farmasetika.com – Akhir-akhir ini dunia kembali dikejutkan dengan penyebaran virus pandemi yang kini dikenal Novel Coronavirus (2019-nCoV). Badan Kesehatan Dunia (World Health Organization) terus update terkait kasus terkini. Hingga 25 Januari 2020, sebanyak 1.320 kasus yang dikonfirmasi telah dilaporkan untuk novel coronavirus (2019-nCoV) secara global.
Koronavirus adalah virus dari familia Coronaviridae yang dapat menyebabkan penyakit pada burung dan mamalia (termasuk manusia). Dikenal pula dengan nama Koronavirus Wuhan atau Pneumonia Wuhan
Struktur tubuh virus (virion) ini terdiri dari membran, selubung lipid bilayer (envelope), glikoprotein yang menyerupai paku (spike), genom RNA positif, dan protein nukleokapsid.
Glikoprotein koronovirus dapat berikatan dengan glikoprotein permukaan sel inang secara spesifik untuk memulai terjadinya infeksi.
Koronavirus diklasifikasikan menjadi tiga golongan utama, golongan 1 dan 2 menginfeksi mamalia, mulai dari kelelawar hingga manusia, sedangkan golongan 3 hanya ditemukan pada spesies avian (burung).
Infeksi virus ini dapat menimbulkan gejala penyakit yang bervariasi, mulai dari hampir tidak timbul gejala apapun hingga gejala yang fatal dan cepat. Infeksi koronavirus dapat menyebabkan berbagai penyakit, seperti bronkitis, ensefalitis, gastroenteritis, dan hepatitis.
Dugaan kasus pertama dilaporkan pada tanggal 31 Desember 2019. Gejala awal mulai bermunculan tiga pekan sebelumnya pada tanggal 8 Desember 2019. Pasar ditutup tanggal 1 Januari 2020 dan orang-orang yang mengalami gejala serupa dikarantina. Kurang lebih 700 orang yang terlibat kontak dengan terduga pengidap, termasuk +400 pekerja rumah sakit, menjalani karantina.
Seiring berkembangnya pengujian PCR khusus untuk mendeteksi infeksi, 41 orang di Wuhan diketahui mengidap virus korona baru 2019-nCoV, dua orang di antaranya suami-istri, salah satunya belum pernah ke pasar, dan tiga orang merupakan anggota satu keluarga yang bekerja di toko ikan. Korban jiwa mulai berjatuhan pada 9 Januari dan 16 Januari 2020.
Pada 22 Januari 2020, para ilmuwan dari Universitas Peking, Universitas Kedokteran Tradisional Tiongkok Guangxi, Universitas Ningbo dan Sekolah Tinggi Teknik Biologi Wuhan menerbitkan sebuah artikel setelah melihat “manusia, kelelawar, ayam, landak, trenggiling, dan dua spesies ular”, yang menyimpulkan bahwa “2019-nCoV tampaknya merupakan virus rekombinan antara koronavirus kelelawar dan koronavirus yang asalnya tidak diketahui”… dan …”ular adalah reservoir hewan satwa liar yang paling mungkin untuk virus 2019-nCoV” yang kemudian menyebar ke manusia. Beberapa ilmuwan lain berpendapat bahwa 2019-nCoV dikembangkan sebagai hasil dari “virus gabungan antara kelelawar dan ular.
Artikel pracetak yang dipublikasikan pada tanggal 23 Januari 2020 di jurnal bioRxiv yang ditulis oleh peneliti dari Institut Virologi Wuhan, Rumah Sakit Jinyintan Wuhan, Universitas Akademi Sains Tiongkok dan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit menyatakan bahwa virus korona ini kemungkinan berasal dari kelelawar, karena analisis mereka menunjukkan bahwa 2019-nCoV 96% identik di tingkat genom secara keseluruhan dengan koronavirus kelelawar.
Hasil penelitian telah menunjukkan bahwa virus 2019-nCoV masuk ke tubuh manusia melalui Reseptor ACE 2, sama seperti virus SARS.
koronavirus adalah keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit mulai dari flu biasa hingga penyakit yang lebih parah seperti Sindrom Pernafasan Timur Tengah (MERS-CoV) dan Sindrom Pernafasan Akut Parah (SARS-CoV). Coronavirus novel (nCoV) adalah jenis baru yang belum diidentifikasi sebelumnya pada manusia.
Koronavirus adalah zoonosis, artinya ditularkan antara hewan dan manusia. Investigasi terperinci menemukan bahwa SARS-CoV ditularkan dari kucing luwak ke manusia dan MERS-CoV dari unta dromedaris ke manusia. Beberapa coronavirus yang dikenal beredar pada hewan yang belum menginfeksi manusia.
Tanda-tanda umum infeksi termasuk gejala pernapasan, demam, batuk, sesak napas dan kesulitan bernafas. Pada kasus yang lebih parah, infeksi dapat menyebabkan pneumonia, sindrom pernapasan akut, gagal ginjal, dan bahkan kematian.
Rekomendasi standar untuk mencegah penyebaran infeksi termasuk mencuci tangan secara teratur, menutupi mulut dan hidung ketika batuk dan bersin, memasak daging dan telur dengan saksama. Hindari kontak dekat dengan siapa pun yang menunjukkan gejala penyakit pernapasan seperti batuk dan bersin.
Sebanyak 1.320 kasus yang dikonfirmasi telah dilaporkan untuk novel coronavirus (2019-nCoV) secara global;
• Dari 1.320 kasus yang dilaporkan, 1.297 kasus dilaporkan dari Tiongkok, termasuk Hong Kong SAR (5 kasus yang dikonfirmasi), Makau SAR (2 kasus dikonfirmasi) dan Taipei (3 kasus dikonfirmasi).
• Sebanyak 1.965 kasus yang dicurigai telah dilaporkan dari 20 provinsi, wilayah, dan kota di Tiongkok (tidak termasuk SAR Hong Kong, SAR Makau dan Taipei).
• Dua puluh tiga kasus yang dikonfirmasi telah dilaporkan di luar China di sembilan negara (lihat tabel1).
• Dari 23 kasus yang dikonfirmasi ini, 21 memiliki riwayat perjalanan ke Kota Wuhan, Cina; satu kasus di Australia kontak langsung dengan kasus yang dikonfirmasi dari Wuhan selama di Cina; dan satu kasus yang dikonfirmasi di Vietnam tidak memiliki sejarah perjalanan ke bagian manapun dari China sebagaimana disebutkan dalam laporan situasi yang diterbitkan pada 24 Januari. Menurut penyelidikan awal, ini merupakan contoh dari manusia ke manusia transmisi dalam keluarga.
• Dari 1.287 kasus yang dikonfirmasi (tidak termasuk SAR Hong Kong, Makau SAR dan Taipei), 237 kasus memiliki telah dilaporkan sakit parah
• Empat puluh satu kematian telah dilaporkan hingga saat ini (39 kematian di provinsi Hubei, satu kematian di Hebei provinsi dan satu di provinsi Heilongjiang).
• Pada 25 Januari 2020, jumlah kasus yang dikonfirmasi 2019-nCoV yang dilaporkan telah meningkat sebesar 474 kasus sejak laporan situasi terakhir yang diterbitkan pada 24 Januari 2020.
Untuk mengetahui penyebaran virus ini secara online bisa dilihat melalui peta onlie https://gisanddata.maps.arcgis.com/apps/opsdashboard/index.html#/bda7594740fd40299423467b48e9ecf6
Cara mengurangi risiko terkena infeksi Coronavirus yang telah diberikan panduannya oleh WHO.
1. Cuci tangan dengan sabun dan air, atau cairan pencuci tangan beralkohol
2. Tutup hidung dan mulut saat batuk atau bersin dengan tissue atau siku tangan
3. Jangan kontak berdekatan dengan orang yang mempunyai gejala mirip batuk-pilek atau flu
4. Masaklah telur dan daging hingga matang
5. Jangan kontak tanpa pelindung dengan hewan liar atau hewan ternak.
Sumber ;
Majalah Farmasetika - Kementerian Kesehatan Republik Indonesia resmi mengesahkan Susunan Organisasi Kolegium Farmasi periode 2024-2028 melalui Keputusan…
Majalah Farmasetika - Yogyakarta, 5 Desember 2024 – Upaya untuk memperkokoh eksistensi dan profesionalisme tenaga…
Majalah Farmasetika - Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Komisi III, Muhammad Rofiqi, menyampaikan klarifikasi…
Majalah Farmasetika - Metformin, salah satu obat diabetes paling populer di dunia, telah lama dikenal…
Majalah Farmasetika - Anggota Komisi III DPR RI Dapil 1 Kalimantan Selatan, dan juga Ketua…
Majalah Farmasetika - Pedagang Besar Farmasi (PBF) adalah perusahaan yang memiliki izin untuk menyediakan, menyimpan,…