Majalah Farmasetika – Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) telah siap memproduksi Tes Kit RT-PCR dengan kapasitas produksi 50 ribu/pekan hasil kerjasama dengan perusahaan Nusantics Genetics dan Bio Farma.
BPPT mengembangkan RT-PCR Test Kit dgn menggunakan strain virus orang indonesia yang positif terjangkit virus corona sehingga lebih akurat untuk masyarakat Indonesia.
Saat ini prototipe sedang dibuat bersama dengan Nusantics Genetics yang selanjutnya akan diuji oleh Balitbang Kemenkes.
Deputi Teknologi Agroindustri dan Bioteknologi BPPT Soni S Wirawan, mengungkapkan purwarupa yang dikembangkan bersama Nusantics menggunakan strain virus corona dari RS di Indonesia.
“Punya kita ini kan di tes oleh sample Covid-19 yang positif orang Indonesia. PCR kit itu banyak, yang nawarin dari luar banyak. Tapi mungkin mereka PCR kit nya lebih cocok untuk kasus Covid yang ada di tempat mereka. Misalnya di China, mereka coba sample positif Covid di China, kalau di Indonesia belum tentu cocok”, ujarnya saat acara Sapa Indonesia di Kompas TV (26/04).
Sementara, Direktur Pemasaran, Penelitian dan Pengembangan PT Bio Farma Sri Harsi Teteki mengatakan, keunggulan PCR kit anak bangsa ini salah satunya ialah proses distribusi dan pengadaan yang lebih cepat serta akurasi PCR jauh lebih bagus.
Sebagai karya anak bangsa lanjut Sri, ini adalah saatnya kolaborasi bareng untuk inovasi dan hilirisasi dari riset ini menjadi peran penting di Bio farma untuk menghadirkan PCR kit lebih cepat.
“Guna menjaga kelangsungan ini dan melihat bahwa respon yang sangat antusias membuat kami bersemangat melakukan proses selanjutnya, tidak hanya 100 ribu test kit saja, tapi kita akan memenuhi apa yang menjadi kebutuhan nasional” ujarnya dikutip dari situs resmi BPPT.
Ia menyebut, untuk proses distribusi 100 ribu tes kit, pihaknya akan melakukan sesuai dengan gerakan Indonesia Pasti Bisa. Untuk 100 ribu pertama akan distribusikan melalui ruma sakit dan laboratorium yang menjadi rujukan. Adapun target distribusi dibulan Juni dan akhir Mei yang 100 ribu, kemudian 50 ribu perminggu.
“Dengan adanya produk buatan lokal, diharapkan ketersedian alat uji dalam negeri akan terpenuhi, dan tidak perlu menunggu lama lagi untuk kedatangan alat uji impor.” Tutup akun twitter @bppt_ri (27/4/2020).
Terlihat dalam rilisnya, nama produk yang akan digunakan adalah Indonesia TFRIC-19 BioCOV-19.
Majalah Farmasetika - Kementerian Kesehatan Republik Indonesia resmi mengesahkan Susunan Organisasi Kolegium Farmasi periode 2024-2028 melalui Keputusan…
Majalah Farmasetika - Yogyakarta, 5 Desember 2024 – Upaya untuk memperkokoh eksistensi dan profesionalisme tenaga…
Majalah Farmasetika - Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Komisi III, Muhammad Rofiqi, menyampaikan klarifikasi…
Majalah Farmasetika - Metformin, salah satu obat diabetes paling populer di dunia, telah lama dikenal…
Majalah Farmasetika - Anggota Komisi III DPR RI Dapil 1 Kalimantan Selatan, dan juga Ketua…
Majalah Farmasetika - Pedagang Besar Farmasi (PBF) adalah perusahaan yang memiliki izin untuk menyediakan, menyimpan,…