Farmasetika.com – Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) melepas ekspor perdana produk temulawak PT. SOHO Industri Farmasi (13/12) di Jakarta Timur. BPOM mendukung sinergi akademis, komunitas, pelaku usaha, dan pemerintah (ABCG) untuk hilirisasi herbal asli Indonesia lainnya.
Indonesia merupakan salah satu negara dengan keanekaragaman hayati terbesar di dunia. Indonesia memiliki sekitar 30.000 spesies tanaman dari total 75.000 spesies di dunia, dengan 9.600 spesies adalah tanaman obat.
Indonesia memiliki potensi besar untuk penelitian, dan juga peluang pasar yang dapat dikembangkan dalam menanggapi meningkatnya permintaan akan obat herbal.
Saat ini obat herbal di Indonesia berkembang dengan baik, mulai dari penemuan sumber botani baru dan senyawa fraksional aktif, formulasi baru, standardisasi bahan baku dan proses pembuatan, hingga pengujian pra-klinis dan klinis produk. Industri jamu juga menunjukkan pertumbuhan yang signifikan, baik dari segi kuantitas maupun kualitas.
Mempertimbangkan tren perkembangan ini, BPOM terus berupaya meningkatkan regulasi dan standar jamu. Untuk itu BPOM melakukan komunikasi intensif dengan Food and Drug Administration (FDA) di negara-negara lain sebelum penetapan standar dan peraturan baru. BPOM juga membangun komunikasi yang baik dengan industri untuk menciptakan upaya strategis dalam meningkatkan daya saing.
Dikutip dari situs resmi BPOM, Kepala BPOM RI, Penny K. Lukito menyampaikan bahwa, seiring perkembangan sains dan teknologi, kini jamu perlu terus dikembangkan dengan memperhatikan keamanan, manfaat, dan kualitasnya.
“Sinergitas berbagai pihak baik pemerintah, industri, akademisi, dan komunitas lain perlu dimaksimalkan untuk pengembangan potensi obat herbal di Indonesia melalui riset yang berkelanjutan,” ungkapnya.
Hari ini, Jumat (13/12), Kepala BPOM menjadi saksi keberhasilan sinergi akademis, komunitas, pelaku usaha, dan pemerintah (ABCG) dalam rangka hilirisasi pemanfaatan hasil penelitian obat tradisional. Keberhasilan sinergi ini diwujudkan dalam bentuk Pengiriman Produk Ekspor Curcuma oleh PT Soho Industri Pharmasi ke negara Kamboja.
“Hari ini, salah satu herbal Indonesia, yaitu temulawak yang diproses dengan inovasi berdasarkan saintifik dan teknologi baru sehingga dapat diterima secara global karena mutu produk yang cukup tinggi. Saya menyampaikan apresiasi dan kebanggaan kepada PT Soho yang telah fokus mengembangkan temulawak dengan menerapkan konsep seed to patient di kebun riset Soho di Sukabumi,” tutur Penny K. Lukito.
“Konsep seed to patient berarti keseluruhan proses telah distandarisasi dan dikontrol, mulai dari penanaman bibit, proses panen, penyimpanan, sampai produk jadi diterima oleh konsumen. Dengan demikian keamanan dan konsistensi kualitas dari produk jadi yang dihasilkan terjamin,” lanjutnya.
Ekspor produk temulawak ini menjadi motivasi BPOM untuk terus mendorong hilirisasi riset pengembangan produk yang mengandung herbal asli Indonesia.
“Kami terus mendukung pelaku usaha yang serius dalam mengembangkan, memproduksi, dan mengekspor produk dalam negeri berdaya saing tinggi yang berasal dari tanaman asli Indonesia,” ujar Penny K. Lukito.
“Mari bersama kita kenalkan beragam kekayaan alam Indonesia kepada dunia.” tutupnya.
Sumber : Indonesia Ekspor Temulawak ke Kamboja. https://www.pom.go.id/new/view/more/pers/522/Indonesia-Ekspor-Temulawak-ke-Kamboja.html
Majalah Farmasetika - Kementerian Kesehatan Republik Indonesia resmi mengesahkan Susunan Organisasi Kolegium Farmasi periode 2024-2028 melalui Keputusan…
Majalah Farmasetika - Yogyakarta, 5 Desember 2024 – Upaya untuk memperkokoh eksistensi dan profesionalisme tenaga…
Majalah Farmasetika - Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Komisi III, Muhammad Rofiqi, menyampaikan klarifikasi…
Majalah Farmasetika - Metformin, salah satu obat diabetes paling populer di dunia, telah lama dikenal…
Majalah Farmasetika - Anggota Komisi III DPR RI Dapil 1 Kalimantan Selatan, dan juga Ketua…
Majalah Farmasetika - Pedagang Besar Farmasi (PBF) adalah perusahaan yang memiliki izin untuk menyediakan, menyimpan,…