilkan berbagai obat modern berbahan baku Echinacea, antara lain untuk pengobatan demam, penghilang rasa sakit, herpes, flu, gangguan saluran pernapasan bagian atas, candidiasis, infeksi saluran kencing, luka bakar, penyakit kulit, bronkhitis, alergi, gigitan serangga, rematik, dan leucopenia.

Mekanisme Kerja Echinacea

Pengobatan penyakit infeksi oleh Echinacea disebabkan oleh kemampuan untuk berperan sebagai anti inflamasi dan imunostimulan, dengan memicu kerja limfosit, meningkatkan fagositosis, dan menginduksi produksi interferon.

E. purpurea dapat memacu makrofag untuk menghasilkan sitokin yang akan membantu regulasi sistem imun. Kultur makrofag yang mendapat stimulasi E. purpurea menunjukkan efek antiviral dibandingkan dengan yang tidak distimulasi.

Hal ini dapat dibuktikan pada penelitian Burger et al. (1997). Aktivasi makrofag yang berhubungan dengan aktivasi limfosit T akan meningkatkan produksi IFN dan merangsang proliferasi sel-sel T sitotoksik.

Kandungan Zat Aktif Echinacea

Burick et al. (1997) menyebutkan bahwa tanaman Echinacea mengandung 7 kandungan bahan aktif, yaitu polisakarida, flavonoid, asam kafeat, minyak atsiri, poliasetilen, alkilamida dan miselaneus.

Polisakarida yang larut air berfungsi sebagai stimulan terhadap ketahanan tubuh, sedangkan komponen lemak yang larut berfungsi untuk meningkatkan fagositosis sel.

Akar dari E. purpurea mengandung arabinogalaktan, glikoprotein, dan flavonoid yang berfungsi untuk meningkatkan respon imun. Fraksi polimer berfungsi menstimulasi produksi antibodi dan makrofag untuk produksi interleukin secara in vitro, selain itu E. purpurea bersifat antiviral.

Daftar Pustaka

Bodinet, C. I. W. and N. Beuscher. 1991. Antiviral and immunological activity of glycoproteins from Echinacea purpurea radix. J. Plant Med. 57: 33–34.

Burger, R., A. Torres, R. Warren, V. Caldwell, and B. Hughes. 1997. Echinacea induced cytokine production by human macrophages. Int. J. Immunopharma. 19: 371–379.

Burick, J., H. Quick, and T. Wilson, 1997. Medicinal attributes of Echinacea spp. Coneflowers. Dapat diakses secara online di http://www.interme.com/iom/team/nimmune.html.

Craig, W.J., 1999. Health-promoting properties of common herbs. Am J of Clinical Nutrition 70 (3): 491 – 499.

Hobbs, C. 1994a. Echinacea A Literature Review, Botany, History, Chemistry, Pharmacology, Toxicology, and Clinical Use. Special Supplement to Herbal Gram # 30, p.35-48.

Hobbs, C. 1994b. Echinacea the Immune Herbs, Botanica Press, Capitola, CA, 39p.

Mishima, S., K. Saito, H. Maruyama, M. Inoue, T. Yamashita, T. Ishida, and Y. Gu. 2004. Antioxidant and immuno-enhancing effects of Echinacea purpurea. J. Bio Pharm Bull. 27: 1004–1009.

Rahardjo, M., 2000. Echinacea Tanaman Obat Introduksi Potensial. Warta Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industri, 6 (2): 1-3.

auliya afinasari

Share
Published by
auliya afinasari

Recent Posts

Kimia Farma Hadapi Tantangan Besar: Penutupan Pabrik dan PHK Karyawan

Majalah Farmasetika - PT Kimia Farma (Persero) Tbk, perusahaan farmasi terkemuka di Indonesia, saat ini…

2 hari ago

Pertimbangan Regulasi Terkait Model Peracikan 503B ke 503A untuk Apotek Komunitas

Majalah Farmasetika - Tinjauan mengenai persyaratan bagi apotek yang mempertimbangkan untuk memesan senyawa dari fasilitas…

2 hari ago

FDA Memperluas Persetujuan Delandistrogene Moxeparvovec-rokl untuk Distrofi Otot Duchenne

Majalah Farmasetika - Setelah sebelumnya disetujui pada Juni 2023 dalam proses Accelerated Approval, FDA telah…

2 hari ago

FDA Menyetujui Epcoritamab untuk Pengobatan Limfoma Folikular Kambuhan, Refraktori

Majalah Farmasetika - Persetujuan ini menandai antibodi bispesifik pengikat sel T pertama dan satu-satunya yang…

2 hari ago

FDA Mengeluarkan Surat Tanggapan Lengkap untuk Pengajuan BLA Patritumab Deruxtecan

Majalah Farmasetika - Pengajuan lisensi biologis (BLA) untuk patritumab deruxtecan menerima surat tanggapan lengkap karena…

5 hari ago

FDA Menyetujui Ensifentrine untuk Pengobatan Pemeliharaan Penyakit Paru Obstruktif Kronis

Majalah Farmasetika - Setelah lebih dari 2 dekade, produk inhalasi pertama dengan mekanisme aksi baru…

5 hari ago