Opini

Pola COVID-19 Indonesia Mirip Iran, Saat Ini Tiap 10 Menit 1 Orang Meninggal di Iran

farmasetika.com – Centre for Strategic and International Studies (CSIS) merilis data hasil analisisnya pada 18 Maret 2020 dimana memperlihatkan wabah pandemi COVID-19 pola eksponensialnya mirip dengan kasus COVID-19 di Iran. Laporan ArabNews saat ini, di Iran setiap 10 menit 1 orang meninggal karena COVID-19.

Haryo Aswicahyono sebagai Peneliti senior di Departemen Ekonomi CSIS Indonesia memaparkan bahwa pemahaman mengenai aspek teknikalitis dari penyebaran Covid-19 di Indonesia sangat diperlukan. Karena ia menentukan kebijakan dan kecepatan dalam melaksanakan kebijakan mitigasi.

Berdasarkan analisis dari tim CSIS Indonesia, data sementara memperlihatkan bahwa pertumbuhan jumlah kasus Covid-19 di Indonesia mengikuti pola pertumbuman eksponensial. Dalam pola pertumbuhan semacam ini diperlukan pemahaman untuk menghindari dikotomi antara pertimbangan ekonomi dan pertimbangan perlindungan ‘kemanusiaan’. Beberapa negara memperlihatkan contoh bahwa jalan moderat diantara kedua pertimbangan itu bisa menjadi pilihan yang baik

Perkembangan Covid-19 di Indonesia

Berdasarkan data yang terbatas (hanya 15 hari observasi), perkembangan Covid-19 di Indonesia memang mengikuti pola eksponensial, dan kemungkinan besar akan terus tumbuh eksponensial seperti pola yang terlihat di Iran dan Italia.

“Melihat kemiripan pola Iran dan Indonesia, saya mencoba melakukan regresi untuk mengestimasi kemiringan kurva Indonesia dan Iran” tulis Haryo dalam laporan CSIS Commentaries.

Sumber: diolah dari update harian WHO yang dikumpulkan oleh https://ourworldindata.org/coronavirus

Kemiringan kurva, diwakili oleh parameter α yang menunjukkan kecepatan bertambahnya kasus (yang dilaporkan) adalah:

untuk Iran: α = 0.2171

untuk Indonesia: α = 0.2176

Apa makna angka itu? Secara rata-rata kasus yang dilaporkan Iran dan Indonesia tumbuh 21,7 persen per hari. Perhitungan lebih lanjut menghasilkan perkiraan pertumbuhan sebesar 21.7 persen akan mengakibat meningkatnya kasus dua kali lipat kurang lebih setiap dua sampai tiga hari.

Masalah lain yang berkembang di tengah masyarakat adalah banyak yang mengatakan bahwa “yang terinfeksi virus jauh lebih banyak dari yang dilaporkan”.

Pernyataan seperti itu ada benarnya. Akan tetapi, dalam hal pertumbuhan eksponensial pernyataan itu tidak terlalu mempengaruhi perhitungan trend/pertumbuhan.

Sebagai ilustrasi:

katakanlah bahwa pada setiap 1 kasus yang terdeteksi akan ada 1000 kasus tidak terdeteksi.

Dengan demikian, maka:

Day-1 bila terdeteksi 2 kasus, maka akan ada yang terinfeksi (kasus tidak terdeteksi) sebanyak 2000

Day-2 bila terdeteksi 3 kasus, maka akan ada yang terinfeksi sebanyak 3000

Maka, pertumbuhan terdeteksi = (3-2)/2*100=50%

pertumbuhan terinfeksi = (3000-2000)/2000*100 = 50%

Dari perhitungan di atas terlihat bahwa tidak ada perbedaan, kecuali faktor yang diasumsikan sebanyak 1000 itu berubah juga.

“Untuk Indonesia dan Iran dugaan saya faktor pengali itu tidak berubah banyak. Tidak seperti di China, Korea Selatan dan lain-lain yang bisa memobilisasi produksi test kits dengan cepat.” lanjut Haryo.

Tentu saja mengetahui jumlah kasus yang sebenarnya secara ideal amatlah penting. Misalnya untuk kesiapan rumah sakit melayani penderita. Akan tetapi, itu pun bisa dilakukan dalam dua langkah. Tetap mengestimasi pertumbuhan berdasarkan kasus yang dilaporkan, dan mengestimasi faktor pengali sambil menghindari bias estimasi (yang artinya menambah jumlah tes dengan penyebaran fasilitas tes lebih merata).

Perkembangan COVID-19 di Iran, Tiap 10 Menit 1 Orang Meninggal

Setiap 10 menit, satu orang meninggal dunia karena corona virus di Iran. Iran bahkan membuat kuburan massal untuk para korban.

“Berdasarkan informasi kami, setiap 10 menit satu orang meninggal karena virus corona dan sekitar 50 orang terinfeksi virus setiap jam di Iran,” Juru Bicara Kementerian Kesehatan Iran Kianush Jahanpur dilansir ArabNews, Jumat (20/3/2020).

Wakil Menteri Kesehatan Iran Alireza Raisi mengatakan jumlah total warga Iran yang terinfeksi Covid-19 mencapai 18.407. Jumlah kematian mencapai 1.284 dan menjadi yang paling parah di Timur Tengah.

Indonesia bisa merubah pola eksponensial dengan cegah bersama

CSIS Indonesia menyimpulkan bahwa pertumbuhan eksponensial mempunyai ciri yang khas. Ia akan terlihat datar di masa-masa awal, sebelum akhirnya melonjak drastis. Selanjutnya pertanyaan mengenai kapan kurva itu akan kembali mendatar akan sangat tergantung pada kecepatan dan efektivitas dari respons yang dilakukan.

Konsekuensi dari pola perkembangan seperti itu adalah bahwa pengambil kebijakan dan masyarakat akan cenderung lengah dan menggampangkan di awal-awal penyebaran pandemi, sebelum kemudian terkejut bahwa jumlah kasus meningkat drastis.

Kecepatan penanganan juga sangat penting seperti terlihat dalam grafik di bawah.

Model kasus kumulatif virus korona dengan penerapan social distancing
dalam jarak satu hari . Sumber: https://medium.com/

Berdasarkan model yang dibuat oleh penulis artikel itu, perbedaan sehari saja dalam mengambil putusan menerapkan social distancing secara serius efeknya akan menjadi sangat besar, bisa sampai 40 persen.

Disinilah pentingnya peranan semua elemen di Indonesia untuk bersatu padu melawan COVID-19 yakni pemerintah, tenaga kesehatan, para alim ulama, masyarakat, agar pola penyebaran COVID-19 berikutnya tidak seperti di Iran.#NW

Sumber :

Pertumbuhan Eksponensial dan Mitigasi COVID-19: Hindari Framing Dikotomis. https://www.csis.or.id/publications/pertumbuhan-eksponensial-dan-mitigasi-covid-19-hindari-framing-dikotomis/

Satu Orang Meninggal Tiap 10 Menit, Wabah Corona di Iran Memprihatinkan https://www.wartaekonomi.co.id/read277355/satu-orang-meninggal-tiap-10-menit-wabah-corona-di-iran-memprihatinkan

farmasetika.com

Farmasetika.com (ISSN : 2528-0031) merupakan situs yang berisi informasi farmasi terkini berbasis ilmiah dan praktis dalam bentuk Majalah Farmasetika. Di situs ini merupakan edisi majalah populer. Sign Up untuk bergabung di komunitas farmasetika.com. Download aplikasi Android Majalah Farmasetika, Caping, atau Baca di smartphone, Ikuti twitter, instagram dan facebook kami. Terimakasih telah ikut bersama memajukan bidang farmasi di Indonesia.

Share
Published by
farmasetika.com

Recent Posts

Menkes Rilis Pengurus Organisasi Kolegium Farmasi 2024-2028

Majalah Farmasetika - Kementerian Kesehatan Republik Indonesia resmi mengesahkan Susunan Organisasi Kolegium Farmasi periode 2024-2028 melalui Keputusan…

4 hari ago

IVFI dan Kolegium Farmasi Indonesia Bersinergi untuk Kemajuan Tenaga Vokasi Farmasi

Majalah Farmasetika - Yogyakarta, 5 Desember 2024 – Upaya untuk memperkokoh eksistensi dan profesionalisme tenaga…

2 minggu ago

Anggota Dewan Klarifikasi Istilah Apoteker Peracik Miras di Dunia Gangster

Majalah Farmasetika - Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Komisi III, Muhammad Rofiqi, menyampaikan klarifikasi…

3 minggu ago

Penggunaan Metformin pada Pasien Diabetes Tingkatkan Risiko Selulitis, Infeksi Pada Kaki, dan Amputasi

Majalah Farmasetika - Metformin, salah satu obat diabetes paling populer di dunia, telah lama dikenal…

3 minggu ago

Anggota DPR Minta Maaf, Salah Pilih Kata Apoteker bukan Secara Harfiah

Majalah Farmasetika - Anggota Komisi III DPR RI Dapil 1 Kalimantan Selatan, dan juga Ketua…

3 minggu ago

Peran Penting Apoteker dalam Menjamin Distribusi Aman Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor Farmasi (NPP)

Majalah Farmasetika - Pedagang Besar Farmasi (PBF) adalah perusahaan yang memiliki izin untuk menyediakan, menyimpan,…

1 bulan ago